Apa
yang Dikatakan Injil tentang Muhammad SAW (?)
By: Ahmed Deedat
Dengan Menyebut
Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang
Salam damai, Ummat
beriman
Assalamu’alaykum
Warahmatullahi Wabarakatuh~
"Katakanlah,
'Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur'an itu datang dari
sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil
mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an…'
"(QS. Al-Ahqaaf: 10).
Saudara
ketua, ibu-ibu dan bapak-bapak,
Tema
pembicaraan sore ini "Apa Yang Dikatakan Injil Tentang Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam tiada keraguan hal ini tentu mengejutkan
kebanyakan Anda karena pembicara adalah seorang Muslim. Bagaimana bisa terjadi
seorang Muslim menjelaskan secara terperinci ramalan kitab orang Yahudi dan
Kristen?
Sebagai
anak muda, sekitar 30 tahun yang lalu, saya menghadiri serangkaian ceramah
keagamaan oleh seorang ahli ilmu agama kristen, yang terhormat Pendeta Hiten,
pada "Theatre Royal", Durban.
Paus
atau Kissinger?
Pendeta
yang terhormat ini, menjelaskan secara terperinci ramalan-ramalan Injil. Ia
terus membuktikan bahwa kitab Injil meramalkan kebangkitan Sovyet Rusia dan
hari akhir. Pada satu tahap ia melanjutkan pembuktian lebih luas bahwa kitab
sucinya tidak menghilangkan Paus dari ramalannya. Dengan penuh semangat ia
berbicara panjang lebar untuk meyakinkan pendengarnya bahwa "Beast
666" yang disebutkan dalam kitab wahyu tersebut kitab terakhir dari
Perjanjian Baru adalah Paus, pendeta Kristus dibumi. Tidak pantas bagi kita
umat Islam untuk ikut dalam pertentangan anfara Katholik Roma dan Protestan
ini. Tetapi, penjelasan terakhir orang Kristen mengatakan bahwa "Beast
666" pada kitab Injil adalah Dr. Henry Kissinger.
Sarjana-sarjana
Kristen berlaku jujur dan tak kenal lelah dalam usahanya membuktikan kasus
mereka.
Ceramah
Pendeta Hiten membuat saya bertanya jika kitab Injil meramalkan banyak hal
bahkan termasuk "Paus" dan "Israel"- maka tentunya harus
ada sesuatu yang mengatakan tentang kedermawanan terbesar dari umat manusia Nabi
suci Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam-.
Sebagai
pemuda saya mulai mencari jawabannya: Saya menemui banyak pendeta, menghadiri
ceramah dan membaca segala sesuatu yang dapat saya hubungkan dengan ramalan
Injil. Malam ini saya akan menceritakan kepada Anda satu dari tanya jawab-tanya
jawab ini dengan seorang dominee dari Gereja Reformasi Belanda.
Angka
Keberuntungan 13
Saya
diundang ke Transvaal untuk berbicara pada peringatan Maulid Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam. Saya mengetahui bahwa di propinsi tersebut bahasa
Afrika digunakan secara umum, bahkan oleh bangsa saya sendiri, saya merasa
harus sedikit belajar bahasa ini, sehingga dapat merasa sedikit seperti di
rumah sendiri dengan masyarakat tersebut. Saya membuka buku petunjuk telepon
dan mulai menelpon para pembicara gereja Afrika. Saya menyatakan maksud saya
kepada para pendeta bahwa saya tertarik berdialog dengan mereka, tetapi mereka
semua menolak permintaan saya dengan permohonan maaf yang dapat diterima. Angka
13 adalah angka keberuntungan saya. Telepon ke 13 membuat saya merasa senang
dan lega. Van Heerden, seorang dominee, setuju untuk bertemu saya di rumahnya
pada Sabtu siang, sehingga saya harus pergi ke Transvaal.
Dominee
menerima saya di Beranda dengan sambutan yang bersahabat, dan berkata jika saya
tidak keberatan, ia akan senang jika ayah mertuanya yang berasal dari Free
State (seorang pria tua berumur 70-an) bergabung dengan kami dalam diskusi.
Saya tidak keberatan. Kami bertiga duduk di perpustakaannya. .
Mengapa
Tidak Ada?
Saya
mengajukan pertanyaan, "Apakah yang dikatakan Injil tentang
Muhammad?"
Tanpa
ragu-ragu ia menjawab, "Tidak ada!"
Saya
bertanya, "Mengapa tidak ada? Berdasarkan penafsiran Anda Injil mengatakan
banyak hal tentang kebangkitan Soviet Rusia dan tentang hari akhir, bahkan
tentang Paus dari Katholik Roma?"
Dia
berkata, "Ya, tetapi tidak ada tentang Muhammad!"
Saya
bertanya lagi, "Mengapa tidak ada? Muhammad seorang yang bertanggungjawab
membawa jutaan pengikutnya menjadi sebuah komunitas yang mendunia, yang dengan
pengaruhnya, percaya pada:
1.
Keajaiban kelahiran Yesus,
2.
Bahwa Yesus adalah Mesias,
3.
Bahwa dengan izin Tuhan, Ia dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang
buta sejak lahir dan penderita kusta.
Tentunya
kitab tersebut (Injil) mengatakan sesuatu tentang pemimpin besar manusia ini,
yang berkata sangat baik tentang Yesus dan ibunya Maryam?" (Kesejahteraan
untuk mereka berdua).
Orang
tua dari Free State menjawab, "Anakku, saya telah membaca Injil selama 50
tahun lebih dan jika terdapat sesuatu yang menyinggung tentang Muhammad, saya
akan mengetahuinya."
Tidak
Ada Nama Itu
Saya
bertanya, "Menurut Anda, bukankah di dalam Perjanjian Lama terdapat
ratusan ramalan sehubungan dengan kedatangan Yesus".
Dominee
menyela, "Bukan ratusan, bahkan ribuan!"
Saya
berkata, "Saya tidak akan memperdebatkan 1001 ramalan di Perjanjian Lama
sehubungan dengan kedatangan Yesus Kristus, karena umat Islam di seluruh dunia
telah menerimanya tanpa perlu pembuktian dari ramalan Injil mana pun. Kami umat
Islam secara defacto telah menerima Yesus dengan pengaruh Muhammad saja, dan
saat ini di dunia terdapat tidak kurang dari 900.000.000 pengikut Muhammad yang
mencintai, memuliakan dan menghormati utusan Tuhan yang besar ini -Yesus
Kristus-tanpa perlu diyakinkan oleh umat Kristen melalui arti Injil dalam
dialek bahasa mereka. Dari ribuan ramalan tersebut, dapatkah Anda menunjukkan
satu saja ramaian yang menyebutkan nama Yesus? Istilah Mesias yang
diterjemahkan Kristus adalah bukan nama tetapi sebuah sebutan. Adakah sebuah
ramalan yang mengatakan bahwa nama Mesias akan menjadi Yesus dan nama ibunya
akan menjadi Maria; bahwa yang seharusnya menjadi ayahnya adalah Yusuf si tukang
kayu; bahwa ia akan lahir pada masa pemerintahan raja Hero dan lain-lain?
"Tidak!
Tidak ada perincian seperti itu!" jawab Dominee.
Saya
bertanya, "Lalu bagaimana Anda menyimpulkan bahwa ribuan ramalan tersebut
mengacu kepada Yesus?"
Apakah
Ramalan Tersebut?
Dominee
menjawab, "Perhatikan, ramalan adalah kata-kata yang menggambarkan sesuatu
yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ketika hal itu terjadi, kita
lihat secara nyata pemenuhan atas apa yang telah diperkirakan di masa lalu
dalam ramalan-ramalan tersebut."
Saya
berkata, "Apa yang sebenarnya Anda lakukan adalah bahwa Anda menyimpulkan,
mencari alasan, menempatkan dua dan dua bersama-sama."
Dia
berkata, "Ya."
Saya
berkata, "Jika ini yang Anda lakukan dengan ribuan ramalan untuk
membenarkan pendapat Anda tentang keaslian Yesus, mengapa kita tidak melakukan
sistem yang sama untuk Muhammad? Dominee setuju hal tersebut adalah argumen
yang adil, alasan yang dapat diterima dalam memperlakukan masalah tersebut.
Saya
memintanya untuk membuka Ulangan, pasal 18, ayat 18 (kitab kelima dari kitab
Yahudi dan Kristen). Saya membaca ayat tersebut berdasarkan ingatan dalam versi
Afrika, dengan tujuan sedikit berlatih bahasa yang digunakan bangsa di Afrika
Selatan tersebut.
'N
Profeet Sal Ek Vir Hulle Verwek Uit Die Midde Van Hulle Broers, Soos Jy Is,
En Ek Sal My Woorde In Sy Mond Le, En Hy Sal Aan Hulle Se Alles Wat Ek Hom Beveel
Deut. 18:18
En Ek Sal My Woorde In Sy Mond Le, En Hy Sal Aan Hulle Se Alles Wat Ek Hom Beveel
Deut. 18:18
Terjemahannya
sebagai berikut:
"Seorang
nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau
ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada
mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." (In-jil-Ulangan 18: 18)
Nabi
Seperti Musa
Saya
meminta maaf karena pelafalan yang tidak jelas dalam membacakan versi tersebut
dalam bahasa Afrika. Dominee meyakinkan saya bahwa saya melakukannya dengan
baik. Saya bertanya, "Kepada siapa ramalan tersebut ditujukan?"
Tanpa
keraguan sedikit pun dia menjawab, "Yesus!"
Saya
bertanya, "Mengapa Yesus, namanya tidak disebut di sini?"
Dominee
menjawab, "Karena ramalan adalah kata-kata yang menggambarkan sesuatu yang
akan terjadi pada masa yang akan datang, kita temukan kata-kata dalam ayat ini
cukup melukiskannya. Anda lihat, kata yang paling penting dari ramalan ini
adalah Soos Jy Is (like unto thee), -seperti kamu- seperti Musa, dan Yesus
seperti Musa.
Saya
bertanya, "Dalam hal apa Yesus seperti Musa?"
Jawabannya
adalah; "Pertama, Musa adalah seorang Yahudi dan Yesus juga seorang
Yahudi; Kedua, Musa adalah seorang nabi dan Yesus juga seorang nabi -karena itu
Yesus seperti Musa dan itu tepat sekali seperti yang dikatakan Tuhan kepada
Musa- Soos Jy Is.
"Dapatkah
Anda pikirkan persamaan-persamaan lain antara Musa dan Yesus?" tanya saya.
Dominee
mengatakan ia tidak dapat memikirkan yang lain. Saya membalas, "Jika hanya
dua kriteria ini saja untuk menentukan calon dalam ramalan pada Ulangan 18: 18,
maka untuk kasus ini kriteria dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa
pada kitab Injil: -Solomon, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi,
Yohanes Pembaptis dan lain-lain, karena mereka semua juga seorang
"Yahudi" dan "Nabi". Mengapa tidak menerapkan ramalan
tersebut kepada salah satu nabi-nabi ini, dan mengapa harus Yesus? Mengapa kita
harus menganggap yang satu ikan sementara yang lainnya unggas?" Dominee
tidak menjawab. Saya meneruskan, "Perhatikan, kesimpulan saya adalah Yesus
hampir tidak seperti Musa, dan jika salah, saya akan senang jika Anda
meluruskan saya."
Tiga
Ketidaksamaan
Sambil
berkata, saya memberi alasan kepadanya:
Pertama,
Yesus tidak seperti Musa, karena, menurut Anda "Yesus adalah Tuhan",
tetapi Musa bukanlah Tuhan. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya
kepada Dominee.
Dominee
menjawab, "Ya."
Saya
berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"
Kedua,
menurut Anda "Yesus Mati Untuk Dosa-dosa Dunia", tetapi Musa tidak
mati untuk hal tersebut. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada
Dominee.
Dia
menjawab lagi, "Ya."
Saya
berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"
Ketiga,
menurut Anda "Yesus Pergi Ke Neraka Selama Tiga Hari", tetapi Musa
tidak masuk ke sana. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada
Dominee.
Dia
menjawab tanpa perlawanan, "Ya."
Saya
menyimpulkan, "Karena itu Yesus tidak seperti Musat"
"Tetapi.:.,"
kata Dominee menyela.
Saya
lanjutkan dulu, kataku, "ini semua bukanlah fakta yang sukar, kokoh dan
nyata. Hal ini adalah persoalan keyakinan belaka di mana seorang awam dapat
tersandung dan jatuh. Marilah kita diskusikan sesuatu yang sangat sederhana,
sangat mudah, yang jika orang awam diundang untuk mendengar diskusi tersebut
mereka tidak akan kesulitan mengikutinya, bagaimana?" Dominee sangat
senang dengan usulan tersebut.
BAB
1-1-2 : DELAPAN ARGUMEN YANG
TAK TERBANTAH
1. Ayah
dan Ibu
Musa
mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Muhammad juga mempunyai seorang ayah
dan seorang ibu. Tetapi Yesus hanya mempunyai seorang ibu, dan ayahnya bukan
seorang manusia. Apakah hal ini benar?"
Dia
berkata, "Ya."
Saya
berkata, "Daarom is Jesus nie soos moses nie, maar Muhummed is soos
moses!" artinya: "Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi
Muhammad seperti Musa!" (Sejak saat ini pembaca akan menyadari bahwa saya
menggunakan bahasa Afika hanya bertujuan untuk latihan. Saya harus menghentikan
penggunaannya dalam penjelasan ini).
2. Kelahiran
Ajaib
Musa
dan Muhammad lahir secara normal dan alamiah, yaitu melalui percampuran fisik
antara seorang pria dan wanita, tetapi Yesus diciptakan dengan sebuah keajaiban
istimewa. Dalam Kitab Matius 1: 18 "... sebelum mereka (Yusuf dan Maria)
hidup sebagai suami istri, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus ..."
Dan, Lukas mengatakan bahwa ketika berita gembira atas kelahiran anak suci
tersebut diberitahukan kepada Maria, dia memberi alasan: "... bagaimana
hal itu mungkin terjadi, sedangkan aku belum bersuami? Jawab malaikat itu
kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinnggi
akan menaungi engkau...." (Lukas l: 34-35).
Kitab
Suci Al-Qur'an menegaskan kelahiran Yesus yang ajaib tersebut dalam istilah
yang mulia dan luhur dalam menjawab pertanyaan yang logis dari Maria: "Ya
Rabbku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh
oleh seorang laki-lakipun?"Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):
"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
"Jadilah" lalu jadilah dia."(QS. Ali Imran: 47). Bukanlah
menjadi keharusan bagi Allah untuk menanam benih pada seseorang atau binatang.
Jika Dia menghendakinya itu pasti akan terjadi. Ini adalah konsep umat Islam
pada kelahiran Yesus. (Ketika sayamembandingkan versi Al-Qur'an dan Injil tentang
kelahiran Yesus kepada pendeta Dunkers, pemimpin masyarakat penginjil, di kota
terbesar kami ini, dan ketika saya bertanya, "Versi mana yang lebih Anda
sukai untuk diberikan kepada anak perempuan Anda, Al-Qur'an atau Injil?"
Pria
tersebut menundukkan kepalanya dan menjawab, "Versi Al-Qur'an." Dengan
cepat saya berkata kepada Doominee, "Apakah benar kelahiran Yesus yang
ajaib berlawanan dengan kelahiran Musa dan Muhammad yang alami?"
Dia
menjawab dengan bangga, "Ya!"
Saya
berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa tetapi Muhammad seperti
Musa".
Dan,
Tuhan berkata kepada Musa pada Ulangan 18: 18 "Like unto thee"
(Seperti kamu, seperti Musa) dan Muhammad seperti Musa.
3. Ikatan
Perkawinan
Musa
dan Muhammad menikah dan mempunyai anak, tetapi Yesus tetap menjadi seorang
bujangan selama hidupnya. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya
kepada Dominee.
Dominee
menjawab: "Ya."
Saya
berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti
Musa"
4. Yesus
Ditolak Oleh Kaumnya
Musa
dan Muhammad diterima sebagai nabi oleh kaumnya dalam kehidupan mereka. Tidak
ada keraguan bahwa orang-orang Yahudi terus menerus memberi kesulitan kepada
Musa, tetapi sebagai bangsa secara keseluruhan, mereka mengetahui bahwa Musa
adalah utusan Allah yang dikirim untuk mereka. Orang-orang Arab juga membuat
kehidupan Muhammad menjadi menderita. Beliau sangat menderita akibat ulah
mereka. Setelah 13 tahun berda'wah di Makkah, beliau harus pindah dari kota
kelahirannya.
Tetapi
sebelum kematiannya, bangsa Arab secara keseluruhan telah menerimanya sebagai
utusan Allah. Tetapi berdasarkan Injil - "Dia (Yesus) datang kepada milik
kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerimanya."
(Yohanes 1: 11). Dan bahkan sampai hari ini, setelah 2000 tahun, kaumnya
orang-orang Yahudi, secara keseluruhan telah menolaknya. "Apakah hal ini
benar?" saya bertanya kepada Dominee.
Dominee
berkata, "Ya."
Saya
berkata; "Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti
Musa."
5. Kerajaan
"Dunia Lain"
Musa
dan Muhammad adalah nabi dan juga raja. Nabi berarti seorang manusia yang
menerima wahyu untuk menunjuki manusia dan menyampaikan petunjuk ini kepada
ciptaan Allah seperti yang diterimanya tanpa ada penambahan atau pengurangan.
Raja adalah seorang manusia yang mempunyai kekuasaan atas hidup dan mati
rakyatnya. Tidaklah penting apakah orang tersebut mengenakan mahkota atau
tidak, atau apakah dia mengenakan pakaian raja; Jika seseorang mempunyai hak
untuk memberikan hukuman mati -Dia adalah raja-. Musa memiliki kekuasaan
tersebut. Ingatkah Anda orang Israel yang pada hari Sabbath ditemukan sedang
mengumpulkan kayu bakar, dan Musa menghukum mati orang tersebut dengan
dilontari batu? (Bilangan 15: 36). Terdapat tindakan kejahatan lainnya yang
disebutkan dalam Injil yang karenanya Musa memberikan hukuman mati pada
orang-orang Yahudi tersebut. Begitujuga Muhammad, beliau memiliki kekuasaan
atas hidup dan mati kaumnya. Pada Injil terdapat beberapa contoh orang-orang yang
hanya diberi kenabian, tetapi tidak dalam posisi untuk menerapkan petunjuk
mereka. Beberapa orang suci Tuhan yang tidak berdaya menghadapi penolakan yang
keras atas pesan yang disampaikan mereka ini adalah nabi Lot, Jonah, Daniel,
Ezra dan Yohanes Pembaptis. Mereka hanya dapat menyampaikan pesan, tetapi tidak
dapat memaksakan hukuman. Sayangnya nabi suci Yesus juga termasuk kategori ini.
Para penginjil Kristen dengan jelas membenarkan hal ini: Ketika Yesus diseret
sebelum Gubernur Roma (Pontius Pilate) menuduhnya sebagai pendusta, Yesus
membuat sebuah pernyataan meyakinkan dalam pembelaannya untuk menyangkal
tuduhan yang salah:
"Jawab
Yesus, 'Kerajaanku bukan dari dunia ini; Jika kerajaanku dari dunia ini, pasti
hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang orang
Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini. " (Yohanes 18: 36). Hal
ini meyakinkan Pilatus (seorang penyembah berhala) dengan pemikiran bahwa Yesus
tidak sepenuhnya berkuasa atas kemampuan ruhaninya, dia tidak menganggapnya
orang yang membahayakan pemerintahannya. Yesus hanya menuntut sebuah kerajaan
spiritual, dengan kata lain dia hanya menyatakan sebagai seorang nabi.
"Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.
Dominee
menjawab, "Ya."
Saya
berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti
Musa."
6. Tak
Ada Hukum Baru
"Musa
dan Muhammad membawa hukum dan aturan baru untuk kaumnya. Musa tidak hanya
memberi 10 perintah Allah kepada orang-orang Israel, tetapi hukum-hukum
peribadatan yang sangat luas sebagai petunjuk kaumnya. Muhammad datang kepada
sebuah kaum yang sangat bodoh dan biadab. Mereka menikahi ibu tirinya,
menguburkan anak perempuannya hidup-hidup, mabuk-mabukan, berzina, menyembah
berhala dan berjudi dari hari ke hari. Gibbon melukiskan orang-orang Arab
sebelum Islam dalam Decline and Fal1 of the Roman Empire (artinya: Kemunduran
dan Keruntuhan Kekaisaran Romawi.), "Kebrutalan manusia, hampir tanpa
perasaan, sulit dibedakan keburukannya dari sisa-sisa penciptaan hewan."
Sukar mendapatkan sesuatu yang membedakan antara manusia dan hewan pada saat
itu. Mereka adalah hewan dalam wujud manusia.
Dari
kebiadaban yang hina ini, Muhammad meng-angkat mereka, dalam kata-kata Thomas
Carlysle, "Menjadi pembawa obor penerangan dan pelajaran. Bagi bangsa Arab
ini adalah kelahiran dari kegelapan menjadi cahaya. Untuk pertama kalinya Arab
menjadi hidup karenanya. Masyarakat penggembala yang miskin, mengembara tidak
dikenal di padang pasir sejak penciptaan dunia. Perhatikan, tidak dikenal
menjadi terkemuka di dunia, yang kecil telah tumbuh menjadi dunia besar. Dalam
satu abad kemudian Granada telah berada di tangan bangsa Arab dan Delhi di
tangannya yang lain. Pandangan sekilas dalam keberanian, kemegahan, dan cahaya
kecerdasan, Arab menyinari bagian yang besar dari dunia... " Kenyataannya
adalah Muhammad memberikan kaumnya sebuah hukum dan peraturan yang belum pernah
dimiliki mereka sebelumnya.
Mengenai
Yesus, ketika orang-orang Yahudi merasa curiga terhadapnya bahwa ia mungkin
seorang penipu dengan tujuan menyesatkan ajaran mereka, Yesus mengambil
penderitaan untuk meyakinkan mereka bahwa dia tidak datang dengan agama baru.
Tidak ada hukum baru dan tidak ada peraturan baru. Saya kutip kata-katanya:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau meniadakan kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi'. "(Matius 5:
17-18).
Dengan
kata lain, dia tidak datang dengan hukum atau aturan baru. Dia datang hanya
untuk menggenapi hukum lama. Hal inilah yang diberikannya kepada orang-orang
Yahudi untuk dimengerti. Kecuali jika ia sedang mencoba menggertak orang-orang
Yahudi, agar menerimanya sebagai utusan Allah dan dengan dalih mencoba
memasukkan agama baru kepada mereka. Tidak! Utusan Tuhan ini tidak akan pernah
berusaha dengan curang untuk menumbangkan agama Tuhan. Dia dengan sendirinya
mematuhi hukum. Dia mematuhi perintah-perintah Musa, dan menghormati hari
Sabbath. Tidak ada kesempatan seorang Yahudi menunjukkan jari padanya dan
berkata, "Mengapa kamu tidak puasa" atau "Mengapa kamu tidak
mencuci tanganmu sebelum membelah roti". Yesus menuduh mereka selalu
mengatakan bertentangan dengan muridnya, tetapi tidak pernah bertentangan
dengannya. Hal ini karena sebagai seorang Yahudi yang baik, ia menghormati
hukum-hukum nabi yang men-dahuluinya. Singkatnya, ia tidak menciptakan agama
baru dan tidak membawa hukum baru seperti Musa dan Muhammad.
"Apakah
hal ini benar?" Saya bertanya kepada Domi-nee.
Dan,
ia menjawab, "Ya."
Saya
berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti
Musa."
7. Bagaimana
Mereka Pergi
Musa
dan Muhammad meninggal dalam kematian yang wajar, tetapi menurut agama Kristen,
Yesus dengan kejam dibunuh di tiang salib. "Apakah hal ini benar?"
saya bertanya kepada Dominee.
Dominee
menjawab, "Ya."
Saya
menegaskan, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti
Musa." .
8. Surga
Sebagai Tempat Kediaman
Musa
dan Muhammad terbaring dikubur dalam bumi, tetapi menurut Anda, Yesus
beristirahat di surga. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada
Dominee. Dominee setuju. Saya berkata,
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti Musa."
BAB
1-1-3 : BUKTI LEBIH LANJUT
Ismail
Anak Pertama
Sejak
Dominee tanpa daya menyetujui setiap permasalahan, saya berkata, "Dominee,
sejauh ini yang saya lakukan hanya membuktikan satu point (masalah) dari
keseluruhan ramalan. Membuktikan rangkaian kata Like Unto Thee (Seperti kamu -
Seperti Musa). Ramalan tersebut lebih ba-nyak dari sebuah ungkapan berikut:
"Seorang
nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperli engkau
ini..." Penekanannya pada kata-kata "Dari antara saudara
mereka." Musa dan kaumnya, orang-orang Yahudi, di sini ditujukan sebagai
satu kesatuan ras, dan sebagai 'saudara' mereka tanpa ragu-ragu adalah bangsa
Arab. Perhatikanlah, kitab suci Injil menyatakan Ibrahim (Abraham) sebagai
"Sahabat Tuhan". Ibrahim mempunyai 2 orang istri, Sarah dan Hajar.
Hajar melahirkan seorang anak Ibrahim, putra pertamanya. "... dan Ibrahim
menamai anak yang dilahirkan Hajar itu Ismail. "(Kejadian 16:15).
"Dan, Ibrahrim memanggil Ismail, anaknya.... " (Ke-jadian 17: 23).
"Dan, Ismail, anaknya, berumur 13 tahun ketika dikerat kulit khatannya.
"(Kejadian 17: 25). Sampai usia 13 tahun Ismail adalah satu-satunya anak
dan benih Ibrahim, ketika perjanjian disahkan antara Tuhan dan Ibrahim. Tuhan
memberi Ibrahim anak laki-laki melalui Sarah, yang dinamakan Ishak, yang sangat
muda dibandingkan Ismail.
Bangsa
Arab dan Yahudi
Jika
Ismail dan Ishak adalah anak dari ayah yang sama (Ibrahim), maka mereka adalah
kakak beradik. Karena itu, anak dari salah seorang mereka adalah saudara dari
anak yang lain. Keturunan Ishak adalah bangsa Yahudi dan keturunan Ismail
adalah bangsa Arab jadi mereka bersaudara satu sama lain. Injil menegaskan
"...Dan, dia (Ismail) akan menentang semua saudaranya." (Kejadian 16:
12). "Dan, dia (Ismail) wafat dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya."
(Kejadian 25: 17). Anak-anak Ishak adalah saudara dari keturunan Ismail. Dengan
cara yang sama Muhammad berasal dari saudara bangsa Israel, karena dia adalah
keturunan anak Ismail putra Ibrahim. Hal ini tepat sekali dengan ramalan
tersebut: "... dari antara saudaramu" (Ulangan 18: 18). Ramalan itu
dengan jelas menyebutkan nabi yang akan datang yang seperti Musa, harus tidak
berasal dari anak-anak Ismail atau di antara mereka sendiri, tetapi berasal
dari antara saudara mereka. Karena itu Muhammad berasal dari saudara mereka.
Firman
dalam Mulut
Lebih
jauh ramalan mengatakan, "... dan Aku akan menaruh fuman-Ku dalam
mulutnya..." Apakah artinya jika dikatakan, "Saya akan menaruh firman
saya dalam mulut Anda?" Perhatikan, ketika mula-mula saya meminta Anda
(Dominee) untuk membuka Ulangan 18: 18 dan jika saya meminta Anda untuk
membacanya, lalu Anda telah membacanya, apakah itu berarti saya telah menaruh
firman saya dalam mulut Anda?"
Dominee
menjawab, "Tidak."
Tetapi,
saya melanjutkan, "Jika saya mengajari Anda sebuah bahasa yang Anda tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya, seperti bahasa Arab, dan bila saya meminta
Anda untuk membaca atau mengulangi sesudah saya, apa yang saya ucapkan; yaitu:
"Katakanlah,
'Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan, tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia.' (QS. Al-Ikhlas: 1-4).
Tidakkah
saya sedang menaruh kata-kata asing yang belum pernah didengar dan telah kamu
ucapkan, ke dalam mulut Anda?" Dominee tentu saja setuju.
Dengan
cara yang sama, saya berkata; "Kata-kata kitab suci Al-Qur' an, wahyu yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada Muhammad diungkapkan."
Sejarah
menyatakan bahwa Muhammad ketika itu ber-sia 40 tahun. Ia berada dalam sebuah
gua kira-kira 3 mil ke utara dari kota Makkah. Hari itu adalah malam ke 17
bulan Ramadhan (dalam buku aslinya yang berbahasa Inggris ditulis: "malam
ke 27 bulan Ramadhan). Dalam gua malaikat Jibril memerintahkannya dalam bahasa
daerahnya:
"Baca!"
atau 'nyatakan!' atau 'bawakan!"' Muhammad ketakutan dan dalam keadaan
kebingungan menjawab:
"Saya
tak dapat membaca!" Malaikat memerintahkan untuk kedua kalinya dengan
hasil yang sama. Pada yang ketiga kalinya malaikat melanjutkan:
Barulah
Muhammad mengerti apa yang harus dilakukannya hanyalah mengulangi untuk
berlatih. Dan dia mengulangi kata-kata yang ditaruh dalam mulutnya:
"Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar
manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketabuin,ya." (QS. Al-'Alaq: 1-5).
Ini
semua adalah ayat pertama yang diwahyukan kepada Muhammad, yang sekarang merupakan
permulaan surat ke 96 (Al-'Alaq) dari Al-Qur'an.
Kesaksian
Orang-orang Yang Beriman
Segera
setelah malaikat pergi, Muhammad berlari ke rumahnya. Dengan ketakutan dan
berkeringat seluruh tubuhnya, beliau meminta istri tercintanya, Khadijah, untuk
menyelimutinya. Beliau berbaring, dan istrinya memandanginya. Ketika telah
tenang kembali, Muhammad menjelaskan kepada istrinya apa yang telah dilihat dan
didengarnya. Khadijah meyakinkannya bahwa ia percaya kepada Muhammad dan bahwa
Allah tidak akan membiarkan hal mengerikan seperti itu terjadi padanya. Apakah
ini semua adalah pengakuan seorang penipu? Apakah penipu mengaku bahwa ketika
seorang malaikat mendatangi mereka dengan pesan dari Yang Maha Tinggi, mereka
menjadi kuatir, ketakutan dan berkeringat seluruh tubuhnya, lari ke rumah
menuju istrinya? Setiap kritikus dapat melihat bahwa reaksi dan pengakuannya
ini adalah dari seorang yang jujur dan tulus, manusia kebenaran -Al Amin- yang
jujur, yang tulus dan yang dapat dipercaya.
Selama
23 tahun berikut dalam hidup kenabiannya, kata-kata tersebut 'ditaruh dalam
mulutnya' dan beliau mengucapkannya. Kata-kata tersebut memberi pengaruh yang
tak terhapuskan dalam hati dan pikirannya; dan ketika jumlahnya bertambah,
kata-kata suci tersebut dicatatnya pada daun, kulit dan tulang belikat hewan,
serta di dalam hati murid-murid yang tekun. Sebelum kematiannya, kata-kata ini
disusun dalam urutan seperti yang dapat kita temukan saat ini dalam Kitab Suci
Al-Qur'an. Kata-kata wahyu tersebut benar-benar ditaruh di dalam mulutnya;
tepat seperti dikatakan dalam ramalan pada diskusi, "Dan Aku akan menaruh
Firman-Ku dalam mulutnya." (Injil - Ulangan 18: 18)
Nabi
Yang Ummi
Pengalaman
Muhammad di dalam gua Hira, kemudian dikenal sebagai Jabal Nur, dan reaksinya
terhadap wahyu pertama benar-benar memenuhi ramalan Injil yang lain. Pada kitab
Yesaya 29:12, kita baca: "Dan apabila kitab itu" (Al-kitab, Al-Qur'an
- 'pembacaan', 'pembawaan') "diberikan kepada seorang yang tidak dapat
membaca" Nabi yang ummi, Al Qur'an surat Al-A'raf ayat 158, dengan
mengatakan, "Baiklah baca ini, Saya berdo'a untuk kamu" (Kalimat:
"Saya berdo'a untuk kamu" tidak ada dalam nas-kah Yahudi, bandingkan
dengan Katholik Roma "versi Douay" dan juga dengan "versi standar
yang sudah direvisi", Revised Standard Version) "Dan ia akan
menjawab, 'Aku tidak dapat membaca'. " "Aku tidak dapat
membaca!" adalah terjemahan yang tepat dari kata-kata yang diucapkan 2
kali oleh Muhammad kepada Roh Kudus, Malaikat Jibril, ketika dia memerintahkan
("Baca!").
Izinkan
saya mengutip ayat tersebut secara lengkap tanpa terpotong seperti pada
"versi King James" atau "versi yang telah disahkan" yang
lebih terkenal: "Dan, apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang
tidak dapat membaca dengan mengatakan, 'Baiklah baca ini, saya berdo'a untuk
kamu', maka ia akan menjawab, 'Aku tidak dapat membaca'." (Injil - Yesaya
29: 12)
Yang
perlu diperhatikan adalah belum ada Injil berbahasa Arab pada abad 6 Masehi,
ketika Muhammad hidup dan berda'wah. Disamping itu beliau benar-benar tidak
dapat membaca dan menulis. Tak ada seorang manusia pun yang pernah mengajarinya
sebuah kata. Gurunya adalah penciptanya :
"Dan,
tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang
diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. " (QS. An-Najm: 3-5)
Tanpa
pengajaran dari seorang manusia pun, ia membuat malu orang-orang yang
berpengetahuan.
Peringatan
Penting
"Perhatikan!"
Saya berkata kepada Dominee, "Bagaimana ramalan tersebut cocok sekali
dengan Muhammad. Kami tak perlu menjabarkan ramalan agar terpenuhi dalam diri
Muhammad."
Dominee
membalas, "Semua penjelasan Anda terdengar sangat baik, tetapi itu semua
tidak mempunyai konsekuensi yang nyata, karena kami umat Kristen memiliki Yesus
Kristus sebagai reinkarnasi Tuhan, yang menyelamatkan kami dari perbudakan
dosa!"
Saya
bertanya, "Tidak penting?"
Tuhan
tidak menganggap demikian! Dia mengalami banyak kesulitan agar peringatannya
diingat. Tuhan tahu bahwa akan ada orang-orang seperti Anda yang dengan
kepandaian berbicara, dengan senang akan mengurangi kata-katanya, sehingga dia
melanjutkan Ulangan 18:18 dengan peringatan yang menakutkan: ayat terdekat
berikutnya, "Dan, hal tersebut akan terjadi". "Orang yang tidak
mendengarkan segala Firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku,
daripadanya akan Kutuntut pertanggungjawaban." (Pada Injil Katholik
kata-kata terakhirnya adalah -"Aku akan menjadi pembalas dendam"- Aku
akan membalas untuknya - Aku akan membalasnya!) "Apakah hal ini tidak
menakutkanmu? Tuhan Yang Maha Kuasa sedang, mengancam pembalasan dendam! Nafas
kita terengah-engah jika beberapa penjahat mengancam, tidakkah kamu takut pada
peringatan Tuhan?"
"Ajaib
dari keajaiban-keajaiban!" Pada Ulangan 18:19 kita mendapatkan pemenuhan
lebih jauh pada diri Muhammad! Perhatikan kata-kata, "... firman-Ku yang
akan diucapkan Nabi itu dengan nama-Ku," "Atas nama siapa Muhammad
berbicara?" Saya membuka Kitab Suci Al-Qur-'an -terjemahan Ustadz Yusuf
Ali, pada surat 114, Surat An-Naas, atau 'Manusia'- surat terakhir, dan
menunjukkan pada Dominee formula di atas, surat tersebut:
"Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Dan di atas
surat 113:
"Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Dan setiap
surat sebelumnya 112, 111, 110, . . . . . formula dan artinya sama untuk setiap
halaman, karena akhir surat-surat akhir adalah pendek dan masing-masingnya
kira-kira hanya satu halaman.
"Dan
apa yang diinginkan ramalan tersebut?'... yang akan diucapkan dia (nabi itu)
dengan nama-Ku' dan atas nama siapa Muhammad berbicara? 'Dengan nama Allah yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.' Isi ramalan tersebut terpenuhi dalam diri
Muhammad.
"Setiap
surat dalam Al-Qur'an kecuali surat ke 9 (At-Taubah) dimulai dengan formula:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
Umat Islam memulai setiap kegiatan yang sah menurut hukum dengan formula suci.
Tetapi umat Kristen memulai: "Dengan nama Bapak, Anak dan Roh Kudus."
Memperhatikan
Ulangan bab 18; saya telah memberikan kepada Anda lebih dari 15 alasan
bagaimana ramalan tersebut ditujukan kepada Muhammad bukan Yesus.
BAB
1-1-4 : PERJANJIAN BARU JUGA
MEMBENARKAN
Baptis
Bertentangan Dengan Yesus
Pada
Perjanjian Baru, kita temukan bahwa orang-orang Yahudi masih mengharapkan
terpenuhinya ramalan "Seorang seperti Musa", lihat Yohanes 1:19-25.
Ketika Yesus menyatakan sebagai Mesias dari orang-orang Yahudi, mereka mulai
bertanya dimana Elia? Orang-orang Yahudi mempunyai sebuah ramalan paralel bahwa
sebelum kedatangan Mesias, Elia harus datang terlebih dahulu pada kedatangannya
yang kedua. Yesus menyatakan kepercayaan Yahudi ini:
"...
Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu,
'Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia',… Pada waktu itu
mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes
Pembaptis." (Injil - Matius 17: 11-13)
Menurut
Perjanjian Baru, bangsa Yahudi bukanlah orang-orang yang menerima begitu saja
kata-kata siapa pun yang akan menjadi Mesias. Dalam penyelidikannya mereka
mengalami kesulitan yang hebat dalam menemukan Mesias yang benar. Dan, kitab
Yohanes menyatakan, "Dan inilah kesaksian Yohanes," (pembaptis)
"Ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang
Lewi kepadanya untuk menanyakan dia, 'Siapakah engkau?' Ia mengaku dan tidak
berdusta, katanya, Aku bukan Mesias'." (Hal ini wajar karena tidak mungkin
ada 2 Mesias pada saat bersamaan. Jika Yesus adalah Mesias maka Yohanes tidak
mungkin Mesias!)
Dan,
mereka bertanya kepadanya, "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?"
Dia
menjawab, "Bukan!"
Di
sini Yohanes Pembaptis bertentangan dengan Yesus! Yesus menyatakan bahwa
Yohanes adalah Elia dan Yohanes menyangkal bahwa dia adalah yang dimaksud oleh
Yesus. Satu dari dua (Yesus atau Yohanes) dilarang Tuhan! Benar-benar tidak
berbicara kebenaran. Pada kesaksian Yesus sendiri, Yohanes Pembaptis adalah
nabi terbesar bangsa Israel:
Aku
berkata kepadamu, "Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh
perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes
Pembaptis...." (Injil - Matius 11: 11)
Kita
umat Islam mengetahui bahwa Yohanes Pembaptis adalah Nabi Yahya Alaihis-salam.
Kita memuliakannya sebagai nabi yang benar dari Allah. Nabi Suci Yesus, kita
kenal sebagai Isa Alaihis-salam, dia juga dimuliakan sebagai utusan yang hebat
dari Yang Maha Kuasa. Bagaimana kami umat Islam menyatakan salah satu dari
mereka berbohong? Kita tinggalkan masalah antara Yesus dan Yohanes agar
dipecahkan oleh umat Kristen, karena kitab suci mereka mengandung banyak
ketidak sesuaian yang telah mereka sembunyikan sebagai "pernyataan gelap
tentang Yesus". Kami umat Islam sangat tertarik dengan pertanyaan terakhir
yang ditujukan kepada Yohanes Pembaptis oleh orang-or-ang Yahudi,
"Engkaukan Nabi itu? Dia menjawab, "Bukan!" (Injil - Yohanes 1:
21)
Tiga
Pertanyaan
Silahkan
perhatikan bahwa terdapat 3 pertanyaan yang jelas dan berbeda, ditujukan kepada
Yohanes Pembaptis dan 3 buah jawaban "tidak" yang tegas dari Yohanes.
Sebagai ikhtisar:
1.
Apakah engkau Mesias?
2.
Apakah engkau Elia?
3.
Apakah engkau nabi itu?
Tetapi
umat Kristen yang berpengetahuan, entah bagaimana hanya melihat 2 pertanyaan
diterapkan di sini.Untuk menjelaskan keragu-raguan bahwa orang-orang Yahudi
benar-benar mempunyai tiga ramalan terpisah dalam fikiran mereka ketika mereka
menanyai Yohanes Pembaptis. Mari kita baca bantahan orang-orang Yahudi, pada
ayat-ayat berikut: .
"Mereka
bertanya kepadanya, katanya, 'Mengapa engkau membaptis, jika engkau bukan
Mesias, bukan Elia dan bukan nabi itu?" (Injil - Yohanes 1: 25)
Orang-orang
Yahudi sedang menunggu terpenuhinya 3 ramalan yang jelas: Pertama, kedatangan
Mesias. Kedua, kedatangan Elia dan ketiga, kedatangan nabi itu.
"Nabi
Itu"
Jika
kita lihat Injil manapun yang mempunyai indeks atau referensi silang, maka kita
akan menemukan dalam catatan pinggir pada halaman dimana kata-kata "Nabi
Tersebut" atau "Nabi Itu" dalam Yohanes 1: 25 bahwa kata-kata
ini mengacu pada ramalan di ulangan 18:15 dan 18. Dan, bahwa "Nabi
Itu" - "Nabi Seperti Musa" - 'Like unto Thee' telah dibuktikan
dengan bukti yang berlimpah bahwa Ia itu adalah Muhammad dan bukan Yesus!
Kami
umat Islam tidak menyangkal bahwa Yesus adalah "Mesias", yang
diterjemahkan sebagai "Kristus". Kami tidak mempertentangkan
"ribuan dan satu ramalan" yang banyak dikatakan umat Kristen pada
Perjanjian Lama yang meramalkan kedatangan Mesias. Apa yang kami katakan adalah
Ulangan 18:18 tidak mengacu pada Yesus tetapi itu adalah sebuah ramalan yang
jelas tentang Nabi Suci Muham-mad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Dominee,
dengan sangat sopan berpisah dengan saya sambil mengatakan bahwa ini adalah
diskusi yang sangat menarik dan dia akan sangat senang jika suatu hari saya
datang dan berbicara kepada jamaahnya dengan tema tersebut. Satu setengah
dasawarsa telah berlalu sejak itu, tetapi saya masih tetap menunggu hak
tersebut. Saya yakin Dominee bersungguh-sungguh sewaktu dia menawarkan, tetapi
dia mungkin keras kepala dan siapa yang mau kehilangan domba-dom-banya?
Ujian
Pahit
Kepada domba-domba kristus saya berkata, "Mengapa tidak menerapkan ujian pahit yang Tuhan kehendaki sendiri agar diterapkan kepada siapa saja yang akan menjadi penuntut kenabian?" Dia telah berkata: "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik… dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (Injil - Matheus 7: 16-20).
Mengapa
Anda takut menerapkan uji coba ini terhadap ajaran Muhammad? Kamu akan
mendapatkan dalam Perjanjian Lama Tuhan - Kitab Suci Al-Qur'an- pemenuhan
ajaran Musa dan Yesus yang benar, yang akan membawa kebahagian dan kedamaian
yang diinginkan kepada dunia. "Jika seorang manusia seperti Muhammad
dianggap kediktatoran dunia modern, dia akan berhasil memecahkan masalah-masalah
yang akan membawa dunia kepada kedamaian dan kebahagiaan yang dibutubkan."
(George Bernard Shaw)
Yang
Teragung
Majalah
mingguan "TIME" edisi 15 Juli 1974 memuat opini-opini pilihan dari
sejumlah sejarawan, penulis, kaum militer, pengusaha dan lainnya tentang
masalah-masalah: "Siapa pemimpin besar dalam sejarah?" Beberapa
mengatakan, Hitler; lainnya mengatakan, Gandhi, Budha, Lincoln dan yang
disenangi lainnya. Tetapi Jules Masserman, seorang psikoanalis Amerika, membuat
batas yang tegas dan memberi kriteria yang benar untuk menilai.
Dia
berkata, "Pemimpin harus memenuhi 3 fungsi:
1.
Menyediakan petunjuk yang
mensejahterakan,
2.
Menyediakan sebuah organisasi sosial di
mana rakyat merasa relatif aman, dan
3.
Menyediakan mereka satu set
keyakinan."
Dengan
3 kriteria di atas dia meneliti sejarah dan menganalisanya: Hitler, Pasteur,
Caesar, Musa, Confucius dan banyak lagi dan akhirnya menyimpulkan:
"Orang-orang
seperti Pasteur dan Salk adalah pemimpin pada pengertian pertama. Orang-orang
seperti Gandhi dan Confucius pada satu sisi serta Alexander, Caesar dan Hitler
pada sisi lain adalah pemimpin pada pengertian yang kedua dan mungkin yang
ketiga. Yesus dan Budha hanya masuk pada kategori ketiga saja. Bolehjadi
pemimpin terbesar sepanjang masa adalah Muhammad, seorang yang menggabungkan
ketiga fungsi tersebut, sedangkan untuk tingkatan yang lebih rendah adalah
Musa.
Berdasarkan
standar obyektif yang dibuat Profesor Universitas Chicago, yang saya yakin
adalah seorang Yahudi, Yesus dan Budha tidak termasuk dalam gambaran
"Pemimpin-pemimpin besar umat manusia", tetapi dengan sebuah
kebetulah yang aneh, grup Musa dan Muhammad bersama-sama menambah bobot lebih
jauh terhadap argumen bahwa Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti
Musa: Ulangan 18: 18 Like unto Thee -Seperti Musa!
Yang
terhormat Pendeta James L. Dow dalam Collins Dictionary of the Bible memberi
bukti lebih jauh, bahwa Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa:
"Sebagai negarawan dan pemberi hukum, Musa adalah pencipta orang-orang
Yahudi. Dia menemukan percampuran yang tidak tepat dari bangsa Semit, tidak ada
satu pun dari.... "Satu-satunya orang dalam sejarah yang dapat
dibandingkan kepadanya adalah Muhammad." (Pendeta James L. Dow)
Sebagai
kesimpulan, saya akhiri dengan sebuah kutipan dari seorang pendeta Kristen,
komentator Injil, yang kemudian diikuti perkataan Tuhannya:
"Kriteria
utama dari nabi yang benar adalah karakter moral pengajarannya." (Prof.
Dummelow )
"Dari
buahnya kita akan mengetahui mereka." (Yesus Kristus)
Marilah
Kita Bermusyawarah Bersama-sama
"Katakanlah,
'Hai Ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang
tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesutu pun dan tidak pula sebagian
kita menjadikan sebagian yang lain sebagai sesembahan selain Allah'. Jika
mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)'." (QS. Ali 'Imran:64)
"Ahli
kitab" adalah sebutan penghormatan yang diberikan kepada orang-orang
Yahudi dan Kristen di dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Di sini umat Islam
diperintahkan untuk mengajak -"Hai Ahli kitab!"- Hai orang-orang yang
berilmu! Hai orang-orang yang menyatakan sebagai penerima wahyu, kitab suci;
Marilah bermusyawarah bersama-sama mencapai konsep yang sama - "bahwa kita
beribadah tidak kepada yang lain kecuali Allah, karena tidak ada selain Allah
yang layak untuk disembah, bukan karena "…Tuhan, Allahmu, adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan Bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku." (Injil -
Keluaran 20:5) Tetapi karena dia Tuhan dan pemberi harapan kita, penyusun dan
pendukung kita, patut untuk semua pujian, doa dan ketaatan.
Secara
abstrak orang-orang Yahudi dan Kristen akan setuju terhadap ketiga hal di dalam
ayat Al Qur'an itu. Dalam prakteknya mereka gagal. Terlepas dari penyelewengan
ajaran dari kesatuan atas satu Tuhan yang benar (Allah Subha-nahu wa Ta'ala)
ada pertanyaan tentang kependetaan suci, (hal ini juga diturunkan di antara
kaum Yahudi), seperti jika seorang manusia belaka -Cohen, atau Paus, atau
Pendeta, atau Brahma- dapat menyatakan keunggulan terpisah dari pengetahuan dan
kemurnian hidupnya, atau dapat berdiri di antara manusia dan Tuhan dalam
beberapa pengertian khusus. Islam tidak mengenal kependetaan.
Keyakinan
Islam diberikan kepada kita di sini dalam sebuah bentuk singkat:
"Katakanlah
(hai orang orang mu'min), 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'i1, Ishak, Ya'qub dan
anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Rabbnya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun
di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya'." (QS.
Al-Baqarah: 136).
Posisi
umat Islam jelas. Seorang Muslim tidak menyatakan mempunyai sebuah agama khusus
untuk dirinya sendiri. Islam bukanlah agama suatu golongan atau etnis. Dalam
pandangannya semua agama adalah satu, karena kebenaran adalah satu: Islam
adalah agama yang sama dengan agama yang telah disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu.
(QS. Asy-Syuura: 13). Semua kitab-kitab tersebut mengajarkan kebenaran. Intinya
adalah kesadaran akan kehendak dan rencana Allah serta ikhlas dalam ketaatan
atas rencana itu. Jika seseorang menginginkan sebuah agama selain itu, dia
menyalahi kodratnya, dan menyalahi keinginan dan rencana Allah. Seperti tidak
seorang pun dapat mengharap petunjuk, padahat ia dengan pertimbangan mendalam
telah meninggalkan petunjuk.
Sekian dari kami. Semoga menjadi ilham.
Salam damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.
Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah,
Waasyhaduanna-Muhammada(r)-Rasulullah~
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~
0 komentar:
Posting Komentar