Karena suatu saat "Damai" bukan hanya slogan Dunia.

Minggu, 31 Juli 2016

Umat Muslim Menyembah Ka’bah?



Umat Muslim Menyembah Kabah?

Pertanyaan:
“Ketika Islam melarang pemujaan terhadap berhala, mengapa umat Muslim memuja dan menunduk di hadapan Ka’bah dalam ibadahnya?

Salam Damai,
Assalamualaykum Warahmatullah~

Jawaban:

Ka’bah merupakan Kiblat atau arah di mana umat Muslim menghadapkan wajahnya ketika melaksanakan shalat. Sangatlah penting untuk dicatat bahwa, meskipun umat Muslim menghadapkan wajahnya ke Ka’bah ketika shalat, mereka tidak memuja atau menyembah Ka’bah. Umat Muslim memuja dan menyembah hanya kepada Allah SWT, hal tersebut tertulis di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: “Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka Kami akan memalingkan kamu ke arah Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke Masjidil Haram: dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (Q.S Al-Baqarah [2] : 144)

Mari kita simak :

1.    Islam percaya pada pengembangan kesatuan.

Misalnya, kala umat Muslim akan melakukan shalat, bisa saja ada sebagian dari mereka ingin menghadapkan wajahnya ke utara dan sementara sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan. Agar semua umat bersatu, umat Muslim dalam sembahyang mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa diperintahkan untuk menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap ke Ka’bah. Jika umat Muslim tinggal di sebelah barat Ka’bah, maka wajahnya menghadap ke timur. Jika mereka tinggal di sebelah timur Ka’bah, maka wajahnya menghadap ke barat saat shalat.

2.      Ka’bah terletak di Pusat Peta Dunia.

Umat Muslim adalah orang-orang yang pertama kali menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan mengarahkan selatan ada di atas dan utara di bawah. Ka’bah terletak di tengah-tengah. Kemudian, pembuat peta asal Barat menggambar peta dengan meletakan utara di sebelah atas sementara selatan ada di bagian bawah. Meskipun begitu, Ka’bah tetap terletak di tengah-tengah atau pusat dari peta dunia.

3.      Tawaf mengelilingi Ka’bah = Mengindikasikan bahwa Tuhan itu satu.

Ketika umat Muslim datang ke Masjidil Haram di Mekkah, mereka melakukan tawaf dengan mengelilingi Ka’bah. Hal ini menandakan keimanan dan penyembahan pada satu Tuhan ibarat di setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah SWT, satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.

4.      Hadits Umar Bin Khathab

Sehubungan dengan batu hitam Hajar Aswad, ada sebuah hadits yang dikaitkan kepada shahabat Nabi SAW, Umar Bin Khathab. Menurut Shahih Bukhari (Vol.2), tentang Haji, BAB 56-H, No. 675. Umar berkata, “Aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak bisa memberi kebaikan atau kerugian. Tidak pernah aku melihat Nabi SAW menyentuh (dan mencium) mu, maka aku tidak akan pernah menyentuh (dan mencium) mu.”

5.      Orang-orang berdiri di atas Ka’bah dan mengumandangkan Adzan.

Pada zaman Nabi, orang-orang justru berdiri di atas Ka’bah dan mengumandangkan Adzan atau seruan untuk melaksanakan Shalat. Siapapun silakan tanyakan kepada mereka, yang berani mengatakan tanpa ada bukti bahwa umat Muslim menyembah Ka’bah: “Penyembah berhala yang mana yang berdiri di atas berhala sesembahannya?”. Cukup logis?

Sekian dan Salam Damai.
Assalamu’alaykum Warahmatullah~
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kunjungi kami

Kunjungi kami
Klik untuk masuk ke G+ Kami

Siapa Kami dan siapa Anda?

Anda dan Kami, serumpun. Mengalir dalam darah kita, garis keturunan Adam dan Hawa. Nafas pun, kita peroleh dari Sang Khaliq. Tidak ada manusia yang berdiri sendiri. Sari pati tanah adalah asal mula penciptaan kita. Serumpun dalam rukun. Membangun kata "Damai" agar bukan hanya sebagai slogan Dunia. Salam Damai, dari ummat yang ingin berdamai. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhaduallaa Ilaaha-Illallaah - Wa-Asyhadu Anna Muhammada-rrasuulullah. Allahu Akbar!

Translate this/Terjemahkan

Klik untuk mencari artikel kami