Karena suatu saat "Damai" bukan hanya slogan Dunia.

Minggu, 31 Juli 2016

Akhirat : Kehidupan Setelah Mati



Akhirat : Hidup Setelah Mati

Pertanyaan:
Bagaimana anda membuktikan eksistensi akhirat, yaitu kehidupan setelah mati?

Salam damai ummat beriman,
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~

Jawaban:

1.  Keyakinan terhadap hari akhir tidak dilandasi oleh kepercayaan buta.

Banyak orang bertanya-tanya, “bagaimana orang dengan pendekatan ilmiah dan logika bisa memegan kepercayaan akan adanya hidup setelah mati?.” Orang-orang beranggapan bahwa mereka yang percaya terhadap hari akhir adalah orang dengan kepercayaan yang buta. Kepercayaan tentang kehidupan di akhirat dilandaskan pada pendapat yang logis.

2.  Hari akhir adalah kepercayaan yang masuk akal.

Ada ratusan Ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan fakta-fakta ilmiah (dalam buku Dr. Zakir Naik : “Qur’an and Modern Science-Compatible or Incompatible?”). Banyak fakta-fakta yang disebutkan di dalam Al-Qur’an yang telah menunjukkan bukti-bukti dalam beberapa abad, akhir-akhir ini. Namun, ilmu pengetahuan belum sampai ke level yang paling maju untuk mengkonfirmasi setiap pernyataan yang dikatakn dalam Al-Qur’an.  Katakanlah, 80% dari semua yang disebutkan dalam Al-Qur’an terbukti 100% kebenarannya. Sisa yang 20% belum dikategorikan secara ilmiah sebab belum ada teknologi canggih yang bisa membuktikan benar/tidaknya pernyataan dalam 20% kandungan Al-Qur’an tersebut. Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kita miliki, kita tidak bisa mengatakan bahwa satu persen atau satu ayat dalam Al-Qur’an yang berprosentasi 20% ini keliru. Ketika 80% isi Al-Qur’an sudah dibuktikan 100% benar, dan 20% isi Al-Qur’an tersebut belum bisa dibuktikan, logika bisa mengatakan bahwa pasti yang 20% pun adalah benar. Wujud dari akhirat yang disebutkan dalam Al-Qur’an termasuk ke dalam porsi yang ke 20% yang logika saya mengatakan bahwa itu benar.

3.  Konsep perdamaian dan nilai-nilai Kemanusiaan tidak berguna tanpa konsep hari akhir.

Apakah perampokan itu merupakan tindakan yang baik atau jahat? Orang normal akan mengatakan bahwa itu adalah perbuatan yang jahat. Bagaimana seorang yang tidak percaya pada hari akhir, yakin bahwa tindakan kriminal berupa merapok adalah kejahatan? Contohnya, saya menjadi seorang kriminal yang sangat kuat dan berpengaruh di dunia, dan saya adalah orang yang pintar dan logis. Saya mengatakan bahwa perampokan itu baik, karena membantu kita mendapatkan hidup yang mewah sehingga merampok itu baik bagi saya. Jika ada seseorang yang bisa memberikan satu argumen yang logis mengapa merampok itu suatu kejahatan atau hal yang buruk bagi saya, maka saya akan berhenti melakukannya. Orang biasanya menyampaikan argumen-argumen berikut:

a)    Seseorang yang dirampok akan menghadapi kesulitan ataupun masalah.

Sebagian orang akan mengatakan bahwa orang yang dirampok akan menghadapi kesulitan. Saya sangat setuju bahwa perampokan memang tidak menguntungkan bagi si korban. Tapi merampok itu baik untuk saya. Jika saya merampok ribuan dolar, maka saya bisa menyantap makanan yang enak di restoran berbintang lima.

b)    Seseorang yang merampok mungkin akan dirampok juga (mendapatkan karma).

Beberapa orang berpikir, bahwa “suatu hari saya akan dirampok.” Tapi tidak akan ada seorang pun yang merampok saya, karena saya adalah seorang kriminal yang kuat dan berkuasa, dan saya memiliki banyak bodyguard. Saya bisa saja merampok siapapun, tapi tak ada seorangpun yang bisa merampok saya. Merampok mungkin bisa menjadi pekerjaan yang beresiko untuk orang biasa, tapi tidak untuk orang yang berpengaruh seperti saya.

c)    Polisi bisa menangkap

Beberapa orang berpendapat : Jika kamu merampok, maka kamu akan ditangkap polisi. Polisi tidak akan mampu menangkap saya, karena saya bisa saja membayar polisi. Saya setuju jika ada yang mengatakan bahwa, “Kalau banyak orang yang merampok, maka dia akan tertangkap dan itu buruk bagi mereka.” Tapi saya adalah orang yang berbeda dari orang kebanyakan. Saya adalah seorang kriminal yang berkuasa dan berpengaruh!

d)    Merampok adalah metode untuk memperoleh uang dengan mudah.

Beberapa orang mengatakan, bahwa “Merampok itu mendapatkan uang dengan mudah,” dan saya sepakat. Itulah salah satu alasan utama mengapa saya merampok. Jika ada orang yang memiliki pilihan lain untuk memperoleh uang semudah itu, orang-orang yang logis pasti akan memilih cara yang paling mudah.

e)    Merampok itu tidak manusiawi.

Beberapa orang mengatakan, bahwa merampok itu tidak manusiawi dan seharusnya orang-orang peduli terhadap orang lain. Saya akan menentang pendapat ini dengan bertanya, untuk siapa hukum kemanusiaan ini dan mengapa saya harus mengikutinya? Hukum semacam ini, mungkin baik untuk orang-orang yang sentimental dan emosional. Tapi saya adalah orang yang logis dan saya menilai tidak adanya untungnya peduli terhadap orang lain.

f)     Merampok adalah tindakan yang egois.

Beberapa orang pun mengatakan, bahwa merampok adalah hal yang egois. Benar! Merampok adalah tindakan yang egois, tapi mengapa saya tidak boleh egois? Justri hal itu membuat saya bisa menikmati hidup.


Tapi, mari kita simak dan pahami :

Tidak ada alasan yang logis yang mengatakan bahwa merampok adalah tindakan yang tidak baik

Semua argumen yang berusaha membuktikan, bahwa merampok adalah tindakan yang tidak baik telah gagal. Semua argumen tersebut mungkin memuaskan bagi banyak orang tapi tidak bagi seorang kriminal yang berkuasa dan berpengaruh seperti saya. Tak satupun dari semua argumen tersebut yang bisa mempertahankan kekuatan alasan dan logika. Maka tak heran, jika ada begitu banyak kriminal di Dunia ini. Seperti kasus pemerkosaan, penipuan dan sebagainya yang bisa dibenarkan sebagai hal yang baik bagi orang seperti saya dan tidak ada satupun argumen yang logis yang bisa meyakinkan saya bahwa hal-hal tersebut adalah hal yang tidak baik.

Seorang Muslim bisa meyakinkan seorang kriminal yang berkuasa dan berpengaruh

Sekarang mari kita bertukar peran. Misalkan, Anda adalah seorang kriminal yang sangat berkuasa dan berpengaruh di Dunia yang sanggup membayar polisi dan penegak hukum. Anda memiliki kekuatan militer untuk melindungi diri sendiri. Dan saya adalah seorang Muslim, yang akan meyakinkan Anda bahwa merampok, memperkosa, menipu dan lain sebagainya, adalah tindakan yang jahat dan tidak baik. Meskipun saya menggunakan alasan-alasan di atas untuk membuktikan bahwa merampok itu adalah hal yang jahat dan buruk, si kriminal tersebut akan merespon dengan respon yang sama sebagaimana tertulis sebelumnya. Saya sepakat bahwa si kriminal itu berpikir logis dan semua argumennya benar sebab dia merupakan kriminal yang berkuasa dan berpengaruh.

Setiap manusia menginginkan keadilan

Setiap dan masing-masing manusia memiliki harapan akan keadilan. Meskipun ia tidak menginginkan keadilan untuk orang lain, dia pasti menginginkan keadilan untuk dirinya sendiri. Beberapa orang dimabukkan oleh kekuasaan dan pengaruh yang membebankan penderitaan kepada orang lain. Orang yang sama pasti akan keberatan jika ketidakadilan dilakukan terhadap mereka. Alasan mengapa orang menjadi tidak peka adalah karena mereka memuja kekuasaan dan pengaruh. Kekuasaan dan pengaruh tidak hanya membuat mereka melakukan ketidakadilan pada orang lain, tapi juga menjaga agar orang lain tidak bisa melakukan ketidakadilan terhadap dirinya.

Tuhan adalah yang paling Berkuasa dan Adil

Sebagai umat Muslim, saya akan meyakinkan si kriminal mengenai keberadaan Tuhan Yang Maha Kuasa (merujuk ke jawaban yang membuktikan keberadaan Tuhan). Tuhan lebih berkuasa dan mulia dibandingkan dirimu dan juga Tuhan Maha Adil. Al-Qur’an yang mulia menyampaikan: “Sungguh Allah tidak akan mendzalimi seseorang walaupun sebesar zarrah[1], dan jika ada kebajikan (sekecil zarrah), niscaya Allah akan melipat-gandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.” (QS. An-Nisaa [4] : 40).

[1] Zarrah adalah sesuatu yang terkecil dan teringan

Mengapa Tuhan tidak menghukumku?

Kriminal. Sebagai orang yang bernalar logis dan berilmu, mempercayai keberadaan Tuhan setelah dihadirkan bukti-bukti ilmiah dari Al Qur’an. Dia mungkin bertanya, “Mengapa Tuhan yang Maha Kuasa dan Adil tidak menghukumnya? Orang yang melakukan ketidakadilan harus dihukum. Setiap orang yang teraniaya atas ketidakadilan baik akibat status sosial ataupun keuangan, pada umumnya tentu menginginkan pelaku kejahatan tersebut agar dijatuhkan sanksi/hukuman. Semua orang yang normal, menginginkan para penjahat tersebut memperoleh balasan/hukuman yang setimpal. Walaupun sebagian besar kejahatan dijatuhi hukuman, banyak pula mereka yang terbebas dari jerat hukum. Mereka justru merasakan senang, hidup mewah dan bahkan menikmati kebebasan. Bila ketidakadilan dilakukan kepada orang yang berkuasa dan memiliki pengaruh oleh orang yang berkuasa atasnya, demikian tentu juga menuntut hak/keadilan agar pelaku segera dihukum sesuai dengan perbuatannya.

Catat! Kehidupan ini adalah ujian untuk mencapai Akhirat. Tentang hal ini, sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa: “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk [67] :2).

Di dalam ayat ini dijelaskan, bahwa selama di Dunia, manusia akan diuji dan dinilai amal kebaikannya kemudian akan diperhitungkan pada hari perhitungan kelak.

Pengadilan terakhir pada Hari Kiamat

Dalam ayat suci Al-Qur’an, Surat Ali Imran : 185 menyebutkan tentang hal ini, bahwa:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali-Imran [3] : 185)

Pengadilan terakhir akan diperhitungkan pada hari Kiamat nanti. Setelah seseorang meninggal, dia akan dibangkitkan kembali pada hari tersebut, bersama seluruh umat manusia. Mungkin saja seseorang menerima sebagian ganjaran ketika ia masih hidup di Dunia. Namun, pahala dan hukuman akan dia terima hanya di Akhirat nanti. Allah SWT mungkin tidak langsung menghukum para pelaku kejahatan di dunia ini, tapi kelak Allah pasti akan memperhitungkannya pada Hari Perhitungan (Yaumul Hisab) di hari kiamat dan akan dihukum di akhirat kelak.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang kafir itu apabila ia melakukan kebaikan maka ia dibalas dengan diberi makanan di Dunia. Adapun orang Mukmin maka Allah SWT menyimpan kebaikan-kebaikannya untuk di akhiratnya dan juga diberi rezeki di dunia atas ketaatannya.”

Dalam satu riwayat disebutkan, “Sesungguhnya Allah tidak mendzalimi kebaikan seorang mukmin, dengan kebaikan itu ia diberi rezeki di Dunia dan diberi balasan di Akhirat. Adapun orang kafir, maka dengan kebaikan-kebaikan amal yang ia kerjakan karena Allah ia diberi rezeki di dunia, sehingga ketika ia memasuki akhirat ia tidak lagi memiliki satu kebaikan yang harus dibalasnya karenanya.” (HR. Muslim).

Jadi wajar kalau banyak orang kafir yang kaya, karena Allah membalas kebaikan mereka di dunia saja, namun akan kekal di neraka nanti.

Menyimak hal lain : “Bentuk Hukuman seperti apa yang dapat diberikan kepada Hitler?” Ya! Hitler telah membakar 6 juta kaum Yahudi selama masa kekuasaannya. Meskipun pihak berwajib telah menangkapnya, Sanksi/Hukuman apa yang dapat diberikan kepada Hitler bila dilihat dari perspektif hukum alam untuk menegakkan keadilan? Yang paling dapat dilakukan adalah memasukkan Hitler ke ruang gas beracun (gas chamber), namun hal ini hanya pantas untuk membalas pembunuhan satu orang yahudi. Bagaimana dengan pembalasan atas pembantaian 5.999.999 orang yahudi lainnya? Maka, Allah dapat membakar Hitler sebanyak lebih dari enam juta kali di Neraka. Seperti Firman Allah SWT dalam Kitab Suci Al Qur’an yang berbunyi :
“Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa [4] : 56)

Jadi, jika Allah mengkehendaki maka Allah dapat membakar Hitler sebanyak 6 (enam) juta kali pada hari kiamat di dalam Neraka kelak. Untuk itu, kejahatan yang dilakukan siapapun akan terbalaskan kelak pada hari Kiamat. Konsep dalam nilai-nilai kemanusiaan tidak terlepas dari Kehidupan Akhirat. Sudah jelas bahwa tanpa meyakinkan seseorang tentang akhirat, yakni kehidupan setelah mati, konsep dalam nilai-nilai kemanusiaan dan tindakan kebaikan atau kejahatan yang dilakukan akan mustahil untuk dibuktikan bagi orang yang telah melakukan kejahatan apalagi bila dia memiliki pengaruh dan kekuasaan.

Sekian dan salam damai,
Assalamu’alaykum Warahmatullaahi Wabarakaatuh~
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kunjungi kami

Kunjungi kami
Klik untuk masuk ke G+ Kami

Siapa Kami dan siapa Anda?

Anda dan Kami, serumpun. Mengalir dalam darah kita, garis keturunan Adam dan Hawa. Nafas pun, kita peroleh dari Sang Khaliq. Tidak ada manusia yang berdiri sendiri. Sari pati tanah adalah asal mula penciptaan kita. Serumpun dalam rukun. Membangun kata "Damai" agar bukan hanya sebagai slogan Dunia. Salam Damai, dari ummat yang ingin berdamai. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhaduallaa Ilaaha-Illallaah - Wa-Asyhadu Anna Muhammada-rrasuulullah. Allahu Akbar!

Translate this/Terjemahkan

Klik untuk mencari artikel kami