Karena suatu saat "Damai" bukan hanya slogan Dunia.

Selasa, 26 Juli 2016

Muhammad Dalam Al-Kitab (Muhammad in the Bible)


Muhammad in the Bible
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang

Salam damai, Ummat beriman
Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~

Mungkin beberapa teman, saudara Mukmin di sini pernah membaca beberapa artikel mengenai Rasulullah SAW yang diposting oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Saya (berani) mengambil contoh dari salah satu situs yang membahas perihal “Pandangan Orang Kristen Tentang Nabi Muhammad”. Tapi sebelumnya, Saya mau mengingatkan saudara Mukmin untuk tetap bersabar selama membaca artikel tersebut. Tetaplah tersenyum.
Karena, ingat! Pada dasarnya Islam mengajarkan kita kelemah lembutan, menebar kebaikan, dan kesabaran seperti yang tercantum di dalam QS. Al-A’raf : 199 yang berbunyi : “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”, ada pula QS. Al-Ahzab : 21 yang berbunyi : “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”.
Dalam riwayat Hadits Bukhari dikatakan : “Sesungguhnya Allah itu lemah lembut. Ia mencintai kelemah-lembutan dalam segala hal. Dan Dia akan memberi apa yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.” (HR. Bukhari). Ada pula hadits yang mengatakan, “Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Tirmidzi).
Bila ingin diskusi, boleh dan silakan. Tidak harus penulis yang menjawab, karena pada dasarnya Ilmu tidak harus terpaku pada satu orang saja, semua orang boleh berbagi di sini. Pendapat, komentar, dsb. DENGAN DAMAI. Ok?
Berikut adalah artikel yang saya baca dan saya copy-paste ke dalam artikel ini :

Ingat! Baca dan simak DENGAN DAMAI


Pandangan Orang Kristen Tentang Nabi Muhammad
Muhammad adalah salah dari dua puluh lima nabi yang harus diimani oleh Umat Muslim. Muhammad juga mempunyai tempat yang paling istimewa di hati mereka, sebab mereka percaya, selain nabi terakhir, Muhammad juga membawa ajaran Islam.
Penilaian Alkitab dan Orang Kristen Terhadap Muhammad
Tidak mudah bagi orang Kristen menjelaskan siapakah Muhammad sebenarnya. Apakah dia benar seorang nabi seperti yang diakui oleh umat Muslim, atau hanya manusia biasa yang merasa mendapat pewahyuan dari Allah.
Orang Kristen tidak dapat memberi penilaian kepada Muhammad bukan tanpa alasan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan mereka bersikap demikian, yaitu:
Faktor pertama: Ditemukannya ajaran Muhammad yang bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih. Seperti naik haji. Menurut orang Kristen, mengelilingi ka'bah sebanyak tujuh kali dan mencium batu hitam mustahil merupakan ajaran dari Allah. Ajaran lainnya adalah arah kiblat ketika sembahyang. Menghadap hanya pada satu arah pada saat-saat tertentu menunjukkan bahwa Allah bukanlah Allah yang tak terhitung atau terbatas, Allah yang dapat berada dimanapun pada saat yang bersamaan.
Faktor kedua: Yang menyebabkan umat Kristen menolak kenabian Muhammad adalah Shalawat Nabi yang harus disampaikan kepadanya. Pada Sura Al-Ahzab 33:56 tafsiran Al-Quran Departemen Agama RI tahun 1978, catatan kaki No.1230 berbunyi: Bershalawat jika dari Allah artinya memberi rahmat, jika dari malaikat-malaikat artinya meminta ampunan (dosa), jika dari umat Islam/Mukmin artinya berdoa supaya kepada Nabi Muhammad diberi rahmat (dan kemuliaan) seperti misalnya “Allahu-Ma Shalliala Muhammad”. No.1231 - Dengan mengucapkan perkataan seperti “Assalamu Alaika Ayyuhan Nabi” artinya: Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Muhammad).
Bagaimana mungkin orang Kristen dapat mengikuti seorang Pemimpin yang keselamatannya masih perlu didoakan oleh pengikutnya?
Faktor ketiga: Tidak adanya nubuat dalam Injil maupun kitab-kitab sebelumnya tentang kedatangan Muhammad.
Muslim Mengklaim Ayat Alkitab Nubuat Atas Muhammad
Berbagai usaha dilakukan oleh orang Muslim untuk mendapatkan nubuat atas Muhammad dalam Alkitab, salah satunya adalah Taurat, Kitab Ulangan 18:18, “Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”
Jelas nubuat di ayat menunjuk pada Isa Al-Masih, bukan Muhammad. Karena Isa Al-Masih berasal dari kaum mereka, yaitu Israel.
Ayat lain adalah Injil Rasul Besar Yohanes 14:26, “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Umat Muslim mengartikan bahwa yang dimaksud dengan Penghibur di atas adalah Muhammad. Jelas hal itu salah! Karena Penghibur yang dimaksud adalah Roh Kudus.
Isa Al-Masih, Satu-satunya Yang Mampu Menyelamatkan Manusia
Alkitab merupakan sumber ajaran dan kepercayaan orang Kristen. Jika Alkitab memuat tentang Muhammad, tentulah orang Kristen dapat menerimanya sebagai nabi seperti halnya nabi-nabi sebelumnya. Tetapi tidak ada satupun ayat dalam Alkitab yang menyebut namanya.  Hal ini menyebabkan umat Kristen menolaknya sebagai nabi.
Selain itu, orang Kristen tidak membutuhkan nabi selain Isa Al-Masih. Melalui Isa Al-Masih setiap orang dapat memperoleh Keselamatan dan Hidup Kekal. Dalam Isa Al-Masih orang dapat menemukan Jalan dan Kebenaran, karena Dia sendiri adalah Jalan dan Kebenaran itu.
"Isa bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Injil, Yohanes 14:6). Isa Al-Masih adalah sang "Jalan". Melalui Dia orang dapat belajar mengenai "Kebenaran" tentang Allah dan menemukan "Hidup" bersama Allah


Bagaimana?

Banyak tanggapan tentunya mengenai artikel yang ditulis oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut. “Innallaah Ma’a Shabiriin” : “Allah bersama orang-orang yang sabar”. Tanggapannya sederhana, let’s see at :

QS. Ali Imran : 186 = “Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.”
Let’s see to the next point of those sentences :

QS. Ali Imran : 187 – 188 =

[187.] “Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu) : ‘Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya [1]’ lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruknya jual-beli yang mereka lakukan.”
[188.] “Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih.”

[1]. Di antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad.

See? Ayat 186 yang intinya :

Kamu (Kita ; Muslim) benar-benar akan diuji untuk hartamu. Dan juga kamu (Kita ; Muslim) sungguh-sungguh akan mendengar dari:

1. Orang yang diberi kitab sebelum kamu (Umat Musa dan Isa)
2. Dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah (Umat Musa dan Isa)

Gangguan yang banyak yang MENYAKITKAN HATI
Jika kita bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Utamakan sabar saudara-saudariku.

Dan, mari kita tersenyum seraya menyampaikan :

Muhammad in the Bible :

Kitab Injil Yohanes 16:12-15

Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu (tentang nubuat, kebenaran dan syariat beragama), tetapi sekarang kamu (murid-murid Yesus) belum dapat menanggungnya” kata Yesus.

Tetapi apabila Ia datang (Nabi Muhammad), yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran (sempurnanya Agama Islam) ; sebab Ia (Muhammad) tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri (menurut wahyu Allah), tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya (bukan menurut hawa nafsu) dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan dating (tanda-tanda kiamat)” kata Yesus.

Segala sesuatu yang Bapa (Allah) punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” Kata Yesus.

Ulangan 18:18-19

Seorang Nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku aka menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.

Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan Nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.

1.     Seorang Nabi (Muhammad) akan  (Allah) Kubangkitkan bagi mereka (Bani Hasyim) dari antara saudara mereka (Suku Quraisy).
2.    Seperti engkau ini (Firman Allah kepada Musa) atau dalam bahasa Inggris “Like Into Three”. Banyak Kristen menganggap ramalan ini untuk Yesus.
  • Yesus lahir tanpa Ayah, lahir dengan cara di luar akal manusia (cara Tuhan memang begitu). Sedangkan Musa lahir dengan pertemuan fisik antara pria dan wanita.
  • Yesus membujang sedangkan Musa tidak.
  • Yesus dianggap Tuhan oleh Kristen, sedangkan Musa dianggap Nabi.
  • Yesus ditolak kaumnya sendiri (Yahudi) hingga sekarang. Kebanyakan Yahudi tidak mengakui Yesus. Sedangkan Musa selalu ditentang oleh Bani Israel.
  • Muhammad lahir dengan normal sama seperti Musa.
  • Muhammad mengawini wanita sama seperti Musa.
  • Muhammad selalu ditentang kaumnya sebagai Nabi.
  •   Maka Muhammad seperti Musa.
3.    Aku (Allah) akan menaruh firman-Ku (Al-Qur’an) dalam mulutnya (Muhammad).
4.    Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku (Al-Qur’an) yang akan diucapkan Nabi itu demi nama-Ku (Setiap surat dalam Al-Qur’an diawali Bismillahirrahmaanirrahiim atau  Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).



Mari kita kembali menyimak Ayat Al-Qur’an :
“Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu) : ‘Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya [1]’ lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruknya jual-beli yang mereka lakukan.” (QS. Ali Imran : 187)

[1]. Di antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad.

Silakan analisa ayat Injil dan Ayat Al-Qur’an di atas.

Dikeluarkan oleh Bukhari dalam shahihnya (13/7280/249.Al-Fath) dari hadits Abu Hurairah Radiallahu’anha bahwa Nabi SAW bersabda : “Setiap umatku pasti masuk surga kecuali yang enggan”.  Para sahabat bertanya: “Siapakah yang enggan wahai Rasulullah? Maksudnya bahwa ini hal yang tidak masuk akal, siapa orang yang enggan dan tidak menginginkan neraka?” Maka jawab Rasulullah SAW: “Siapa yang taat kepadaku maka dia masuk surga dan siapa yang menyelisihku maka dialah yang enggan (masuk surga).”

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajr dalam Fathu bari (13/254) : “Yang disifati enggan adalah yang mencegah diri, jika dia kafir maka dia sama sekali tidak akan masuk surga, namun jika dia muslim maka yang dimaksud adalah dia tercegah untuk masuk ke dalamnya bersama orang-orang yang masuk pertama kecuali yang dikehendaki Allah Ta’ala.”

“Barangsiapa yang taat kepada Rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.” (QS. An-Nisaa : 80).

“Taat kalian kepada Rasul semoga kalian dirahmati.” (QS. An-Nuur : 56)

“Katakanlah : “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling. Maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran : 32)

Ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi, maka hilanglah sudah masa kenabian Nabi Isa, apalagi Nabi-nabi sebelum Isa A.S. (Ini termasuk Musa A.S & Daud A.S). Itu artinya, ketika Muhammad diangkat menjadi Nabi, ajaran yang wajib diikuti adalah ajarannya Muhammad. Maka manusia, selayaknya meninggalkan ajaran-ajaran Nabi sebelum Muhammad, termasuk Nabi Isa A.S.

Mari kita simak sebuah kisah!

Shahabat yang mulia bernama Jabir bin Abdillah menuturkan:

“Umar bin Khaththab datang kepada Nabi (Muhammad) dengan membawa sebuah kitab yang diperolehnya dari sebagian Ahlul Kitab. Nabi pun membacanya lalu beliau marah seraya bersabda: “Apakah engkau termasuk orang yang bingung, wahai Ibnul Khaththab? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku telah datang kepada kalian dengan membawa agama yang putih bersih. Janganlah kalian menanyakan sesuatu kepada mereka (Ahlul Kitab), sehingga mereka mengabarkan Al-Haq (kebenaran) kepada kalian namun kalian mendustakan Al-Haq tersebut. Atau mereka mengabarkan satu kebathilan lalu kalian membenarkan kebathiln tersebut. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa masih hidup niscaya tidaklah melapangkannya kecuali dengan mengikuti aku.

Hadits ini diriwayatkan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya 3/387 dan Ad-Darimi dalam Muqaddimah kitab Sunan-nya no.436. Demikian pula Ibnu Abi’ Ashim Asy-Syaibani dalam kitabnya As-Sunnah no.50. Hadits ini dihasankan oleh Imam Ahlul Hadits di zaman Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Zhilalul  Jannah fi Takhrij As-Sunnah dan Irwa’ul Ghalil no. 1589. Dalam riwayat Ad-Darimi hadits di atas datang dengan lafadz:
“Umar Ibnul Khaththab datang kepada Rasulullah dengan membawa salinan dari Kitab Taurat. Ia berkata: “Yaa Rasulullah, ini salinan dari Kitab Taurat.” Rasulullah diam lalu mulailah ‘Umar membacanya dalam keadaan wajah beliau berubah. Melihat itu, Abu Bakar berkata kepada Umar: “Betapa Ibumu kehilang-an kamu, tidakkah engkau melihat perubah-an pada wajah Rasulullah?” Umar melihat wajah Rasulullah (dan ia menangkap perubahan tersebut), maka ia berkata: “Aku berlindung kepada Allah dari kemurkaan Allah dan Rasul-Nya. Kami ridha Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami.” Rasulullah berkata: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, seandainya Musa muncul kepada kalian kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkan aku, sungguh kalian telah sesat dari jalan yang lurus. Seandainya Musa masih hidup dan ia menemui masa kenabianku, niscaya ia akan mengikutiku.

Manusia, seharusnya mengambil sikap terhadap berita-berita Ahlul (ahli) Kitab dari kedua kaum yakni kaum Musa dan Kaum Isa. Tidak ada keterangannya dalam syari’at Agama Allah (a.k.a Islam).  Tidak boleh umat manusia memastikan kebenarannya kemudian kita benarkan. Atau memastikan kedustaannya kemudian kitapun mendustakannya. Karena berita itu bisa jadi benar atau haq dan bisa jadi dusta atau bathil. Jika dibenarkan, khawatir itu bathil dan jika disalahkan khawatir itu haq.

Silakan analisa ayat injil tersebut. Namun jangan hiraukan hadits yang disampaikan Shahabat Rasulullah yang mulia, Abu Hurairah yang menyampaikan:

“Adalah ahlul kitab mereka membaca Taurat dalam bahasa Ibrani dan mereka menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada orang-orang Islam. Maka Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian membenarkan Ahlul kitab dan jangan pula mendustakannya, dan katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan pada kami…” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya no.4485).

Saudaraku, yang seiman maupun tidak seiman. Manusia dilarang bertanya kepada Ahlul Kitab tentang perkara agama. Karena itu, Ibnu Abbas berkata: “Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlul kitab tentang sesuatu sementara kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah adalah kitab paling akhir (turunnya dari sisi Allah). Kalian membacanya dalam keadaan murni tidak bercampur (dengan kepalsuan). Allah telah menyampaikan (keterangan) kepada kalian bahwa ahlul kitab itu telah mengganti dan mengubah-ubah kitabullah. Mereka menulis kitab itu dengan tangan-tangan mereka (mereka karang sendiri) kemudian mereka mengatakan: “Ini (apa yang mereka tulis itu) diturunkan dari sisi Allah.” Mereka lakukan perbuatan itu untuk memperoleh keuntungan yang sedikit. Tidakkah ilmu yang datang  kepada kalian mencegah kalian dari bertanya kepada mereka? Tidak, demi Allah! Kami tidak melihat seorang pun dari mereka yang bertanya kepada kalian tentang apa yang diturunkan kepada kalian.” (HR. Bukhari no.7363, kitab Al-I’tisham bil Kitab was Sunnah, BAB Qaulin Nabi: La Tas’alu Ahlal Kitab ‘an Syai’in).

Bahkan, Abdurrazzaq Ash-Shan’ani meriwayatkan dalam Mushannafnya no.19212 dari jalan Huraits bin Zhuhair, ia berkata: “Abdullah (yakni Ibnu Mas’ud) berkata:
“Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu kepada ahli kitab karena  sesungguhnya mereka tidak akan memberikan petunjuk/hidayah kepada kalian. Mereka sendiri telah menyesatkan diri mereka. (Bila kalian bertanya kepada mereka kemudian mereka memberitakan apa yang kalian tanyakan, dikhawatirkan) kalian akan mendustakan yang haq atau membenarkan yang bathil.”

Firman Allah: “Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Al-Kitab sebelummu.” (QS. Yunus : 94)
Melihat lagi firman Allah: “Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri[2], lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh yangan mereka sendiri dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 79).

[2] Kitab yang dikarang oleh tangan para ahli kitab sendiri ; Bukan murni dari Allah

Maka, bertanya-lah Saya. Mungkin ini sifatnya retorik. Kitab mana-kah yang benar? Apakah yang dinyatakan oleh para penulis ‘artikel’ tersebut? Atau injil yang Saya tuliskan di atas?

Jawaban yang benar adalah: Al-Qur’an!

Saudaraku yang seiman dan yang tidak seiman. Allah adalah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Allah itu Esa. Tuhan adalah Allah artinya satu. Allah turunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk yang tidak diragukan kebenarannya bagi orang-orang yang beriman. Dan Al-Qur’an adalah kitab yang dibawa oleh Rasulullah sebagai pembawa risalah. Right? Maka, janganlah kita mendustakan Al-Qur’an dan Rasulullah jika kita berpikir bahwa Tuhan kita adalah Allah. Jika kita berpikir tuhan kita adalah Allah, maka wajib bagi kita untuk mengimani apa-apa yang Allah perintah dan Allah ciptakan. Secara otomatis, kita tidak boleh mendustakan Allah. Jika saudara lelah dengan ilmu tauhid, mari kita lihat dulu dari sudut ilmu logika dengan memperhatikan premis berikut:

Jika :
Tuhan = Allah
Maka :
Kitab & Rasul Allah =  Al-Qur’an & Muhammad

Mari kita balikkan 

Jika :
Tuhan ≠ Allah
Maka :
Kitab & Rasul Allah ≠ Al-Qur’an dan Muhammad
Beranikah kalian? Umat Manusia mendustakan Allah? Jawab sendiri.

Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.

Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah, Waasyhaduanna-Muhammada(r)-Rasulullah~

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kunjungi kami

Kunjungi kami
Klik untuk masuk ke G+ Kami

Siapa Kami dan siapa Anda?

Anda dan Kami, serumpun. Mengalir dalam darah kita, garis keturunan Adam dan Hawa. Nafas pun, kita peroleh dari Sang Khaliq. Tidak ada manusia yang berdiri sendiri. Sari pati tanah adalah asal mula penciptaan kita. Serumpun dalam rukun. Membangun kata "Damai" agar bukan hanya sebagai slogan Dunia. Salam Damai, dari ummat yang ingin berdamai. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhaduallaa Ilaaha-Illallaah - Wa-Asyhadu Anna Muhammada-rrasuulullah. Allahu Akbar!

Translate this/Terjemahkan

Klik untuk mencari artikel kami