Muhammad in the Bible
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha
Penyayang
Salam damai, Ummat
beriman
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~
Mungkin
beberapa teman, saudara Mukmin di sini pernah membaca beberapa artikel mengenai
Rasulullah SAW yang diposting oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Saya (berani) mengambil contoh dari salah satu situs yang membahas perihal “Pandangan Orang Kristen Tentang Nabi
Muhammad”. Tapi sebelumnya, Saya mau mengingatkan saudara Mukmin untuk
tetap bersabar selama membaca artikel tersebut. Tetaplah tersenyum.
Karena, ingat!
Pada dasarnya Islam mengajarkan kita kelemah lembutan, menebar kebaikan, dan
kesabaran seperti yang tercantum di dalam QS. Al-A’raf : 199 yang berbunyi : “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”,
ada pula QS. Al-Ahzab : 21 yang berbunyi : “Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”.
Dalam riwayat
Hadits Bukhari dikatakan : “Sesungguhnya
Allah itu lemah lembut. Ia mencintai kelemah-lembutan dalam segala hal. Dan Dia
akan memberi apa yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.” (HR. Bukhari).
Ada pula hadits yang mengatakan, “Kejahatan
dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang yang
paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Tirmidzi).
Bila ingin
diskusi, boleh dan silakan. Tidak harus penulis yang menjawab, karena pada
dasarnya Ilmu tidak harus terpaku pada satu orang saja, semua orang boleh
berbagi di sini. Pendapat, komentar, dsb. DENGAN
DAMAI. Ok?
Berikut adalah
artikel yang saya baca dan saya copy-paste ke dalam artikel ini :
Ingat! Baca dan
simak DENGAN DAMAI
Pandangan Orang
Kristen Tentang Nabi Muhammad
Muhammad adalah salah dari dua puluh
lima nabi yang harus diimani oleh Umat Muslim. Muhammad juga mempunyai tempat
yang paling istimewa di hati mereka, sebab mereka percaya, selain nabi
terakhir, Muhammad juga membawa ajaran Islam.
Penilaian
Alkitab dan Orang Kristen Terhadap Muhammad
Tidak mudah bagi orang Kristen
menjelaskan siapakah Muhammad sebenarnya. Apakah dia benar seorang nabi seperti
yang diakui oleh umat Muslim, atau hanya manusia biasa yang merasa mendapat
pewahyuan dari Allah.
Orang Kristen tidak dapat memberi
penilaian kepada Muhammad bukan tanpa alasan. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan mereka bersikap demikian, yaitu:
Faktor pertama: Ditemukannya ajaran
Muhammad yang bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih. Seperti naik haji.
Menurut orang Kristen, mengelilingi ka'bah sebanyak tujuh kali dan mencium batu
hitam mustahil merupakan ajaran dari Allah. Ajaran lainnya adalah arah kiblat
ketika sembahyang. Menghadap hanya pada satu arah pada saat-saat tertentu
menunjukkan bahwa Allah bukanlah Allah yang tak terhitung atau terbatas, Allah
yang dapat berada dimanapun pada saat yang bersamaan.
Faktor kedua: Yang menyebabkan umat
Kristen menolak kenabian Muhammad adalah Shalawat Nabi yang harus disampaikan
kepadanya. Pada Sura Al-Ahzab 33:56 tafsiran Al-Quran Departemen Agama RI tahun
1978, catatan kaki No.1230 berbunyi: Bershalawat jika dari Allah artinya
memberi rahmat, jika dari malaikat-malaikat artinya meminta ampunan (dosa),
jika dari umat Islam/Mukmin artinya berdoa supaya kepada Nabi Muhammad diberi
rahmat (dan kemuliaan) seperti misalnya “Allahu-Ma Shalliala Muhammad”. No.1231
- Dengan mengucapkan perkataan seperti “Assalamu Alaika Ayyuhan Nabi” artinya:
Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Muhammad).
Bagaimana mungkin orang Kristen
dapat mengikuti seorang Pemimpin yang keselamatannya masih perlu didoakan oleh
pengikutnya?
Faktor ketiga: Tidak adanya nubuat
dalam Injil maupun kitab-kitab sebelumnya tentang kedatangan Muhammad.
Muslim Mengklaim Ayat Alkitab Nubuat
Atas Muhammad
Berbagai usaha dilakukan oleh orang
Muslim untuk mendapatkan nubuat atas Muhammad dalam Alkitab, salah satunya adalah
Taurat, Kitab Ulangan 18:18, “Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari
antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam
mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan
kepadanya.”
Jelas nubuat di ayat menunjuk pada
Isa Al-Masih, bukan Muhammad. Karena Isa Al-Masih berasal dari kaum mereka,
yaitu Israel.
Ayat lain adalah Injil Rasul Besar
Yohanes 14:26, “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa
dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Umat Muslim mengartikan bahwa yang
dimaksud dengan Penghibur di atas adalah Muhammad. Jelas hal itu salah! Karena
Penghibur yang dimaksud adalah Roh Kudus.
Isa Al-Masih, Satu-satunya Yang
Mampu Menyelamatkan Manusia
Alkitab merupakan sumber ajaran dan
kepercayaan orang Kristen. Jika Alkitab memuat tentang Muhammad, tentulah orang
Kristen dapat menerimanya sebagai nabi seperti halnya nabi-nabi sebelumnya.
Tetapi tidak ada satupun ayat dalam Alkitab yang menyebut namanya. Hal
ini menyebabkan umat Kristen menolaknya sebagai nabi.
Selain itu, orang Kristen tidak
membutuhkan nabi selain Isa Al-Masih. Melalui Isa Al-Masih setiap orang dapat
memperoleh Keselamatan dan Hidup Kekal. Dalam Isa Al-Masih orang dapat
menemukan Jalan dan Kebenaran, karena Dia sendiri adalah Jalan dan Kebenaran
itu.
"Isa bersabda: "Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku." (Injil, Yohanes 14:6). Isa Al-Masih adalah sang
"Jalan". Melalui Dia orang dapat belajar mengenai
"Kebenaran" tentang Allah dan menemukan "Hidup" bersama
Allah
Bagaimana?
Banyak
tanggapan tentunya mengenai artikel yang ditulis oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab tersebut. “Innallaah
Ma’a Shabiriin” : “Allah bersama
orang-orang yang sabar”. Tanggapannya sederhana, let’s see at :
QS. Ali Imran : 186 = “Kamu pasti
akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal
yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.”
Let’s see to the next point of those
sentences :
QS. Ali Imran : 187 – 188 =
[187.] “Dan
(ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi
Kitab (yaitu) : ‘Hendaklah kamu
benar-benar menerangkannya (isi kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu
menyembunyikannya [1]’
lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya
dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruknya jual-beli yang mereka lakukan.”
[188.] “Jangan
sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka
kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan,
jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan
mendapat azab yang pedih.”
[1]. Di antara
keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad.
See? Ayat 186 yang
intinya :
Kamu (Kita ; Muslim) benar-benar
akan diuji untuk hartamu. Dan juga kamu (Kita ; Muslim) sungguh-sungguh akan
mendengar dari:
1. Orang yang diberi kitab sebelum kamu
(Umat Musa dan Isa)
2. Dan dari orang-orang yang
mempersekutukan Allah (Umat Musa dan Isa)
Gangguan yang banyak yang
MENYAKITKAN HATI
Jika kita bersabar dan bertakwa,
maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.
Utamakan sabar saudara-saudariku.
Dan, mari kita tersenyum seraya
menyampaikan :
Muhammad in the Bible :
Kitab Injil Yohanes 16:12-15
“Masih banyak hal yang harus Kukatakan
kepadamu (tentang nubuat, kebenaran dan syariat beragama), tetapi sekarang kamu
(murid-murid Yesus) belum dapat menanggungnya” kata Yesus.
“Tetapi apabila Ia datang (Nabi Muhammad),
yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran
(sempurnanya Agama Islam) ; sebab Ia (Muhammad) tidak akan berkata-kata dari
diri-Nya sendiri (menurut wahyu Allah), tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya
itulah yang akan dikatakan-Nya (bukan menurut hawa nafsu) dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan dating (tanda-tanda kiamat)” kata
Yesus.
“Segala sesuatu yang Bapa (Allah) punya,
adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterima-Nya dari pada-Ku.” Kata Yesus.
Ulangan
18:18-19
Seorang Nabi
akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini;
Aku aka menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka
segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Orang yang
tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan Nabi itu demi nama-Ku,
dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
1. Seorang Nabi
(Muhammad) akan (Allah) Kubangkitkan
bagi mereka (Bani Hasyim) dari antara saudara mereka (Suku Quraisy).
2. Seperti engkau
ini (Firman Allah kepada Musa) atau dalam bahasa Inggris “Like Into Three”.
Banyak Kristen menganggap ramalan ini untuk Yesus.
- Yesus lahir tanpa Ayah, lahir dengan cara di luar akal manusia (cara Tuhan memang begitu). Sedangkan Musa lahir dengan pertemuan fisik antara pria dan wanita.
- Yesus membujang sedangkan Musa tidak.
- Yesus dianggap Tuhan oleh Kristen, sedangkan Musa dianggap Nabi.
- Yesus ditolak kaumnya sendiri (Yahudi) hingga sekarang. Kebanyakan Yahudi tidak mengakui Yesus. Sedangkan Musa selalu ditentang oleh Bani Israel.
- Muhammad lahir dengan normal sama seperti Musa.
- Muhammad mengawini wanita sama seperti Musa.
- Muhammad selalu ditentang kaumnya sebagai Nabi.
- Maka Muhammad seperti Musa.
3. Aku (Allah)
akan menaruh firman-Ku (Al-Qur’an) dalam mulutnya (Muhammad).
4. Orang yang
tidak mendengarkan segala firman-Ku (Al-Qur’an) yang akan diucapkan Nabi itu
demi nama-Ku (Setiap surat dalam Al-Qur’an diawali Bismillahirrahmaanirrahiim
atau Dengan nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang).
Mari kita kembali menyimak Ayat
Al-Qur’an :
“Dan (ingatlah)
ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu) :
‘Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya
(isi kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya [1]’ lalu mereka
melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga
murah. Maka itu seburuk-buruknya jual-beli yang mereka lakukan.” (QS. Ali Imran
: 187)
[1]. Di antara
keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad.
Silakan analisa
ayat Injil dan Ayat Al-Qur’an di atas.
Dikeluarkan
oleh Bukhari dalam shahihnya (13/7280/249.Al-Fath) dari hadits Abu Hurairah
Radiallahu’anha bahwa Nabi SAW bersabda : “Setiap umatku pasti masuk surga
kecuali yang enggan”. Para sahabat
bertanya: “Siapakah yang enggan wahai Rasulullah? Maksudnya bahwa ini hal yang
tidak masuk akal, siapa orang yang enggan dan tidak menginginkan neraka?” Maka
jawab Rasulullah SAW: “Siapa yang taat kepadaku maka dia masuk surga dan siapa
yang menyelisihku maka dialah yang enggan (masuk surga).”
Berkata
Al-Hafizh Ibnu Hajr dalam Fathu bari (13/254) : “Yang disifati enggan adalah
yang mencegah diri, jika dia kafir maka dia sama sekali tidak akan masuk surga,
namun jika dia muslim maka yang dimaksud adalah dia tercegah untuk masuk ke
dalamnya bersama orang-orang yang masuk pertama kecuali yang dikehendaki Allah
Ta’ala.”
“Barangsiapa
yang taat kepada Rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.” (QS. An-Nisaa
: 80).
“Taat kalian
kepada Rasul semoga kalian dirahmati.” (QS. An-Nuur : 56)
“Katakanlah :
“Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling. Maka sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran : 32)
Ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi
Nabi, maka hilanglah sudah masa kenabian Nabi Isa, apalagi Nabi-nabi sebelum
Isa A.S. (Ini termasuk Musa A.S & Daud A.S). Itu artinya, ketika Muhammad
diangkat menjadi Nabi, ajaran yang wajib diikuti adalah ajarannya Muhammad.
Maka manusia, selayaknya meninggalkan ajaran-ajaran Nabi sebelum Muhammad,
termasuk Nabi Isa A.S.
Mari kita simak sebuah kisah!
Shahabat yang mulia bernama Jabir bin
Abdillah menuturkan:
“Umar bin Khaththab datang kepada Nabi
(Muhammad) dengan membawa sebuah kitab yang diperolehnya dari sebagian Ahlul
Kitab. Nabi pun membacanya lalu beliau marah seraya bersabda: “Apakah engkau
termasuk orang yang bingung, wahai Ibnul Khaththab? Demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya, sungguh aku telah datang kepada kalian dengan membawa
agama yang putih bersih. Janganlah kalian menanyakan sesuatu kepada mereka
(Ahlul Kitab), sehingga mereka mengabarkan Al-Haq (kebenaran) kepada kalian
namun kalian mendustakan Al-Haq tersebut. Atau mereka mengabarkan satu
kebathilan lalu kalian membenarkan kebathiln tersebut. Demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya, seandainya Musa
masih hidup niscaya tidaklah melapangkannya kecuali dengan mengikuti aku.”
Hadits ini diriwayatkan Al-Imam Ahmad
dalam Musnad-nya 3/387 dan Ad-Darimi dalam Muqaddimah kitab Sunan-nya no.436.
Demikian pula Ibnu Abi’ Ashim Asy-Syaibani dalam kitabnya As-Sunnah no.50.
Hadits ini dihasankan oleh Imam Ahlul Hadits di zaman Asy-Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani dalam Zhilalul
Jannah fi Takhrij As-Sunnah dan Irwa’ul Ghalil no. 1589. Dalam riwayat
Ad-Darimi hadits di atas datang dengan lafadz:
“Umar Ibnul Khaththab datang kepada
Rasulullah dengan membawa salinan dari Kitab Taurat. Ia berkata: “Yaa
Rasulullah, ini salinan dari Kitab Taurat.” Rasulullah diam lalu mulailah ‘Umar
membacanya dalam keadaan wajah beliau berubah. Melihat itu, Abu Bakar berkata
kepada Umar: “Betapa Ibumu kehilang-an kamu, tidakkah engkau melihat perubah-an
pada wajah Rasulullah?” Umar melihat wajah Rasulullah (dan ia menangkap
perubahan tersebut), maka ia berkata: “Aku berlindung kepada Allah dari
kemurkaan Allah dan Rasul-Nya. Kami ridha Allah sebagai Rabb kami, Islam
sebagai agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami.” Rasulullah berkata: “Demi
Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, seandainya
Musa muncul kepada kalian kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkan aku,
sungguh kalian telah sesat dari jalan yang lurus. Seandainya Musa masih hidup
dan ia menemui masa kenabianku, niscaya ia akan mengikutiku.”
Manusia, seharusnya mengambil sikap
terhadap berita-berita Ahlul (ahli) Kitab dari kedua kaum yakni kaum Musa dan
Kaum Isa. Tidak ada keterangannya dalam syari’at Agama Allah (a.k.a
Islam). Tidak boleh umat manusia memastikan
kebenarannya kemudian kita benarkan. Atau memastikan kedustaannya kemudian
kitapun mendustakannya. Karena berita itu bisa jadi benar atau haq dan bisa
jadi dusta atau bathil. Jika dibenarkan, khawatir itu bathil dan jika
disalahkan khawatir itu haq.
Silakan analisa ayat injil tersebut.
Namun jangan hiraukan hadits yang disampaikan Shahabat Rasulullah yang mulia,
Abu Hurairah yang menyampaikan:
“Adalah ahlul kitab mereka membaca
Taurat dalam bahasa Ibrani dan mereka menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada
orang-orang Islam. Maka Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian membenarkan
Ahlul kitab dan jangan pula mendustakannya, dan katakanlah: “Kami beriman
kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan pada kami…” (HR. Al-Bukhari dalam
Shahih-nya no.4485).
Saudaraku, yang seiman maupun tidak
seiman. Manusia dilarang bertanya kepada Ahlul Kitab tentang perkara agama.
Karena itu, Ibnu Abbas berkata: “Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlul kitab
tentang sesuatu sementara kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah adalah
kitab paling akhir (turunnya dari sisi Allah). Kalian membacanya dalam keadaan
murni tidak bercampur (dengan kepalsuan). Allah telah menyampaikan (keterangan)
kepada kalian bahwa ahlul kitab itu telah mengganti dan mengubah-ubah
kitabullah. Mereka menulis kitab itu dengan tangan-tangan mereka (mereka karang
sendiri) kemudian mereka mengatakan: “Ini (apa yang mereka tulis itu)
diturunkan dari sisi Allah.” Mereka lakukan perbuatan itu untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit. Tidakkah ilmu yang datang kepada kalian mencegah kalian dari bertanya
kepada mereka? Tidak, demi Allah! Kami tidak melihat seorang pun dari mereka
yang bertanya kepada kalian tentang apa yang diturunkan kepada kalian.” (HR.
Bukhari no.7363, kitab Al-I’tisham bil Kitab was Sunnah, BAB Qaulin Nabi: La
Tas’alu Ahlal Kitab ‘an Syai’in).
Bahkan, Abdurrazzaq Ash-Shan’ani
meriwayatkan dalam Mushannafnya no.19212 dari jalan Huraits bin Zhuhair, ia
berkata: “Abdullah (yakni Ibnu Mas’ud) berkata:
“Janganlah kalian bertanya tentang
sesuatu kepada ahli kitab karena sesungguhnya
mereka tidak akan memberikan petunjuk/hidayah kepada kalian. Mereka sendiri
telah menyesatkan diri mereka. (Bila kalian bertanya kepada mereka kemudian
mereka memberitakan apa yang kalian tanyakan, dikhawatirkan) kalian akan
mendustakan yang haq atau membenarkan yang bathil.”
Firman Allah: “Maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang membaca Al-Kitab sebelummu.” (QS. Yunus : 94)
Melihat lagi firman Allah: “Maka
kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka
sendiri[2], lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk
memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan
besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh yangan mereka sendiri
dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka
kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 79).
[2] Kitab yang dikarang oleh tangan
para ahli kitab sendiri ; Bukan murni dari Allah
Maka, bertanya-lah Saya. Mungkin ini sifatnya retorik. Kitab
mana-kah yang benar? Apakah yang dinyatakan oleh para penulis ‘artikel’
tersebut? Atau injil yang Saya tuliskan di atas?
Jawaban yang benar adalah: Al-Qur’an!
Saudaraku yang seiman dan yang tidak
seiman. Allah adalah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Allah itu Esa.
Tuhan adalah Allah artinya satu. Allah turunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk yang
tidak diragukan kebenarannya bagi orang-orang yang beriman. Dan Al-Qur’an
adalah kitab yang dibawa oleh Rasulullah sebagai pembawa risalah. Right? Maka, janganlah kita mendustakan Al-Qur’an dan Rasulullah jika kita
berpikir bahwa Tuhan kita adalah Allah. Jika kita berpikir tuhan kita
adalah Allah, maka wajib bagi kita untuk mengimani apa-apa yang Allah perintah
dan Allah ciptakan. Secara otomatis, kita tidak boleh mendustakan Allah. Jika
saudara lelah dengan ilmu tauhid, mari kita lihat dulu dari sudut ilmu logika
dengan memperhatikan premis berikut:
Jika :
Tuhan = Allah
Maka :
Kitab & Rasul Allah =
Al-Qur’an & Muhammad
Mari kita balikkan
Jika :
Tuhan ≠ Allah
Maka :
Kitab & Rasul Allah ≠ Al-Qur’an dan Muhammad
Beranikah kalian? Umat Manusia
mendustakan Allah? Jawab sendiri.
Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam
damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.
Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah,
Waasyhaduanna-Muhammada(r)-Rasulullah~
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~
0 komentar:
Posting Komentar