Jesus is a Moslem
Dengan Menyebut Nama
Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang
Salam damai, Ummat
beriman
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~
Saudara damai
yang beriman, kami ummat Muslim mengenal Isa AS sebagai Nabi (Bukan Yesus). Sementara
saudara kita yang beragama Kristiani mengatakan, Isa AS adalah Yesus. Dan
banyak yang merasa bingung ketika mendengar statement bahwa “Yesus adalah Nabi
Isa AS (yang kita kenal sebagai Nabi, bukan Tuhan). Maka ini adalah salah satu
pemicu, saudara kita yang memeluk erat Atheisme karena muncul pertanyaan di
benak mereka: “Maka, apa itu Isa?” dan “Siapa itu Yesus? Apakah Isa adalah
Yesus, sebaliknya, atau berbeda? Jika mereka adalah orang yang sama, mengapa
nama panggilannya berbeda?”
Saudara damai yang
beriman, mari kita ulas:
Kami, ummat
Muslim mengenal Isa AS sebagai Nabi yang ke-24, Rasul Allah sebelum Rasulullah
Muhammad SAW. Dengan lidah Ibrani, lidah Aramai, lidah Arab, lidah Indonesia menyebutnya
dengan Isa. Saudara yang
beriman, Nama Isa Al-Masih/Isa AS diambil oleh Paulus ke Romawi,kemudian ia
ubah menjadi agama Kerajaan yang bertransformasi menjadi agama Kerajaan Romawi hingga melebar sampai ke Eropa dan
menimbulkan banyak missed communication.
Aksen bangsa barat tidak bosa menyebutkan vokal depan dan terakhir. Seperti
contoh, bangsa barat tidak bisa memanggil orang yang bernama “Yakub” dengan
menyebut “Ya-kub”, maka mereka menyebut “Yakub” dengan “Jacob”, sehingga sering
“Jacob” memiliki nama panggilan “Jack”. Nama lain seperti, “Yohana”, mereka tidak
bisa menyebutnya dengan nama “Yohana”, tetapi memanggilnya dengan nama “John.”
Saudara damai
yang beriman, lalu bagaimana dengan Isa? Mari kita ulas:
“Isa”, mereka (bangsa
barat) tidak bisa memanggil “Isa” dengan jelas seperti, “I-sa”. Aksen barat
melafalkan huruf “I” memang sebagai “Ai”, namun mereka melambangkan “E” sebagai
pengganti “I” (contohnya: e-mail (dibaca
i-mel), e-book (dibaca i-buk), dst.).
Kemudian huruf “A” bisa dilambangkan dengan huruf “U” (contohnya: kata ‘But’ dibaca ‘Bat’). Maka mereka (bangsa
barat) melafalkan “Isa” diwakili dengan huruf “Esu”, akan tetapi orang barat
(khususnya eropa) tidak bisa memakai huruf vokal (A, I, U, E, O) sebagai
pengganti nama. Maka mereka harus menambahkan huruf konsonan di depan “E” dari
“Esu” dengan huruf tertentu. Diambilah huruf “J” (Je) sebagai pengganti kata
orang dan huruf konsonan lain yang disimpan setelah “U” dari “Esu”. Diambil-lah
lagi huruf “S” (Es/Eus) sebagai kata ganti orang (Nama, seperti : ‘Johannes’, dari nama ‘Yahya’
di mana ada huruf vokal ‘A’ yang sulit dilafalkan orang barat). Maka jadilah J + ‘Isa’ + S = “Jisas” yang kemudian bangsa mereka
lafalkan menjadi J + ‘Esu’ + S = “Jesus”.
Kesimpulan: Isa = Jisas = Jesus.
Sederhana. Ini
sama seperti kata “Ibrahim”, jika dalam aksen barat, maka Ibrahim dibaca:
“Aibreheum”, kemudian ditulis: “Abraham” yang dibaca: “Ebreheum”. Atau “Yunus”,
dalam aksen (pronountiation) barat
dibaca: “Jhanas”, kemudian ditulis: “Jonas” yang dibaca: “Joneus”.
Ketika bangsa
barat menjajah bangsa timur (salah satunya Indonesia), dilafalkan-lah nama
“Jesus” ke timur dan termasuk ke Indonesia. Ketika bangsa barat menyebut
“Jesus” (Jisas), orang Indonesia zaman dulu menggunakan ejaan lama dengan
melafalkan “J” sebagai pengganti “Y” (Contohnya: ‘Jang’ dibaca ‘Yang’, ‘Menjerah’ dibaca ‘Menyerah’). Maka ketika kata “Jesus” dilafalkan dan dituliskan oleh
bangsa barat, orang Indonesia membacanya dengan nama “Yesus”. Ketika ejaan lama
berubah menjadi ejaan baru, maka “J” berubah menjadi “Y” (way). Dengan begitu,
karena munculnya ejaan baru dan hingga sekarang, “Jesus” berubah menjadi “Yesus”.
Sangat
sederhana, karena lidah orang timur menyebutnya “Isa” dan di barat menyebutnya
dengan “Jesus”. Bila dicontohkan secara sederhana dan umum, sebagian dari kita
tahu bahwa:
- “Gabriel” yang dimaksud bangsa barat adalah “Jibril” begitu pula dengan:
- Michael = Mikail
- Lucas = Lukman
- Jacob = Yakub
- Johannes/John = Yahya
- Joseph = Yusuf
- Eve = Eva/Hawa
- Noah = Nuh
- David = Daud
- Lot = Luth
- Jonas = Yunus
- Isaac = Ishak
- Enoch = Idris
- Elisha = Ilyasa
- Muse/Moses = Musa
- Abraham = Ibrahim, dll.
·
Maka, “Jisas/Jesus” adalah “Isa”
Bahkan ketika
seseorang dari Anda membuka kamus bahasa Indonesia-Inggris atau translator lainnya,
bahasa inggris dari Isa adalah Jesus. Hal itu disebabkan oleh proses
pembentukan kata ganti serta makna yang telah kami jelaskan sebelumnya.
Saudara damai
yang beriman, hal itu sederhana. Sangat. Bila kita kritisi, hanya karena lidah
bangsa timur berbeda pelafalannya (pronounce-nya)
dengan bangsa barat, justru telah melahirkan problem yang menjadi pertanyaan
besar, khususnya antara ummat Muslim dan Kristiani yang memperdebatkan “Apakah
Isa adalah Yesus?”
Saudara damai
yang beriman, Yesus tidak mengetahui apa itu Kristen. Dalam sebuah buku krangan
AM. Wilson yang berjudul Jesus’ Life
halaman 22 dikatakan bahwa: “Paulus
adalah pencipta dan pendiri agama Kristen”. Kemudian kita ulas lagi apa
yang telah dikatakan Wilson dalam buku tersebut: “Bahwa orang-orang Kristen yang hidup sesudah zaman murid-murid Yesus
tidak memahami jalan lurus. Jadi, para pengikut paulus tadi tidak memahami
‘Shirotolmustakim’ (Jalan lurus) yaitu Islam, yakni agama murid-murid Yesus.
Jadi orang-orang Kristen yang datangnya sesudah Isa, tidak tahu bahwa agama
yang dianut Isa dan murid-muridnya itu ialah Islam.” Bukan hanya Wilson
yang mengatakan bahwa Paulus-lah yang mendirikan Kristen. Hendry Candrick dalam
bukunya mengatakan: “Agama ini asalnya
dari Paulus dan Paulus sendiri-lah yang memulai agama ‘Kristen’.”
Kemudian
dikatakan lagi oleh Wilson dalam bukunya, halaman 248 dari sejak awal Nasrani
(bagi kelompok Yesus) percaya untuk tetap menjadi Yahudi dan siapa saja yang
masuk kedalam jalan yang lurus (Islam) sebagaimana mereka menyebut dengan
sebutan “Agamanya Yesus” harus setuju mengikuti tata cara Yahudi waktu itu
yaitu bersunat, maka Nasrani pun bersunat (Pernah menjadu sub-bahasan dalam
laman: Kontroversi “Siapakah Jesus?”).
Saudara damai yang beriman, bahkan Paulus-lah yang mengatakan “Jikalau kamu bersunat, Kristus tidak akan
bermanfaat bagi kamu.” Maka Paulus, melarang Nasrani untuk bersunat.
Padahal, perhatikan ayat Alkitab berikut:
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus
disunatkan, la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum
Ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21 )
Dalam buku
Hendry Candrick pula ia mengulas masa Nabi sebelum Isa yaitu Nabi Yahya atau
“Yohanes Membaptis”, disitu dikatakan bahwa Romawi menganggap bahwa Islam
adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang beriman yang ditujukan
kepada pengikutnya Nabi Yahya. Jadi Islam adalah agama para Nabi. Maka dari
itu, kita berdo’a “Ihdinashirootolmustakim” (tunjukilah kami jalan yang lurus).
Apa itu “shirotolmustakim”? yaitu “shirootoladzii na an ‘am ta’alaihim” (Yaitu
jalannya orang-orang yang diberi nikmat). Jalanya Nabi Isa AS, Jalannya Nabi
Muhammad SAW, Jalannya Nabi Yahya AS, Jalannya Nabi Daud AS, Nabi Musa AS, dsb.
Lalu dikatakan orang Yahudi menyebut Yesus sebagai Nasrani atau Muslim. Dan itu
adalah apa-apa yang ditulis oleh Hendry Candrick. Kemudian didalam Naskah Laut Mati, juga Kelompoknya Nabi
yahya dan Nabi ISA ini juga disebut sebagai jalan lurus atau Islam. Jadi dulu
yang dimaksud Yesus jalan lurus itu ialah yang taat mengikuti perintah Allah
SWT. Saudara damai yang beriman, maka dari itu ketika ditanya oleh murid-muridnya:
“Hai Yesus, apakah yang baik itu?”,
Yesus pun mengatakan “Jangan kamu
mengatakan aku baik. Tetapi kalau ingin masuk surga, taatlah kepada perintah
Allah,” dan ini adalah Muslim.
Saudara damai
yang beriman, Yesus tidak mungkin Kristen. Mengapa? Mari menyimak kembali:
- Kristen berarti Kristus,
- Kristen berarti Orang Yang Menyembah Kepada Yesus Kristus
Jika = Yesus
adalah seorang Kristen
Maka = Yesus
Menyembah Dirinya Sendiri
Pertanyaannya =
Logis-kah?
Allah
berfirman di dalam Al-Qur’an agar ummat Muslim yang taat dan beriman, dan
disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk kemudian beliau syiarkan
kepada ummat Islam. Dalam ayat tersebut dikatakan:
Begitu pula
dalam Alkitab, Allah berfirman untuk ummat yang beriman dan disampaikan kepada
Isa AS sebagai Rasul pada masanya (sebelum Rasulullah SAW ada). Dalam ayat
tersebut dikatakan: “Kamu harus menyembah
Allah ,dan hanya kepada-Nya Kamu berbakti” (Matius 4:10)
Bukankah
maknanya sama?
Nabi Isa
Shalat. Dikisahkan Yesus shalat ketika tiba waktu Dzuhur, kemudian Yesus pun
permisi kepada murid-muridnya untuk shalat Dzuhur. Berkata-lah Isa (Yesus): “Hai muridku, tunggu di sini aku mau sholat”
Ummat Nabi Isa AS, tidak tau shalatnya Nabi Isa AS. Berbeda dengan Rasulullah
Muhammad SAW yang bersabda: “Shalatlah
kamu, sebagaimana kamu melihatku shalat”. Sehingga, saat zaman Ke-Rasul-an
Isa AS, shalat hanya baru dilaksanakan Isa AS. Kemudian pada masa ke-Rasul-an
terakhir (zaman Nabi Muhammad SAW), shalat itu diwajibkan bagi ia dan ummatnya.
Nabi Isa AS
(Yesus) pun berpuasa. Dalam Alkitab dikatakan: “Dan setelah berpuasa 40 hari 40 malam , akhirnya laparlah Yesus” (Matius
4:2)
Lalu bagaimana
dengan kami ummat Muslim? Menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu dari terbit
fajar hingga terbenam matahari. Apakah ummat Muslim lapar ? Ya, lapar! Sama
seperti Yesus, setelah ummat Muslim berpuasa 30 hari 30 malam, laparlah Ummat
Muslim. Logis?
Bahkan diulas
sebelumnya bahwa Yesus-pun membaca syahadat.
Saudara damai
yang beriman. Dari ulasan di atas, maka kami sudah memberikan bukti bahwa Yesus
adalah Muslim. Bila Anda menyimak dengan baik, maka Anda akan ingat poin
berikut:
1) Yesus
mengajarkan dan mengucapkan Syahadat, dia mengajarkan dan mengerjakan shalat,
mengajarkan dan mengerjakan puasa, dia mengajarkan sunat dan ber-sunat
(dikhitan).
Saudara damai
yang beriman, maka sekarang kita tanyakan
- Apakah saudara kita, Ummat Kristiani bersyahadat ?
- Apakah saudara kita, Ummat Kristiani berpuasa seperti Yesus?
- Apakah saudara kita, Ummat Kristiani shalat seperti Yesus?
- Apakah saudara kita, Ummat Kristiani bersunat seperti perintah Yesus (Isa AS) ? Justru sebaliknya, Paulus mengatakan “Jikalau kalian sunnat, maka Kristus tidak akan bermanfaat bagi kamu”
Kami rasa Anda
memiliki jawaban masing-masing tentang pertanyaan di atas
2) Yesus seorang
Kristiani ? Bukan. Kristen diambil dari kata “Kristus” maka “Kristen” adalah
orang yang menyembah Yesus Kristus. Lalu, apakah Yesus menyembah dirinya
sendiri sedangkan dia bersyahadat? Jawabannya adalah: Mustahil.
- Ummat Islam bersyahadat ? Ya, Islam berysahadat dan mengakui tidak tuhan selain Allah , Muhammad utusan Allah. Sama seperti Yesus yang bersyahadat: Tiada Tuhan selain Allah, Isa utusan Allah.
- Ummat Islam berpuasa seperti puasa Isa AS ? Ya, berpuasa selama bulan Ramadhan ditambah puasa sunnah lainnya.
- Ummat Islam ber-sunat/dikhitan ? Ya Ummat Islam wajib sunat/khitan untuk menyucikan diri.
- Ummat Islam shalat ? Ya, Ummat Islam wajib shalat 5 waktu ditambah shalat sunnah lainnya.
Maka siapa yang
lebih taat kepada Rasul Allah? Kristen atau Islam ? Maka apakah masih kita
mengatakan Kristen didirikan Isa AS? Maka apakah kita masih mengatakan bahwa Isa
asalah tuhan ? atau Anak tuhan ? Dengan damai dan tegas, kami dan jutaan ummat
Muslim lainnya menjawab, tidak!
Isa AS beragama
Islam, dan Isa AS adalah utusan Allah.
Saudara damai
yang beriman, apabila saudara kita ummat Kristiani mengubah keyakinannya
menjadi Islam (Mu’alaf), maka mereka akan mendapatkan banyak berkah serta
keuntungan:
- Mu’alaf akan menjadi pengikut Rasulullah Muhammad SAW tetapi tidak meninggalkan Isa AS
- Mu’alaf akan mentaati Rasulullah Muhammad SAW sekaligus mentaati Isa AS
- Dosa para Mu’alaf yang telah lalu Insya Allah diampuni Allah SWT
Sementara,
apabila ummat Muslim mengubah keyakinannya dan menjadi Murtadin, maka ia akan
merugi:
- Mengira dirinya telah mengikuti Isa AS. Padahal ia mengikuti ajaran Paulus.
- Meninggalkan Rasulullah Muhammad SAW, meninggalkan pula Isa AS
- Dosa tidak akan diampuni Allah SWT, karena kafir.
Mari kita lihat
QS. Al-Maidah, ayat 17 :
“Sungguh telah kafir orang-orang yang meyakini,
bahwa Tuhan itu adalah Al-Masih putera Maryam. Katakanlah! ‘Maka siapakah yang
dapat menahan Allah, jika hendak mematikan Al-Masih putera Maryam dan Ibunya
atau seluruh yang hidup di muka bumi ini ?”
QS. Al-An’am,
ayat 101:
“(Tuhan) Pencipta langit dan Bumi, bagaimana
mungkin Dia mempunyai putera, padahal Dia telah menciptakan segala sesuatu dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
QS. Al-Mukminun
ayat 91:
“Tidaklah Allah mempunyai anak dan tidak pula
ada Tuhan disamping-Nya. (karena jika mempunyai anak dan ada Tuhan selain-Nya),
maka masing-masing Tuhan akan membawa ciptaan-Nya sendiri dan sebagian akan
lebih unggul dari sebagian yang lainnya.”
Sementara dalam
Alkitab , Matius 10 : 34-36:
“Engkau harus
menyembah Tuhan, Allah-mu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”
Maka jelas. Yesus terbukti Muslim.
Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam
damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.
Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah,
Waasyhaduanna-Muhammada(r)-Rasulullah~
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~