Karena suatu saat "Damai" bukan hanya slogan Dunia.

Kamis, 18 Agustus 2016

Jesus is a Moslem (Yesus adalah Seorang Muslim)



Jesus is a Moslem
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang

Salam damai, Ummat beriman
Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~

Saudara damai yang beriman, kami ummat Muslim mengenal Isa AS sebagai Nabi (Bukan Yesus). Sementara saudara kita yang beragama Kristiani mengatakan, Isa AS adalah Yesus. Dan banyak yang merasa bingung ketika mendengar statement bahwa “Yesus adalah Nabi Isa AS (yang kita kenal sebagai Nabi, bukan Tuhan). Maka ini adalah salah satu pemicu, saudara kita yang memeluk erat Atheisme karena muncul pertanyaan di benak mereka: “Maka, apa itu Isa?” dan “Siapa itu Yesus? Apakah Isa adalah Yesus, sebaliknya, atau berbeda? Jika mereka adalah orang yang sama, mengapa nama panggilannya berbeda?”
Saudara damai yang beriman, mari kita ulas:

Kami, ummat Muslim mengenal Isa AS sebagai Nabi yang ke-24, Rasul Allah sebelum Rasulullah Muhammad SAW. Dengan lidah Ibrani, lidah Aramai, lidah Arab, lidah Indonesia menyebutnya dengan Isa. Saudara yang beriman, Nama Isa Al-Masih/Isa AS diambil oleh Paulus ke Romawi,kemudian ia ubah menjadi agama Kerajaan yang bertransformasi menjadi agama Kerajaan Romawi hingga melebar sampai ke Eropa dan menimbulkan banyak missed communication. Aksen bangsa barat tidak bosa menyebutkan vokal depan dan terakhir. Seperti contoh, bangsa barat tidak bisa memanggil orang yang bernama “Yakub” dengan menyebut “Ya-kub”, maka mereka menyebut “Yakub” dengan “Jacob”, sehingga sering “Jacob” memiliki nama panggilan “Jack”. Nama lain seperti, “Yohana”, mereka tidak bisa menyebutnya dengan nama “Yohana”, tetapi memanggilnya dengan nama “John.”

Saudara damai yang beriman, lalu bagaimana dengan Isa? Mari kita ulas:
“Isa”, mereka (bangsa barat) tidak bisa memanggil “Isa” dengan jelas seperti, “I-sa”. Aksen barat melafalkan huruf “I” memang sebagai “Ai”, namun mereka melambangkan “E” sebagai pengganti “I” (contohnya: e-mail (dibaca i-mel), e-book (dibaca i-buk), dst.). Kemudian huruf “A” bisa dilambangkan dengan huruf “U” (contohnya: kata ‘But’ dibaca ‘Bat’). Maka mereka (bangsa barat) melafalkan “Isa” diwakili dengan huruf “Esu”, akan tetapi orang barat (khususnya eropa) tidak bisa memakai huruf vokal (A, I, U, E, O) sebagai pengganti nama. Maka mereka harus menambahkan huruf konsonan di depan “E” dari “Esu” dengan huruf tertentu. Diambilah huruf “J” (Je) sebagai pengganti kata orang dan huruf konsonan lain yang disimpan setelah “U” dari “Esu”. Diambil-lah lagi huruf “S” (Es/Eus) sebagai kata ganti orang (Nama, seperti : ‘Johannes’, dari nama  ‘Yahya’ di mana ada huruf vokal ‘A’ yang sulit dilafalkan orang barat).  Maka jadilah J + ‘Isa’ + S = “Jisas” yang kemudian bangsa mereka lafalkan menjadi J + ‘Esu’ + S = “Jesus.

Kesimpulan: Isa = Jisas = Jesus.
Sederhana. Ini sama seperti kata “Ibrahim”, jika dalam aksen barat, maka Ibrahim dibaca: “Aibreheum”, kemudian ditulis: “Abraham” yang dibaca: “Ebreheum”. Atau “Yunus”, dalam aksen (pronountiation) barat dibaca: “Jhanas”, kemudian ditulis: “Jonas” yang dibaca: “Joneus”.

Ketika bangsa barat menjajah bangsa timur (salah satunya Indonesia), dilafalkan-lah nama “Jesus” ke timur dan termasuk ke Indonesia. Ketika bangsa barat menyebut “Jesus” (Jisas), orang Indonesia zaman dulu menggunakan ejaan lama dengan melafalkan “J” sebagai pengganti “Y” (Contohnya: ‘Jang’ dibaca ‘Yang’, ‘Menjerah’ dibaca ‘Menyerah’). Maka ketika kata “Jesus” dilafalkan dan dituliskan oleh bangsa barat, orang Indonesia membacanya dengan nama “Yesus”. Ketika ejaan lama berubah menjadi ejaan baru, maka “J” berubah menjadi “Y” (way). Dengan begitu, karena munculnya ejaan baru dan hingga sekarang, “Jesus” berubah menjadi “Yesus”.

Sangat sederhana, karena lidah orang timur menyebutnya “Isa” dan di barat menyebutnya dengan “Jesus”. Bila dicontohkan secara sederhana dan umum, sebagian dari kita tahu bahwa:

  •  “Gabriel” yang dimaksud bangsa barat adalah “Jibril” begitu pula dengan: 
  • Michael = Mikail 
  • Lucas = Lukman
  • Jacob = Yakub 
  • Johannes/John = Yahya
  • Joseph = Yusuf 
  •  Eve = Eva/Hawa 
  •   Noah = Nuh 
  •  David = Daud
  • Lot = Luth 
  •  Jonas = Yunus
  • Isaac = Ishak 
  •  Enoch = Idris
  • Elisha = Ilyasa 
  • Muse/Moses = Musa
  • Abraham = Ibrahim, dll.
·         Maka, “Jisas/Jesus” adalah “Isa


Bahkan ketika seseorang dari Anda membuka kamus bahasa Indonesia-Inggris atau translator lainnya, bahasa inggris dari Isa adalah Jesus. Hal itu disebabkan oleh proses pembentukan kata ganti serta makna yang telah kami jelaskan sebelumnya.

Saudara damai yang beriman, hal itu sederhana. Sangat. Bila kita kritisi, hanya karena lidah bangsa timur berbeda pelafalannya (pronounce-nya) dengan bangsa barat, justru telah melahirkan problem yang menjadi pertanyaan besar, khususnya antara ummat Muslim dan Kristiani yang memperdebatkan “Apakah Isa adalah Yesus?”

Saudara damai yang beriman, Yesus tidak mengetahui apa itu Kristen. Dalam sebuah buku krangan AM. Wilson yang berjudul Jesus’ Life halaman 22 dikatakan bahwa: “Paulus adalah pencipta dan pendiri agama Kristen”. Kemudian kita ulas lagi apa yang telah dikatakan Wilson dalam buku tersebut: “Bahwa orang-orang Kristen yang hidup sesudah zaman murid-murid Yesus tidak memahami jalan lurus. Jadi, para pengikut paulus tadi tidak memahami ‘Shirotolmustakim’ (Jalan lurus) yaitu Islam, yakni agama murid-murid Yesus. Jadi orang-orang Kristen yang datangnya sesudah Isa, tidak tahu bahwa agama yang dianut Isa dan murid-muridnya itu ialah Islam.” Bukan hanya Wilson yang mengatakan bahwa Paulus-lah yang mendirikan Kristen. Hendry Candrick dalam bukunya mengatakan: “Agama ini asalnya dari Paulus dan Paulus sendiri-lah yang memulai agama ‘Kristen’.”

Kemudian dikatakan lagi oleh Wilson dalam bukunya, halaman 248 dari sejak awal Nasrani (bagi kelompok Yesus) percaya untuk tetap menjadi Yahudi dan siapa saja yang masuk kedalam jalan yang lurus (Islam) sebagaimana mereka menyebut dengan sebutan “Agamanya Yesus” harus setuju mengikuti tata cara Yahudi waktu itu yaitu bersunat, maka Nasrani pun bersunat (Pernah menjadu sub-bahasan dalam laman: Kontroversi “Siapakah Jesus?”). Saudara damai yang beriman, bahkan Paulus-lah yang mengatakan “Jikalau kamu bersunat, Kristus tidak akan bermanfaat bagi kamu.” Maka Paulus, melarang Nasrani untuk bersunat. Padahal, perhatikan ayat Alkitab berikut:

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21 )

Dalam buku Hendry Candrick pula ia mengulas masa Nabi sebelum Isa yaitu Nabi Yahya atau “Yohanes Membaptis”, disitu dikatakan bahwa Romawi menganggap bahwa Islam adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang beriman yang ditujukan kepada pengikutnya Nabi Yahya. Jadi Islam adalah agama para Nabi. Maka dari itu, kita berdo’a “Ihdinashirootolmustakim” (tunjukilah kami jalan yang lurus). Apa itu “shirotolmustakim”? yaitu “shirootoladzii na an ‘am ta’alaihim” (Yaitu jalannya orang-orang yang diberi nikmat). Jalanya Nabi Isa AS, Jalannya Nabi Muhammad SAW, Jalannya Nabi Yahya AS, Jalannya Nabi Daud AS, Nabi Musa AS, dsb. Lalu dikatakan orang Yahudi menyebut Yesus sebagai Nasrani atau Muslim. Dan itu adalah apa-apa yang ditulis oleh Hendry Candrick. Kemudian didalam Naskah Laut Mati, juga Kelompoknya Nabi yahya dan Nabi ISA ini juga disebut sebagai jalan lurus atau Islam. Jadi dulu yang dimaksud Yesus jalan lurus itu ialah yang taat mengikuti perintah Allah SWT. Saudara damai yang beriman, maka dari itu ketika ditanya oleh murid-muridnya: “Hai Yesus, apakah yang baik itu?”, Yesus pun mengatakan “Jangan kamu mengatakan aku baik. Tetapi kalau ingin masuk surga, taatlah kepada perintah Allah,” dan ini adalah Muslim.

Saudara damai yang beriman, Yesus tidak mungkin Kristen. Mengapa? Mari menyimak kembali:

  • Kristen berarti Kristus,
  • Kristen berarti Orang Yang Menyembah Kepada Yesus Kristus

Jika = Yesus adalah seorang Kristen
Maka = Yesus Menyembah Dirinya Sendiri
Pertanyaannya = Logis-kah?

Allah berfirman di dalam Al-Qur’an agar ummat Muslim yang taat dan beriman, dan disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk kemudian beliau syiarkan kepada ummat Islam. Dalam ayat tersebut dikatakan:



Begitu pula dalam Alkitab, Allah berfirman untuk ummat yang beriman dan disampaikan kepada Isa AS sebagai Rasul pada masanya (sebelum Rasulullah SAW ada). Dalam ayat tersebut dikatakan: “Kamu harus menyembah Allah ,dan hanya kepada-Nya Kamu berbakti” (Matius 4:10)
Bukankah maknanya sama?

Nabi Isa Shalat. Dikisahkan Yesus shalat ketika tiba waktu Dzuhur, kemudian Yesus pun permisi kepada murid-muridnya untuk shalat Dzuhur. Berkata-lah Isa (Yesus): “Hai muridku, tunggu di sini aku mau sholat” Ummat Nabi Isa AS, tidak tau shalatnya Nabi Isa AS. Berbeda dengan Rasulullah Muhammad SAW yang bersabda: “Shalatlah kamu, sebagaimana kamu melihatku shalat”. Sehingga, saat zaman Ke-Rasul-an Isa AS, shalat hanya baru dilaksanakan Isa AS. Kemudian pada masa ke-Rasul-an terakhir (zaman Nabi Muhammad SAW), shalat itu diwajibkan bagi ia dan ummatnya.

Nabi Isa AS (Yesus) pun berpuasa. Dalam Alkitab dikatakan: “Dan setelah berpuasa 40 hari 40 malam , akhirnya laparlah Yesus” (Matius 4:2)
Lalu bagaimana dengan kami ummat Muslim? Menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Apakah ummat Muslim lapar ? Ya, lapar! Sama seperti Yesus, setelah ummat Muslim berpuasa 30 hari 30 malam, laparlah Ummat Muslim. Logis?
Bahkan diulas sebelumnya bahwa Yesus-pun membaca syahadat.
Saudara damai yang beriman. Dari ulasan di atas, maka kami sudah memberikan bukti bahwa Yesus adalah Muslim. Bila Anda menyimak dengan baik, maka Anda akan ingat poin berikut:

1) Yesus mengajarkan dan mengucapkan Syahadat, dia mengajarkan dan mengerjakan shalat, mengajarkan dan mengerjakan puasa, dia mengajarkan sunat dan ber-sunat (dikhitan).

Saudara damai yang beriman, maka sekarang kita tanyakan

  • Apakah saudara kita, Ummat Kristiani bersyahadat ?
  • Apakah saudara kita, Ummat Kristiani berpuasa seperti Yesus? 
  • Apakah saudara kita, Ummat Kristiani shalat seperti Yesus?
  • Apakah saudara kita, Ummat Kristiani bersunat seperti perintah Yesus (Isa AS) ? Justru sebaliknya, Paulus mengatakan “Jikalau kalian sunnat, maka Kristus tidak akan bermanfaat bagi kamu”


Kami rasa Anda memiliki jawaban masing-masing tentang pertanyaan di atas

2)    Yesus seorang Kristiani ? Bukan. Kristen diambil dari kata “Kristus” maka “Kristen” adalah orang yang menyembah Yesus Kristus. Lalu, apakah Yesus menyembah dirinya sendiri sedangkan dia bersyahadat? Jawabannya adalah: Mustahil.


  • Ummat Islam bersyahadat ? Ya, Islam berysahadat dan mengakui tidak tuhan selain Allah , Muhammad utusan Allah. Sama seperti Yesus yang bersyahadat: Tiada Tuhan selain Allah, Isa utusan Allah. 
  • Ummat Islam berpuasa seperti puasa Isa AS ? Ya,  berpuasa selama bulan Ramadhan ditambah puasa sunnah lainnya.
  • Ummat Islam ber-sunat/dikhitan ? Ya Ummat Islam wajib sunat/khitan untuk menyucikan diri.
  • Ummat Islam shalat ? Ya, Ummat Islam wajib shalat 5 waktu ditambah shalat sunnah lainnya.

Maka siapa yang lebih taat kepada Rasul Allah? Kristen atau Islam ? Maka apakah masih kita mengatakan Kristen didirikan Isa AS? Maka apakah kita masih mengatakan bahwa Isa asalah tuhan ? atau Anak tuhan ? Dengan damai dan tegas, kami dan jutaan ummat Muslim lainnya menjawab, tidak!
Isa AS beragama Islam, dan Isa AS adalah utusan Allah.

Saudara damai yang beriman, apabila saudara kita ummat Kristiani mengubah keyakinannya menjadi Islam (Mu’alaf), maka mereka akan mendapatkan banyak berkah serta keuntungan:

  • Mu’alaf akan menjadi pengikut Rasulullah Muhammad SAW tetapi tidak meninggalkan Isa AS 
  • Mu’alaf akan mentaati Rasulullah Muhammad SAW sekaligus mentaati Isa AS
  • Dosa para Mu’alaf yang telah lalu Insya Allah diampuni Allah SWT

Sementara, apabila ummat Muslim mengubah keyakinannya dan menjadi Murtadin, maka ia akan merugi:
  •  Mengira dirinya telah mengikuti Isa AS. Padahal ia mengikuti ajaran Paulus. 
  • Meninggalkan Rasulullah Muhammad SAW, meninggalkan pula Isa AS
  • Dosa tidak akan diampuni Allah SWT, karena kafir.

Mari kita lihat QS. Al-Maidah, ayat 17 :
Sungguh telah kafir orang-orang yang meyakini, bahwa Tuhan itu adalah Al-Masih putera Maryam. Katakanlah! ‘Maka siapakah yang dapat menahan Allah, jika hendak mematikan Al-Masih putera Maryam dan Ibunya atau seluruh yang hidup di muka bumi ini ?

QS. Al-An’am, ayat 101:
(Tuhan) Pencipta langit dan Bumi, bagaimana mungkin Dia mempunyai putera, padahal Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

QS. Al-Mukminun ayat 91:
Tidaklah Allah mempunyai anak dan tidak pula ada Tuhan disamping-Nya. (karena jika mempunyai anak dan ada Tuhan selain-Nya), maka masing-masing Tuhan akan membawa ciptaan-Nya sendiri dan sebagian akan lebih unggul dari sebagian yang lainnya.”
Sementara dalam Alkitab , Matius 10 : 34-36:
“Engkau harus menyembah Tuhan, Allah-mu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”

Maka jelas. Yesus terbukti Muslim.
Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.

Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah, Waasyhaduanna-Muhammada(r)-Rasulullah~

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~

Share:

Yesus-pun Bersyahadat


Yesus-pun Bersyahadat
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang

Salam damai, Ummat beriman
Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~
Saudara damai yang beriman. Kami, ummat Muslim menempatkan Syahadat sebagai rukun Islam yang pertama. Asyhaduallaa- Ilaaha-Ilallah, Waasyhaduanna-Muhammadar-Rasulullah, yang artinya : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.” Ketika seorang Non-Muslim ingin menjadi Mu’alaf (berpindah keyakinannya menjadi Islam), hendaknya ia membacakan dua kalimat syahadat tersebut sebagai sumpah, ikrar dan janjinya kepada Allah bahwa dirinya mengakui akan ke-Esa-an Allah dan Rasul yang menjadi panutan hidupnya hanyalah Muhammad SAW. Setelah ia membaca dua kalimat syahadat di depan saksi dan di dalam Mesjid, insya Allah jadi-lah ia sebagai Muslim dan setelah itu wajib-lah bagi ia untuk menjalankan Ibadah dan kewajiban seorang Muslim.

Muslim yang membaca syahadat mungkin sudah tidak asing di telinga saudara kita yang Non-Muslim. Namun, ada rahasia yang entah diketahui adanya atau tidak bahwa Isa AS (Yesus) pun membaca syahadat. Dan inilah salah saru ajaran yang hilang dari saudara kita, ummat Kristiani. Ummat Kristiani tidak pernah mengamalkan syahadat. Padahal, syahadar diajarkan Alkitab yang berada di tangan mereka sebagai kitab yang disuci-kan dan dikuduskan.

Saudara damai yang beriman, mari kita simak ayat Alkitab berikut:

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, Satu-Satunya Allah yang Benar, dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau Utus.” (Yohanes 17:3).

Saudara damai yang beriman, apabila potongan ayat Yohanes pasal 17 ayat 3 tersebut kita ubah ke dalam Bahasa Arab, maka akan muncul kalimat berikut:

Laa Ilaaha Illallah – Isa Rasulullah : “Tidak Ada Tuhan Selain Allah – Isa Utusan Allah

Tanpa harus berpikir begitu keras, ayat tersebut tidak menunjukkan Trinitas. Ayat tersebut bermakna bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah. Sama seperti syahadat yang Kami ucapkan sebagai Muslim. Laa Ilaaha Illallah – Muhammad Rasulullah: “Tidak Ada Tuhan Selain Allah – Muhammad Utusan Allah.”

Saudara damai yang beriman, mari kita ulas kembali potongan Ayat di atas:

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, Satu-Satunya Allah yang Benar, dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau Utus.” (Yohanes 17:3).

Potongan ayat tersebut tidak mengatakan bahwa Yesus mengakui dirinya adalah Tuhan. Yesus mendeklarasikan bahwa Tuhan adalah Allah dan Ia adalah utusan Allah. Yesus sama dengan Ibrahim AS dan Musa AS yang merupakan utusan Allah pula. Yesus pun sama dengan Malaikat Gabriel (Malaikat Jibril) yang merupaan utusan ALLAH saja. Saudara damai, mari kita simak ayat berikut:

Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu’.” (Lukas 1:19)

Saudara damai, Malaikat telah diutus oleh Allah, pertanyaannya: “Apakah Malaikat itu Allah?” Tentu saja bukan. Yesus telah diutus oleh Allah? Apakah Yesus adalah Allah? Mari analogikan:

1.     Ramli seorang manusia.
2.    Ramli adalah seorang pria, Ramli baru saja diangkat manjadi pegawai di perusahaan X yang di kepalai oleh Pak Broto.
3.    Ramli diutus oleh Pak Broto ke lapangan untuk menyebarkan informasi perusahaan untuk menarik minat orang banyak.
4.    Maka Ramli adalah  utusan Pak Broto, bukan Pak Broto.

Mari kita implementasikan analogi di atas menjadi sebuah pernyataan yang konkret:

Pernyataan 1:
1.     Musa seorang manusia.
2.    Musa adalah seorang pria. Musa AS diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha Kuasa, Allah SWT.
3.    Musa diutus oleh Allah untuk menebarkan agama Allah ke ummat Manusia.
4.    Maka Musa AS adalah utusan Allah, bukan Allah.

Pernyataan 2:
1.     Ibrahim seorang manusia.
2.    Ibrahim adalah seorang pria. Ibrahim AS diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha Kuasa, Allah SWT.
3.    Ibrahim AS diutus oleh Allah untuk menebarkan agama Allah ke ummat Manusia.
4.    Maka Ibrahim AS adalah utusan Allah, bukan Allah.

Jika, pernyataan tersebut akan sama jika kita tempatkan Yesus di dalamnya:

Pernyataan 3:
1.     Isa (Yesus) seorang manusia.
2.    Isa (Yesus) adalah seorang pria. Isa AS (Yesus) diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha Kuasa, Allah SWT.
3.    Isa AS (Yesus) diutus oleh Allah untuk menebarkan agama Allah ke ummat Manusia.
4.    Maka Isa AS (Yesus) adalah utusan Allah, bukan Allah.

Maka, Yesus telah diutus oleh Allah. Apakah Yesus itu Allah? Tentu bukan. Tidak mungkin “Aku mengutus Aku”. Saudara damai yang beriman, penyelamat bukan hanya Yesus. Musa AS pun adalah penyelamat menurut Alkitab. Mari simak ayat berikut:

Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? —Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai Pemimpin Dan Penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.” (Kisah Para Rasul 7:35)

Saudara damai yang beriman, semua yang diutus oleh Allah sudah pasti la bukan Allah. Dalam Al-Qur’an pun, Nabi Isa AS menyuruh ummatnya untuk menyembah Allah saja, bukan-lah menyembah dirinya.

Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. (QS. Ali-Imran [3]:51).

Saudara damai yang beriman, pada umumnya agama yang kita anut adalah agama yang kita ikuti dari orang tua kita. Jarang sekali yang berpikir apakah agama yang dianut adalah benar atau salah? Ketika seseorang lahir di belahan dunia timur dan dari keluarga Islam, maka orang tersebut adalah seorang Muslim. Ketika seseorang lahir di barat dari keluarga Kristiani, maka orang tersebut menjadi seorang Kristiani. Ketika seseorang lahir di Himalaya dari keluarga budha, maka orang tersebut dijadikan Bhisksu. 19 keyakinan, meski yakin dengan seyakin-yakinnya akan agamanya tersebut, maka tetap-lah tidak akan bermakna bila ada 19 Tuhan. Tuhan itu Esa, dan Esa bermakna benar. Lalu bagaimana untuk membuktikan bahwa sebuah agama benar? Janganlah kita melihat dari kesalahan ummat yang menganut agamanya tersebut, karena ummat tetaplah manusia yang kita tahu, manusia merupakan gudangnya kesalahan. Jika di Negara Muslim banyak orang miskin yang beragama Islam, maka itu tidak berarti Islam adalah buruk. Karena Philipina, Negara yang kita tahu mereka berasal dari kalangan menegah ke bawah, mayoritas penduduknya beragama Khatolik. Jika di Negara Muslim banyak sekali tindak kriminal, maka tidak berarti Islam buruk. Karena Brazil, Venezuela, Mexico, Argentina yang terkenal dengan maraknya kriminalitas, mayoritas penduduknya bergama Kristiani. Tidak bisa kita melihat dari kacamata aspek “duniawi” sebuah agama bisa kita nilai benar. Bukti bahwa sebuah agama benar atau salah dapat kita telaah melalui Kitabnya. Jika Kitabnya memang berasal dari Tuhan atau firman (perkataan) Tuhan, maka tidak boleh ada kesalahan sedikit-pun.

Saudara-saudara damai yang beriman, untuk bahan renungan kita sebagai ummat manusia yang membutuhkan Tuhan. Maka simak ayat-ayat berikut:

Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (QS. Az-Zumar [39]:53).

Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Ankabuut [29]:7).

Ketika saudara Kami yang Non-Muslim ingin menjadi seorang Mu’alaf atau mengubah keyakinannya menjadi Muslim. Insya Allah dosanya yang telah lalu diampuni Allah SWT.

Mari kembali menyimak firman Allah:

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: ‘Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku sunnah orang-orang dahulu’.” (QS. Al-Anfaal [8]:38).

Lalu muncul pertanyaan: “Siapakah yang ingin masuk Islam?”

“Tidak ada paksaan untuk agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]:256).

Saudara damai, tidak bosan kami mengulas ayat ini di mana Nabi Isa AS (Yesus) pun menyuruh agar gunakan-lah akal agar ummatnya menyembah Allah. Simak ayat berikut:

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:30)

Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu’.” (Matius 22:37)

Jawab orang itu: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’.” (Lukas 10:27)

Jangan sampai, kata “Iman” merujuk pada arti “Ingkar”. Karena Iman artinya percaya. Jika kita mengimani Kitab Allah, maka kita jangan mengingkarinya. Tidak boleh ada bahasa “Menginkari kitabnya di tangan sendiri.” Sedikit bahasan penutup, sila pertama dalam pancasila (sebagai ideologi bangsa Indonesia) adalah “Ketuhanan yang Maha Esa”, Maha Esa. Esa berarti satu. Maka “Ketuhanan yang Maha Satu”. Satu Tuhan.

Pertanyaannya: “Tuhan siapa-kah yang hanya berjumlah 1?” Saya harap, saudara yang membaca ini dapat menjawabnya sendiri.

Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.

Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah, Waasyhaduanna-Muhammada(r)-Rasulullah~

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~


Share:

Kunjungi kami

Kunjungi kami
Klik untuk masuk ke G+ Kami

Siapa Kami dan siapa Anda?

Anda dan Kami, serumpun. Mengalir dalam darah kita, garis keturunan Adam dan Hawa. Nafas pun, kita peroleh dari Sang Khaliq. Tidak ada manusia yang berdiri sendiri. Sari pati tanah adalah asal mula penciptaan kita. Serumpun dalam rukun. Membangun kata "Damai" agar bukan hanya sebagai slogan Dunia. Salam Damai, dari ummat yang ingin berdamai. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhaduallaa Ilaaha-Illallaah - Wa-Asyhadu Anna Muhammada-rrasuulullah. Allahu Akbar!

Translate this/Terjemahkan

Klik untuk mencari artikel kami