Mendo’akan Iblis
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Assalamu’alaykum. Wr. Wb.
Teman Saya bertanya : “Apakah boleh, kita mendo’akan Iblis?”
Pertanyaan
seperti itu tentu bukan hanya satu atau dua kali ditanyakan oleh beberapa
orang. Baiklah, mari kita ulas.
Saudara
seiman. Perlu diperhatikan bahwa do’a secara garis besar terbagi ke dalam dua
golongan yaitu do’a untuk kebaikan (do’a berkah) dan do’a untuk keburukan atau
yang biasa disebut dengan kutukan.
Pertama, terdapat do’a
berkah yang ditujuakan untuk sesama Muslim. Muslim di sini mencakup semua umat
Muslim. Baik itu yang dekat maupun yang jauh, memiliki tali kekerabatan dengan
kita, maupun tidak. Selama dia adalah Muslim, maka dia berhak mendapatkan do’a
berkah. Termasuk Muslim yang sudah wafat. Itulah mengapa, kita sering
dianjurkan untuk mendo’akan sanak saudara/kerabat sahabat yang sudah tiada
a.k.a meninggal dunia. Mengapa? We just
need to make it as a simple :
“Diriwayatkan
dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Seorang Muslim itu adalah
saudara Muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan mendzalimi dan meremehkannya
dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).
·
Semua umat Muslim adalah saudara.
·
Siapa itu Muslim? Muslim adalah
manusia-manusia yang tetap di dalam dua kalimat Syahadat.
·
Saudara : Secara etimologis berasal
dari ‘Esa’ yang artinya satu dan dara dari kata ‘darah’, maka makna singkat
saudara adalah “satu darah”
·
Hal ini menunjukkan bahwa umat
Muslim memiliki ikatan satu darah. Maka, mendo’akan Muslim = Mendo’akan
saudara.
Hal ini
menegaskan, pun Muslim yang banyak berbuat dosa, terjebak dalam sisi gelap
kehidupan, tetap berhak mendapatkan do’a kita, dan kita wajib mendo’akan
mereka. Tentu mendo’akan kebaikan atas mereka, agar saudara kita yang belum
berhijrah agar dihijrahkan. Agar saudara kita yang belum memperoleh hidayah,
segera dipertemukan dengan hidayah dan mengejarnya.
Tetapi
bagaimana kalau ada seorang Muslim yang mendzalimi kita? Simple. adalah haram
bagi kita untuk mendo’akan mereka binasa (yaitu mendo’akan kutukan). Mengapa? Kita
tidak pernah diutus ke Dunia ini untuk mendo’akan kebinasaan atas kaum Muslim
walau pun Muslim tersebut telah berbuat aniaya terhadap kita – atau kepada
siapa pun.
Rasulullah
Muhammad SAW pada saat hendak berdakwah ke Thaif mendapatkan perlakuan yang
amat menyengsarakan dari kaum kafir, lemparan batu, caci maki dan hujatan yang
keji. Pada saat itulah Malaikat Jibril AS turun kepada Nabi Muhammad SAW dan
berkata bahwa kalau Nabi Muhammad SAW menghendaki Jibril AS akan mengangkat
sebuah bukit dan menimpakannya atas kaum kufar yang ingkar tersebut. Nabi
Muhammad SAW menjawab Jibril AS dengan penuh kelembutan bahwa Nabi Muhammad SAW
tidaklah diutus untuk mengutuki dan membinasakan manusia, melainkan untuk
menebarkan rahmat.
Kedua. Do’a berkah
adalah untuk para Malaikat.
Bolehkah kita
sebagai Muslim memanjatkan do’a berkah untuk para Malaikat? Tentu saja boleh,
dan lebih dari itu memanjatkan do’a berkah untuk para Malaikat juga akan
mendatangkan pahala bagi kita. Mengapa Malaikat harus dido’akan berkah? Karena pertama, mendo’akan para Malaikat
merupakan salah satu ibadah yang akan mendatangkan pahala bagi kita. Kedua, dengan memanjatkan do’a untuk
para Malaikat, kita telah menunjukkan karib dan rahmah kita kepada para
Malaikat. Kita harus akui bahwa sebenarnya para Malaikat pun juga selalu mendo’akan
kebaikan untuk kita, tidak ada satu hari pun berlalu di kalangan para Malaikat,
kecuali mereka melewatinya dengan selalu memanjatkan do’a kepada Allah SWT
untuk kebaikan kita semua, kaum Muslim. Dan sudah sepantasnya umat Muslim
berbalik turut mendo’akan mereka para Malaikat, itulah yang indah di mata Allah
SWT.
Saat seorang
Muslim mendo’akan berkah untuk para Malaikat, pastilah para Malaikat akan
membalas pula do’a kita itu dengan mendo’akan kebaikan atas kita. Artinya nanti
para Malaikat akan berdo’a kepada Allah SWT supaya kita selalu mendapatkan
karunia dan berkah dari Allah SWT. Dan bukankah do’a para Malaikat akan selalu
di-ijabah Allah SWT?
Ketiga. Do’a berkah
adalah untuk anak-anak. Saat berdo’a, jangan kita lupa mendo’akan keberkahan
untuk anak-anak manusia yaitu anak-anak yang masih di bawah umur. Yang harus
diperhatikan di sini adalah, anak-anak yang berhak atas do’a berkah kita adalah
seluruh anak-anak di Dunia ini, walau pun anak-anak itu merupakan anak-anak
dari kalangan umat non-Muslim. Jadi kalau ada kanak-kanak nonmuslim yang masih
di bawah umur, sangat baik sekali kalau kita mendo’akan mereka supaya kelak
mendapat hidayah Allah SWT untuk menerima Islam.
Anak-anak
adalah manusia-manusia muda yang masih netral, belum dipandang beragama satu
pun. Oleh karena itu adalah hak dan kewajiban kita untuk mendo’akan supaya
kehidupan mereka kelak dijalani sebagai manusia-manusia Muslim yang saleh yang
menjalankan syari’ah dan risalah Nabi Muhammad SAW. Dan dengan mendo’akan
mereka tentunya kita akan mendapatkan pahala tersendiri dari Allah SWT.
Keempat. Do’a berkah
kita adalah untuk benda mati dan mahluk hidup lainnya. Benda mati pun juga
selalu mengharapkan belas kasih Allah SWT, seperti gunung, angin, awan, air,
lembah, planet bumi, matahari, dan lain lain, kesemuanya merupakan makhluk
Allah SWT juga yang selalu mengharapkan belas kasih dari Allah SWT. Pun begitu
juga, hewan dan pepohonan juga mengharapkan belas kasih dan rahmat dari Allah SWT,
karena hanya Allah-lah Yang dapat mencurahkan rahmat dan belaskasihNya kepada
seluruh mahluk itu. Jangan pernah sungkan untuk mendo’akan gunung atau bebatuan
atau sekawanan burung atau pun juga rengat-rengat yang malang, karena dari mendo’akan
mereka itu kita akan beroleh pahala dari Allah SWT. Dan kelak di dalam alam ruh
seluruh mahluk itu pun akan turut mendo’akan kita supaya rahmat dan belaskasih
Allah juga tercurah atas kita semua, umat Muhammad SAW.
Kita
mengetahui bahwa Allah SWT adalah Maha Pengasih dan Penyayang, dan Allah SWT
juga Maha Pemelihara. Tanpa kita mendo’akan berkah untuk mahluk-mahluk tersebut
tetap Allah SWT selalu merawat – memelihara dan mengasihi seluruh mahlukNya
tanpa pembedaan. Yang tidak boleh adalah menyembah mereka.
Do’a untuk umat Nonmuslim.
Islam melarang
umat Muslim untuk mendo’akan kebaikan atas kaum Nonmuslim. Mendo’akan kebaikan
atas kaum Nonmuslim terbagi dalam dua jenis do’a yaitu do’a supaya kaum
Nonmuslim mendapatkan kebaikan seperti mendapat limpahan rejeki, sukses di
dalam berbisnis, sembuh dari penyakit, jauh dari marabahaya dan lain lain.
Kemudian jenis do’a yang lain yakni seperti mendo’akan supaya kaum Nonmuslim
itu mendapat hidayah dari Allah SWT untuk masuk Islam, atau supaya Allah SWT
mengampuni seluruh dosa mereka, atau berdo’a supaya mereka diperkenankan masuk
Surga.
Pada dasarnya
laknat Allah SWT sudah mutlak atas mereka (dikarenakan kekafiran mereka
terhadap Allah SWT dan Rasul Muhammad SAW), maka bukankah itu berarti suatu
kelancangan mendo’akan kebaikan untuk mereka? Kalau Allah SWT sudah menetapkan
laknatNya atas mereka maka berarti tidak ada lagi harapan bagi kita untuk mendo’akan
kebaikan atas mereka.
Islam melarang
kaum Muslim mendo’akan kutukan kepada Allah SWT atas mereka. Kutukan, adzab mau
pun laknat Allah SWT atas mereka seutuhnya merupakan urusan Allah SWT – bukan
urusan kaum Muslim. Banyak terdapat ayat di dalam Alquran yang mengajarkan
bahwa Muslim dilarang untuk mendo’akan kutukan mau pun adzab – dan juga
mempercepat azab Allah SWT untuk ditimpakan atas mereka. Allah SWT sudah
berkehendak bahwa biarlah mereka mendapatkan kenikmatan Dunia ini selama yang
Allah SWT kehendaki – oleh karena itu Muslim dilarang untuk mendo’akan
kebinasaan atas mereka. Juga tidak boleh ada do’a kaum Muslim supaya Allah SWT
mengampuni Nonmuslim itu yang telah menganiaya kaum Muslim, tidak boleh ada.
Mendo’akan
makhluk ghaib seperti Malaikat (makhluk Allah yang paling setia) adalah boleh.
Mendo’akan non-Muslim-pun-boleh. Lalu, apakah boleh kita mendo’akan makhluk
ghaib lainnya semisal, Iblis?
Jawaban
pastinya adalah: Boleh.
Dengan-penekanan-yakni, kita boleh memberikan do’a kutukan.
Adalah wajib
sekali bagi Muslim untuk memanjatkan do’a supaya kutukan Allah SWT dijatuhkan
atas Iblis dan sekutu-sekutunya: jin, dan Setan. Hanya Iblis, Setan dan jin-lah
yang harus mendapatkan do’a kutuk kaum Muslim. Iblis, jin dan Setan-lah awal
malapetaka yang ada di atas Dunia ini; jin, Iblis dan Setan amat memusuhi kita
manusia, sangat menginginkan supaya seluruh manusia terjerumus ke Neraka,
sangat menginginkan agar seluruh manusia binasa dan merugikan diri sendiri.
Iblis, Setan dan jin adalah mahluk yang tidak suka dan tidak ridha melihat
manusia taat dan memelihara diri mereka dari dosa dan aniaya.
Kalau Muslim
melihat ada manusia yang berhasil dijerumuskan oleh bisikan Iblis untuk
melakukan kekejian (pekerjaan-pekerjaan ahli Neraka), bukan manusia itu yang
dikutuk oleh Muslim, melainkan Iblisnya lah yang harus dikutuk dengan
sekutuk-kutuknya.
Kesimpulannya
adalah, bahwa hanya Iblis, jin dan Setan (Setan dari kalangan jin, bukan Setan
dari kalangan manusia) lah yang harus mendapatkan kutukan dari kaum Muslim.
Muslim diperbolehkan bahkan diperintahkan untuk mendo’akan kutuk kepada hanya
Iblis saja.
Prasangka kepada siapa?
Islam sudah
tegas di dalam ajarannya mengenai do’a, mengenai untuk siapa saja do’a kaum
Muslim ditujukan. Tidak ubahnya dengan do’a, prasangka pun juga demikian.
Muslim diajarkan untuk selalu berprasangka baik kepada siapa pun. Islam juga mengajarkan
bahwa Muslim harus senantiasa berprasangka baik kepada kaum Nonmuslim. Sejahat
dan sekeji apapun kaum Nonmuslim, adalah berdosa jika Muslim melancarkan
prasangka buruknya kepada mereka. Kaum Nonmuslim biar bagaimana pun adalah
manusia juga yang sewaktu-waktu fikiran dan niatnya bisa saja berubah.
Menghormati kaum Nonmuslim adalah termasuk tidak berprasangka buruk terhadap
mereka. Berprasangka baiklah terhadap mereka – sekali pun mereka adalah kaum
kuffar yang mengingkari keesaan Allah SWT dan kerasulan Muhammad SAW.
Satu-satunya
mahluk yang harus mendapatkan prasangka buruk kita adalah Iblis dan
sekutu-sekutunya yaitu jin dan Setan (Setan dari kalangan jin, bukan Setan dari
kalangan manusia). Justru, melancarkan prasangka buruk kepada Iblis dan sekutunya
merupakan suatu ibadah yang akan mendatangkan pahala bagi kita kaum Muslim.
Wallahu’alam
Bishawab. Jazakumullah Khayran Katsiran. Afwan, hanya itu yang bisa Saya
sampaikan.
Wassalamu’alaykum. Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar