Karena suatu saat "Damai" bukan hanya slogan Dunia.

Selasa, 26 Juli 2016

Mendo'akan Iblis



Mendoakan Iblis
Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaykum. Wr. Wb.

Teman Saya bertanya : Apakah boleh, kita mendoakan Iblis?

Pertanyaan seperti itu tentu bukan hanya satu atau dua kali ditanyakan oleh beberapa orang. Baiklah, mari kita ulas.

Saudara seiman. Perlu diperhatikan bahwa do’a secara garis besar terbagi ke dalam dua golongan yaitu do’a untuk kebaikan (do’a berkah) dan do’a untuk keburukan atau yang biasa disebut dengan kutukan.

Pertama, terdapat do’a berkah yang ditujuakan untuk sesama Muslim. Muslim di sini mencakup semua umat Muslim. Baik itu yang dekat maupun yang jauh, memiliki tali kekerabatan dengan kita, maupun tidak. Selama dia adalah Muslim, maka dia berhak mendapatkan do’a berkah. Termasuk Muslim yang sudah wafat. Itulah mengapa, kita sering dianjurkan untuk mendo’akan sanak saudara/kerabat sahabat yang sudah tiada a.k.a meninggal dunia. Mengapa? We just need to make it as a simple :

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Seorang Muslim itu adalah saudara Muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan mendzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).

·         Semua umat Muslim adalah saudara.
·         Siapa itu Muslim? Muslim adalah manusia-manusia yang tetap di dalam dua kalimat Syahadat.
·         Saudara : Secara etimologis berasal dari ‘Esa’ yang artinya satu dan dara dari kata ‘darah’, maka makna singkat saudara adalah “satu darah”
·         Hal ini menunjukkan bahwa umat Muslim memiliki ikatan satu darah. Maka, mendo’akan Muslim = Mendo’akan saudara.

Hal ini menegaskan, pun Muslim yang banyak berbuat dosa, terjebak dalam sisi gelap kehidupan, tetap berhak mendapatkan do’a kita, dan kita wajib mendo’akan mereka. Tentu mendo’akan kebaikan atas mereka, agar saudara kita yang belum berhijrah agar dihijrahkan. Agar saudara kita yang belum memperoleh hidayah, segera dipertemukan dengan hidayah dan mengejarnya.

Tetapi bagaimana kalau ada seorang Muslim yang mendzalimi kita? Simple. adalah haram bagi kita untuk mendo’akan mereka binasa (yaitu mendo’akan kutukan). Mengapa? Kita tidak pernah diutus ke Dunia ini untuk mendo’akan kebinasaan atas kaum Muslim walau pun Muslim tersebut telah berbuat aniaya terhadap kita – atau kepada siapa pun.

Rasulullah Muhammad SAW pada saat hendak berdakwah ke Thaif mendapatkan perlakuan yang amat menyengsarakan dari kaum kafir, lemparan batu, caci maki dan hujatan yang keji. Pada saat itulah Malaikat Jibril AS turun kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata bahwa kalau Nabi Muhammad SAW menghendaki Jibril AS akan mengangkat sebuah bukit dan menimpakannya atas kaum kufar yang ingkar tersebut. Nabi Muhammad SAW menjawab Jibril AS dengan penuh kelembutan bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah diutus untuk mengutuki dan membinasakan manusia, melainkan untuk menebarkan rahmat.

Kedua. Do’a berkah adalah untuk para Malaikat.
Bolehkah kita sebagai Muslim memanjatkan do’a berkah untuk para Malaikat? Tentu saja boleh, dan lebih dari itu memanjatkan do’a berkah untuk para Malaikat juga akan mendatangkan pahala bagi kita. Mengapa Malaikat harus dido’akan berkah? Karena pertama, mendo’akan para Malaikat merupakan salah satu ibadah yang akan mendatangkan pahala bagi kita. Kedua, dengan memanjatkan do’a untuk para Malaikat, kita telah menunjukkan karib dan rahmah kita kepada para Malaikat. Kita harus akui bahwa sebenarnya para Malaikat pun juga selalu mendo’akan kebaikan untuk kita, tidak ada satu hari pun berlalu di kalangan para Malaikat, kecuali mereka melewatinya dengan selalu memanjatkan do’a kepada Allah SWT untuk kebaikan kita semua, kaum Muslim. Dan sudah sepantasnya umat Muslim berbalik turut mendo’akan mereka para Malaikat, itulah yang indah di mata Allah SWT.

Saat seorang Muslim mendo’akan berkah untuk para Malaikat, pastilah para Malaikat akan membalas pula do’a kita itu dengan mendo’akan kebaikan atas kita. Artinya nanti para Malaikat akan berdo’a kepada Allah SWT supaya kita selalu mendapatkan karunia dan berkah dari Allah SWT. Dan bukankah do’a para Malaikat akan selalu di-ijabah Allah SWT?

Ketiga. Do’a berkah adalah untuk anak-anak. Saat berdo’a, jangan kita lupa mendo’akan keberkahan untuk anak-anak manusia yaitu anak-anak yang masih di bawah umur. Yang harus diperhatikan di sini adalah, anak-anak yang berhak atas do’a berkah kita adalah seluruh anak-anak di Dunia ini, walau pun anak-anak itu merupakan anak-anak dari kalangan umat non-Muslim. Jadi kalau ada kanak-kanak nonmuslim yang masih di bawah umur, sangat baik sekali kalau kita mendo’akan mereka supaya kelak mendapat hidayah Allah SWT untuk menerima Islam.

Anak-anak adalah manusia-manusia muda yang masih netral, belum dipandang beragama satu pun. Oleh karena itu adalah hak dan kewajiban kita untuk mendo’akan supaya kehidupan mereka kelak dijalani sebagai manusia-manusia Muslim yang saleh yang menjalankan syari’ah dan risalah Nabi Muhammad SAW. Dan dengan mendo’akan mereka tentunya kita akan mendapatkan pahala tersendiri dari Allah SWT.

Keempat. Do’a berkah kita adalah untuk benda mati dan mahluk hidup lainnya. Benda mati pun juga selalu mengharapkan belas kasih Allah SWT, seperti gunung, angin, awan, air, lembah, planet bumi, matahari, dan lain lain, kesemuanya merupakan makhluk Allah SWT juga yang selalu mengharapkan belas kasih dari Allah SWT. Pun begitu juga, hewan dan pepohonan juga mengharapkan belas kasih dan rahmat dari Allah SWT, karena hanya Allah-lah Yang dapat mencurahkan rahmat dan belaskasihNya kepada seluruh mahluk itu. Jangan pernah sungkan untuk mendo’akan gunung atau bebatuan atau sekawanan burung atau pun juga rengat-rengat yang malang, karena dari mendo’akan mereka itu kita akan beroleh pahala dari Allah SWT. Dan kelak di dalam alam ruh seluruh mahluk itu pun akan turut mendo’akan kita supaya rahmat dan belaskasih Allah juga tercurah atas kita semua, umat Muhammad SAW.

Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Maha Pengasih dan Penyayang, dan Allah SWT juga Maha Pemelihara. Tanpa kita mendo’akan berkah untuk mahluk-mahluk tersebut tetap Allah SWT selalu merawat – memelihara dan mengasihi seluruh mahlukNya tanpa pembedaan. Yang tidak boleh adalah menyembah mereka.

Do’a untuk umat Nonmuslim.
Islam melarang umat Muslim untuk mendo’akan kebaikan atas kaum Nonmuslim. Mendo’akan kebaikan atas kaum Nonmuslim terbagi dalam dua jenis do’a yaitu do’a supaya kaum Nonmuslim mendapatkan kebaikan seperti mendapat limpahan rejeki, sukses di dalam berbisnis, sembuh dari penyakit, jauh dari marabahaya dan lain lain. Kemudian jenis do’a yang lain yakni seperti mendo’akan supaya kaum Nonmuslim itu mendapat hidayah dari Allah SWT untuk masuk Islam, atau supaya Allah SWT mengampuni seluruh dosa mereka, atau berdo’a supaya mereka diperkenankan masuk Surga.

Pada dasarnya laknat Allah SWT sudah mutlak atas mereka (dikarenakan kekafiran mereka terhadap Allah SWT dan Rasul Muhammad SAW), maka bukankah itu berarti suatu kelancangan mendo’akan kebaikan untuk mereka? Kalau Allah SWT sudah menetapkan laknatNya atas mereka maka berarti tidak ada lagi harapan bagi kita untuk mendo’akan kebaikan atas mereka.

Islam melarang kaum Muslim mendo’akan kutukan kepada Allah SWT atas mereka. Kutukan, adzab mau pun laknat Allah SWT atas mereka seutuhnya merupakan urusan Allah SWT – bukan urusan kaum Muslim. Banyak terdapat ayat di dalam Alquran yang mengajarkan bahwa Muslim dilarang untuk mendo’akan kutukan mau pun adzab – dan juga mempercepat azab Allah SWT untuk ditimpakan atas mereka. Allah SWT sudah berkehendak bahwa biarlah mereka mendapatkan kenikmatan Dunia ini selama yang Allah SWT kehendaki – oleh karena itu Muslim dilarang untuk mendo’akan kebinasaan atas mereka. Juga tidak boleh ada do’a kaum Muslim supaya Allah SWT mengampuni Nonmuslim itu yang telah menganiaya kaum Muslim, tidak boleh ada.

Mendo’akan makhluk ghaib seperti Malaikat (makhluk Allah yang paling setia) adalah boleh. Mendo’akan non-Muslim-pun-boleh. Lalu, apakah boleh kita mendo’akan makhluk ghaib lainnya semisal, Iblis?
Jawaban pastinya adalah: Boleh. Dengan-penekanan-yakni, kita boleh memberikan do’a kutukan.

Adalah wajib sekali bagi Muslim untuk memanjatkan do’a supaya kutukan Allah SWT dijatuhkan atas Iblis dan sekutu-sekutunya: jin, dan Setan. Hanya Iblis, Setan dan jin-lah yang harus mendapatkan do’a kutuk kaum Muslim. Iblis, jin dan Setan-lah awal malapetaka yang ada di atas Dunia ini; jin, Iblis dan Setan amat memusuhi kita manusia, sangat menginginkan supaya seluruh manusia terjerumus ke Neraka, sangat menginginkan agar seluruh manusia binasa dan merugikan diri sendiri. Iblis, Setan dan jin adalah mahluk yang tidak suka dan tidak ridha melihat manusia taat dan memelihara diri mereka dari dosa dan aniaya.

Kalau Muslim melihat ada manusia yang berhasil dijerumuskan oleh bisikan Iblis untuk melakukan kekejian (pekerjaan-pekerjaan ahli Neraka), bukan manusia itu yang dikutuk oleh Muslim, melainkan Iblisnya lah yang harus dikutuk dengan sekutuk-kutuknya.
Kesimpulannya adalah, bahwa hanya Iblis, jin dan Setan (Setan dari kalangan jin, bukan Setan dari kalangan manusia) lah yang harus mendapatkan kutukan dari kaum Muslim. Muslim diperbolehkan bahkan diperintahkan untuk mendo’akan kutuk kepada hanya Iblis saja.

Prasangka kepada siapa?
Islam sudah tegas di dalam ajarannya mengenai do’a, mengenai untuk siapa saja do’a kaum Muslim ditujukan. Tidak ubahnya dengan do’a, prasangka pun juga demikian. Muslim diajarkan untuk selalu berprasangka baik kepada siapa pun. Islam juga mengajarkan bahwa Muslim harus senantiasa berprasangka baik kepada kaum Nonmuslim. Sejahat dan sekeji apapun kaum Nonmuslim, adalah berdosa jika Muslim melancarkan prasangka buruknya kepada mereka. Kaum Nonmuslim biar bagaimana pun adalah manusia juga yang sewaktu-waktu fikiran dan niatnya bisa saja berubah. Menghormati kaum Nonmuslim adalah termasuk tidak berprasangka buruk terhadap mereka. Berprasangka baiklah terhadap mereka – sekali pun mereka adalah kaum kuffar yang mengingkari keesaan Allah SWT dan kerasulan Muhammad SAW.
Satu-satunya mahluk yang harus mendapatkan prasangka buruk kita adalah Iblis dan sekutu-sekutunya yaitu jin dan Setan (Setan dari kalangan jin, bukan Setan dari kalangan manusia). Justru, melancarkan prasangka buruk kepada Iblis dan sekutunya merupakan suatu ibadah yang akan mendatangkan pahala bagi kita kaum Muslim.

Wallahu’alam Bishawab. Jazakumullah Khayran Katsiran. Afwan, hanya itu yang bisa Saya sampaikan.

Wassalamualaykum. Wr. Wb.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kunjungi kami

Kunjungi kami
Klik untuk masuk ke G+ Kami

Siapa Kami dan siapa Anda?

Anda dan Kami, serumpun. Mengalir dalam darah kita, garis keturunan Adam dan Hawa. Nafas pun, kita peroleh dari Sang Khaliq. Tidak ada manusia yang berdiri sendiri. Sari pati tanah adalah asal mula penciptaan kita. Serumpun dalam rukun. Membangun kata "Damai" agar bukan hanya sebagai slogan Dunia. Salam Damai, dari ummat yang ingin berdamai. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhaduallaa Ilaaha-Illallaah - Wa-Asyhadu Anna Muhammada-rrasuulullah. Allahu Akbar!

Translate this/Terjemahkan

Klik untuk mencari artikel kami