Karena suatu saat "Damai" bukan hanya slogan Dunia.

Kamis, 18 Agustus 2016

Yesus-pun Bersyahadat


Yesus-pun Bersyahadat
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang

Salam damai, Ummat beriman
Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~
Saudara damai yang beriman. Kami, ummat Muslim menempatkan Syahadat sebagai rukun Islam yang pertama. Asyhaduallaa- Ilaaha-Ilallah, Waasyhaduanna-Muhammadar-Rasulullah, yang artinya : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.” Ketika seorang Non-Muslim ingin menjadi Mu’alaf (berpindah keyakinannya menjadi Islam), hendaknya ia membacakan dua kalimat syahadat tersebut sebagai sumpah, ikrar dan janjinya kepada Allah bahwa dirinya mengakui akan ke-Esa-an Allah dan Rasul yang menjadi panutan hidupnya hanyalah Muhammad SAW. Setelah ia membaca dua kalimat syahadat di depan saksi dan di dalam Mesjid, insya Allah jadi-lah ia sebagai Muslim dan setelah itu wajib-lah bagi ia untuk menjalankan Ibadah dan kewajiban seorang Muslim.

Muslim yang membaca syahadat mungkin sudah tidak asing di telinga saudara kita yang Non-Muslim. Namun, ada rahasia yang entah diketahui adanya atau tidak bahwa Isa AS (Yesus) pun membaca syahadat. Dan inilah salah saru ajaran yang hilang dari saudara kita, ummat Kristiani. Ummat Kristiani tidak pernah mengamalkan syahadat. Padahal, syahadar diajarkan Alkitab yang berada di tangan mereka sebagai kitab yang disuci-kan dan dikuduskan.

Saudara damai yang beriman, mari kita simak ayat Alkitab berikut:

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, Satu-Satunya Allah yang Benar, dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau Utus.” (Yohanes 17:3).

Saudara damai yang beriman, apabila potongan ayat Yohanes pasal 17 ayat 3 tersebut kita ubah ke dalam Bahasa Arab, maka akan muncul kalimat berikut:

Laa Ilaaha Illallah – Isa Rasulullah : “Tidak Ada Tuhan Selain Allah – Isa Utusan Allah

Tanpa harus berpikir begitu keras, ayat tersebut tidak menunjukkan Trinitas. Ayat tersebut bermakna bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah. Sama seperti syahadat yang Kami ucapkan sebagai Muslim. Laa Ilaaha Illallah – Muhammad Rasulullah: “Tidak Ada Tuhan Selain Allah – Muhammad Utusan Allah.”

Saudara damai yang beriman, mari kita ulas kembali potongan Ayat di atas:

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, Satu-Satunya Allah yang Benar, dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau Utus.” (Yohanes 17:3).

Potongan ayat tersebut tidak mengatakan bahwa Yesus mengakui dirinya adalah Tuhan. Yesus mendeklarasikan bahwa Tuhan adalah Allah dan Ia adalah utusan Allah. Yesus sama dengan Ibrahim AS dan Musa AS yang merupakan utusan Allah pula. Yesus pun sama dengan Malaikat Gabriel (Malaikat Jibril) yang merupaan utusan ALLAH saja. Saudara damai, mari kita simak ayat berikut:

Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu’.” (Lukas 1:19)

Saudara damai, Malaikat telah diutus oleh Allah, pertanyaannya: “Apakah Malaikat itu Allah?” Tentu saja bukan. Yesus telah diutus oleh Allah? Apakah Yesus adalah Allah? Mari analogikan:

1.     Ramli seorang manusia.
2.    Ramli adalah seorang pria, Ramli baru saja diangkat manjadi pegawai di perusahaan X yang di kepalai oleh Pak Broto.
3.    Ramli diutus oleh Pak Broto ke lapangan untuk menyebarkan informasi perusahaan untuk menarik minat orang banyak.
4.    Maka Ramli adalah  utusan Pak Broto, bukan Pak Broto.

Mari kita implementasikan analogi di atas menjadi sebuah pernyataan yang konkret:

Pernyataan 1:
1.     Musa seorang manusia.
2.    Musa adalah seorang pria. Musa AS diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha Kuasa, Allah SWT.
3.    Musa diutus oleh Allah untuk menebarkan agama Allah ke ummat Manusia.
4.    Maka Musa AS adalah utusan Allah, bukan Allah.

Pernyataan 2:
1.     Ibrahim seorang manusia.
2.    Ibrahim adalah seorang pria. Ibrahim AS diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha Kuasa, Allah SWT.
3.    Ibrahim AS diutus oleh Allah untuk menebarkan agama Allah ke ummat Manusia.
4.    Maka Ibrahim AS adalah utusan Allah, bukan Allah.

Jika, pernyataan tersebut akan sama jika kita tempatkan Yesus di dalamnya:

Pernyataan 3:
1.     Isa (Yesus) seorang manusia.
2.    Isa (Yesus) adalah seorang pria. Isa AS (Yesus) diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha Kuasa, Allah SWT.
3.    Isa AS (Yesus) diutus oleh Allah untuk menebarkan agama Allah ke ummat Manusia.
4.    Maka Isa AS (Yesus) adalah utusan Allah, bukan Allah.

Maka, Yesus telah diutus oleh Allah. Apakah Yesus itu Allah? Tentu bukan. Tidak mungkin “Aku mengutus Aku”. Saudara damai yang beriman, penyelamat bukan hanya Yesus. Musa AS pun adalah penyelamat menurut Alkitab. Mari simak ayat berikut:

Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? —Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai Pemimpin Dan Penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.” (Kisah Para Rasul 7:35)

Saudara damai yang beriman, semua yang diutus oleh Allah sudah pasti la bukan Allah. Dalam Al-Qur’an pun, Nabi Isa AS menyuruh ummatnya untuk menyembah Allah saja, bukan-lah menyembah dirinya.

Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. (QS. Ali-Imran [3]:51).

Saudara damai yang beriman, pada umumnya agama yang kita anut adalah agama yang kita ikuti dari orang tua kita. Jarang sekali yang berpikir apakah agama yang dianut adalah benar atau salah? Ketika seseorang lahir di belahan dunia timur dan dari keluarga Islam, maka orang tersebut adalah seorang Muslim. Ketika seseorang lahir di barat dari keluarga Kristiani, maka orang tersebut menjadi seorang Kristiani. Ketika seseorang lahir di Himalaya dari keluarga budha, maka orang tersebut dijadikan Bhisksu. 19 keyakinan, meski yakin dengan seyakin-yakinnya akan agamanya tersebut, maka tetap-lah tidak akan bermakna bila ada 19 Tuhan. Tuhan itu Esa, dan Esa bermakna benar. Lalu bagaimana untuk membuktikan bahwa sebuah agama benar? Janganlah kita melihat dari kesalahan ummat yang menganut agamanya tersebut, karena ummat tetaplah manusia yang kita tahu, manusia merupakan gudangnya kesalahan. Jika di Negara Muslim banyak orang miskin yang beragama Islam, maka itu tidak berarti Islam adalah buruk. Karena Philipina, Negara yang kita tahu mereka berasal dari kalangan menegah ke bawah, mayoritas penduduknya beragama Khatolik. Jika di Negara Muslim banyak sekali tindak kriminal, maka tidak berarti Islam buruk. Karena Brazil, Venezuela, Mexico, Argentina yang terkenal dengan maraknya kriminalitas, mayoritas penduduknya bergama Kristiani. Tidak bisa kita melihat dari kacamata aspek “duniawi” sebuah agama bisa kita nilai benar. Bukti bahwa sebuah agama benar atau salah dapat kita telaah melalui Kitabnya. Jika Kitabnya memang berasal dari Tuhan atau firman (perkataan) Tuhan, maka tidak boleh ada kesalahan sedikit-pun.

Saudara-saudara damai yang beriman, untuk bahan renungan kita sebagai ummat manusia yang membutuhkan Tuhan. Maka simak ayat-ayat berikut:

Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (QS. Az-Zumar [39]:53).

Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Ankabuut [29]:7).

Ketika saudara Kami yang Non-Muslim ingin menjadi seorang Mu’alaf atau mengubah keyakinannya menjadi Muslim. Insya Allah dosanya yang telah lalu diampuni Allah SWT.

Mari kembali menyimak firman Allah:

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: ‘Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku sunnah orang-orang dahulu’.” (QS. Al-Anfaal [8]:38).

Lalu muncul pertanyaan: “Siapakah yang ingin masuk Islam?”

“Tidak ada paksaan untuk agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]:256).

Saudara damai, tidak bosan kami mengulas ayat ini di mana Nabi Isa AS (Yesus) pun menyuruh agar gunakan-lah akal agar ummatnya menyembah Allah. Simak ayat berikut:

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:30)

Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu’.” (Matius 22:37)

Jawab orang itu: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’.” (Lukas 10:27)

Jangan sampai, kata “Iman” merujuk pada arti “Ingkar”. Karena Iman artinya percaya. Jika kita mengimani Kitab Allah, maka kita jangan mengingkarinya. Tidak boleh ada bahasa “Menginkari kitabnya di tangan sendiri.” Sedikit bahasan penutup, sila pertama dalam pancasila (sebagai ideologi bangsa Indonesia) adalah “Ketuhanan yang Maha Esa”, Maha Esa. Esa berarti satu. Maka “Ketuhanan yang Maha Satu”. Satu Tuhan.

Pertanyaannya: “Tuhan siapa-kah yang hanya berjumlah 1?” Saya harap, saudara yang membaca ini dapat menjawabnya sendiri.

Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.

Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah, Waasyhaduanna-Muhammada(r)-Rasulullah~

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kunjungi kami

Kunjungi kami
Klik untuk masuk ke G+ Kami

Siapa Kami dan siapa Anda?

Anda dan Kami, serumpun. Mengalir dalam darah kita, garis keturunan Adam dan Hawa. Nafas pun, kita peroleh dari Sang Khaliq. Tidak ada manusia yang berdiri sendiri. Sari pati tanah adalah asal mula penciptaan kita. Serumpun dalam rukun. Membangun kata "Damai" agar bukan hanya sebagai slogan Dunia. Salam Damai, dari ummat yang ingin berdamai. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhaduallaa Ilaaha-Illallaah - Wa-Asyhadu Anna Muhammada-rrasuulullah. Allahu Akbar!

Translate this/Terjemahkan

Klik untuk mencari artikel kami