Yesus-pun Bersyahadat
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha
Penyayang
Salam damai, Ummat
beriman
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~
Saudara damai
yang beriman. Kami, ummat Muslim menempatkan Syahadat sebagai rukun Islam yang
pertama. Asyhaduallaa- Ilaaha-Ilallah,
Waasyhaduanna-Muhammadar-Rasulullah, yang artinya : “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.” Ketika seorang Non-Muslim
ingin menjadi Mu’alaf (berpindah keyakinannya menjadi Islam), hendaknya ia
membacakan dua kalimat syahadat tersebut sebagai sumpah, ikrar dan janjinya
kepada Allah bahwa dirinya mengakui akan ke-Esa-an Allah dan Rasul yang menjadi
panutan hidupnya hanyalah Muhammad SAW. Setelah ia membaca dua kalimat syahadat
di depan saksi dan di dalam Mesjid, insya Allah jadi-lah ia sebagai Muslim dan
setelah itu wajib-lah bagi ia untuk menjalankan Ibadah dan kewajiban seorang
Muslim.
Muslim yang membaca
syahadat mungkin sudah tidak asing di telinga saudara kita yang Non-Muslim.
Namun, ada rahasia yang entah diketahui adanya atau tidak bahwa Isa AS (Yesus)
pun membaca syahadat. Dan inilah salah saru ajaran yang hilang dari saudara
kita, ummat Kristiani. Ummat Kristiani tidak pernah mengamalkan syahadat.
Padahal, syahadar diajarkan Alkitab yang berada di tangan mereka sebagai kitab
yang disuci-kan dan dikuduskan.
Saudara damai
yang beriman, mari kita simak ayat Alkitab berikut:
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau, Satu-Satunya
Allah yang Benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang Engkau Utus.” (Yohanes 17:3).
Saudara damai
yang beriman, apabila potongan ayat Yohanes pasal 17 ayat 3 tersebut kita ubah ke
dalam Bahasa Arab, maka akan muncul kalimat berikut:
Laa Ilaaha Illallah – Isa Rasulullah : “Tidak Ada Tuhan Selain Allah – Isa Utusan
Allah”
Tanpa harus
berpikir begitu keras, ayat tersebut tidak menunjukkan Trinitas. Ayat tersebut
bermakna bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah. Sama seperti syahadat yang
Kami ucapkan sebagai Muslim. Laa Ilaaha
Illallah – Muhammad Rasulullah:
“Tidak Ada Tuhan Selain Allah – Muhammad Utusan Allah.”
Saudara damai
yang beriman, mari kita ulas kembali potongan Ayat di atas:
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau, Satu-Satunya
Allah yang Benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang Engkau Utus.” (Yohanes 17:3).
Potongan ayat
tersebut tidak mengatakan bahwa Yesus mengakui dirinya adalah Tuhan. Yesus mendeklarasikan
bahwa Tuhan adalah Allah dan Ia adalah utusan Allah. Yesus sama dengan Ibrahim
AS dan Musa AS yang merupakan utusan Allah pula. Yesus pun sama dengan Malaikat
Gabriel (Malaikat Jibril) yang merupaan utusan ALLAH saja. Saudara damai, mari
kita simak ayat berikut:
“Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Akulah
Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus
untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini
kepadamu’.” (Lukas 1:19)
Saudara damai, Malaikat
telah diutus oleh Allah, pertanyaannya: “Apakah Malaikat itu Allah?” Tentu saja
bukan. Yesus telah diutus oleh Allah? Apakah Yesus adalah Allah? Mari
analogikan:
1. Ramli seorang manusia.
2. Ramli adalah
seorang pria, Ramli baru saja diangkat manjadi pegawai di perusahaan
X yang di kepalai oleh Pak Broto.
3. Ramli diutus oleh Pak Broto ke lapangan untuk
menyebarkan informasi perusahaan untuk menarik minat orang banyak.
4. Maka Ramli
adalah utusan Pak Broto, bukan Pak
Broto.
Mari kita
implementasikan analogi di atas menjadi sebuah pernyataan yang konkret:
Pernyataan 1:
1. Musa seorang manusia.
2. Musa adalah
seorang pria. Musa AS diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha
Kuasa, Allah SWT.
3. Musa diutus oleh Allah untuk menebarkan
agama Allah ke ummat Manusia.
4. Maka Musa AS adalah
utusan Allah, bukan Allah.
Pernyataan 2:
1. Ibrahim seorang
manusia.
2. Ibrahim adalah
seorang pria. Ibrahim AS diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha
Kuasa, Allah SWT.
3. Ibrahim AS diutus oleh Allah untuk menebarkan
agama Allah ke ummat Manusia.
4. Maka Ibrahim AS
adalah utusan Allah, bukan Allah.
Jika,
pernyataan tersebut akan sama jika kita tempatkan Yesus di dalamnya:
Pernyataan 3:
1. Isa (Yesus)
seorang manusia.
2. Isa (Yesus) adalah
seorang pria. Isa AS (Yesus) diangkat menjadi Nabi oleh yang Maha
Kuasa, Allah SWT.
3. Isa AS (Yesus) diutus oleh Allah untuk menebarkan
agama Allah ke ummat Manusia.
4. Maka Isa AS
(Yesus) adalah utusan Allah, bukan Allah.
Maka, Yesus
telah diutus oleh Allah. Apakah Yesus itu Allah? Tentu bukan. Tidak mungkin “Aku
mengutus Aku”. Saudara damai yang beriman, penyelamat bukan hanya Yesus. Musa
AS pun adalah penyelamat menurut Alkitab. Mari simak ayat berikut:
“Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan:
Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? —Musa ini juga telah diutus oleh Allah
sebagai Pemimpin Dan Penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri
kepadanya di semak duri itu.” (Kisah Para Rasul 7:35)
Saudara damai
yang beriman, semua yang diutus oleh Allah sudah pasti la bukan Allah. Dalam
Al-Qur’an pun, Nabi Isa AS menyuruh ummatnya untuk menyembah Allah saja,
bukan-lah menyembah dirinya.
“Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,
karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. (QS. Ali-Imran [3]:51).
Saudara damai
yang beriman, pada umumnya agama yang kita anut adalah agama yang kita ikuti
dari orang tua kita. Jarang sekali yang berpikir apakah agama yang dianut
adalah benar atau salah? Ketika seseorang lahir di belahan dunia timur dan dari
keluarga Islam, maka orang tersebut adalah seorang Muslim. Ketika seseorang
lahir di barat dari keluarga Kristiani, maka orang tersebut menjadi seorang
Kristiani. Ketika seseorang lahir di Himalaya dari keluarga budha, maka orang tersebut
dijadikan Bhisksu. 19 keyakinan, meski yakin dengan seyakin-yakinnya akan
agamanya tersebut, maka tetap-lah tidak akan bermakna bila ada 19 Tuhan. Tuhan
itu Esa, dan Esa bermakna benar. Lalu bagaimana untuk membuktikan bahwa sebuah
agama benar? Janganlah kita melihat dari kesalahan ummat yang menganut agamanya
tersebut, karena ummat tetaplah manusia yang kita tahu, manusia merupakan
gudangnya kesalahan. Jika di Negara Muslim banyak orang miskin yang beragama
Islam, maka itu tidak berarti Islam adalah buruk. Karena Philipina, Negara yang
kita tahu mereka berasal dari kalangan menegah ke bawah, mayoritas penduduknya
beragama Khatolik. Jika di Negara Muslim banyak sekali tindak kriminal, maka tidak
berarti Islam buruk. Karena Brazil, Venezuela, Mexico, Argentina yang terkenal
dengan maraknya kriminalitas, mayoritas penduduknya bergama Kristiani. Tidak
bisa kita melihat dari kacamata aspek “duniawi” sebuah agama bisa kita nilai
benar. Bukti bahwa sebuah agama benar atau salah dapat kita telaah melalui
Kitabnya. Jika Kitabnya memang berasal dari Tuhan atau firman (perkataan) Tuhan,
maka tidak boleh ada kesalahan sedikit-pun.
Saudara-saudara
damai yang beriman, untuk bahan renungan kita sebagai ummat manusia yang
membutuhkan Tuhan. Maka simak ayat-ayat berikut:
“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (QS. Az-Zumar [39]:53).
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan
benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka
kerjakan.” (QS. Al-Ankabuut [29]:7).
Ketika saudara
Kami yang Non-Muslim ingin menjadi seorang Mu’alaf atau mengubah keyakinannya
menjadi Muslim. Insya Allah dosanya yang telah lalu diampuni Allah SWT.
Mari kembali
menyimak firman Allah:
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir
itu: ‘Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni
mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi
sesungguhnya akan berlaku sunnah orang-orang dahulu’.” (QS. Al-Anfaal
[8]:38).
Lalu muncul
pertanyaan: “Siapakah yang ingin masuk Islam?”
“Tidak ada
paksaan untuk agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah [2]:256).
Saudara damai,
tidak bosan kami mengulas ayat ini di mana Nabi Isa AS (Yesus) pun menyuruh
agar gunakan-lah akal agar ummatnya menyembah Allah. Simak ayat berikut:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu.” (Markus 12:30)
“Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu’.” (Matius 22:37)
“Jawab orang itu: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu
dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri’.” (Lukas 10:27)
Jangan sampai,
kata “Iman” merujuk pada arti “Ingkar”. Karena Iman artinya percaya. Jika kita
mengimani Kitab Allah, maka kita jangan mengingkarinya. Tidak boleh ada bahasa
“Menginkari kitabnya di tangan sendiri.” Sedikit bahasan penutup, sila pertama
dalam pancasila (sebagai ideologi
bangsa Indonesia) adalah “Ketuhanan yang Maha
Esa”, Maha Esa. Esa berarti
satu. Maka “Ketuhanan yang Maha Satu”. Satu Tuhan.
Pertanyaannya:
“Tuhan siapa-kah yang hanya berjumlah 1?”
Saya harap, saudara yang membaca ini dapat menjawabnya sendiri.
Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam
damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.
Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah,
Waasyhaduanna-Muhammada(r)-Rasulullah~
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~
0 komentar:
Posting Komentar