Larangan Mengkonsumsi Daging Babi
Pertanyaan:
“Mengapa Islam
melarang mengkonsumsi daging babi?”
Salam damai
Ummat beriman,
Assalamu’alaykum Warahmatullahi
Wabarakaatuh~
Jawaban:
Fakta bahwa
mengkonsumsi daging babi dilarang dalam Islam sudah sangat terkenal. Poin-poin
berikut menjelaskan berbagai aspek larangan tersebut:
1. Daging Babi dilarang dalam Al Qur’an.
Al-Qur’an
melarang mengkonsumsi daging babi, sedikitnya ada pada empat surat yang berbeda
yaitu:
·
- QS. Al-Baqarah [2] : 173
“Sesungguhnya,
Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai,
darah, daging babi, dan (daging)
hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barang siapa
terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.”
·
- QS. Al-Ma’idah [5] : 03
“Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging
babi, dan daging hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang
buas, kecuali yang sempat kamu sembelih…”
·
- QS. Al-An’aam [6] : 145
“Katakanlah,
‘Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan
memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati
(bangkai), darah yang mengalir, daging
babi-karena semua itu kotor – atau hewan yang disembelih bukan atas (nama)
Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi
(batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
·
- Dan QS. An-Nahl [16] : 115.
“Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama)
selain Allah…”
Ayat-ayat
Al-Qur’an diatas, cukup menjelaskan alasan daging babi dilarang untuk seorang
Muslim.
2.
Daging Babi dilarang dalam Al-kitab.

Daging babi
juga dilarang oleh Al-kitab yaitu dalam Deuteronomy : “Dan babi, karena kukunya terbelah, namun tidak memamah biak, maka itu
haram untukmu. Kamu seharusnya tidak
memakan daging mereka atau menyentuh bangkainya.” (Deuteronomy [14] : 08)
Larangan yang
sama pun diulang oleh Al-kitab dalam Isaiah pasal 65 ayat 2-5 dan Perjanjian
Lama Imamat 11, 7-8.
3. Mengkonsumsi
daging babi menyebabkan beberapa penyakit .
Umat non-Muslim
dan para atheis akan setuju hanya jika diyakinkan melalui alasan, logika dan
ilmu pengetahuan. Makan daging babi menyebabkan tidak kurang dari 70 jenis
penyakit. Apabila memakan daging babi, seseorang dapat memiliki berbagai jenis
cacing dalam tubuhnya, seperti cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, dan
lain lain. Salah satunya yang paling berbahaya adalah Taenia Solium, dalam terminologi disebut cacing pita. Cacing ini tumbuh
dan bersarang di dalam usus dengan ukuran yang sangat panjang.
Telurnya akan
masuk melalui aliran darah dan dapat menjangkau hampir semua organ di dalam tubuh
kita. Jika telur tersebut masuk ke dalam otak, maka akan mengakibatkan hilang
ingatan. Jika masuk ke dalam jantung, telur tersebut dapat menyebabkan serangan
jantung, jika masuk ke dalam mata dapat menyebabkan kebutaan, jika masuk ke
dalam hati dapat menyebabkan kerusakan hati. Telur cacing pita tersebut, dapat
merusak hampir semua organ tubuh. Cacing lain yang juga berbahaya adalah Trichura Tichurasis.
Kesalahpahaman
umum tentang daging babi adalah bahwa jika sudah dimasak dengan baik, maka
telur cacing tersebut akan mati. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di
Amerika, ditemukan bahwa dari 24 orang yang menderita Trichura Tichurasis, padahal 22 diantara korban cacing tersebut
telah memasak daging babi dengan sangat “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa,
telur yang terdapat dalam daging babi tidak mati saat dimasak pada suhu di
bawah normal.
4. Daging babi memiliki
unsur bangunan lemak.
Daging babi memiliki
sedikit sekali unsur/material bangunan otot, justru mengandung kelebihan lemak.
Lemak ini akan disimpan di pembuluh darah dan bisa menyebabkan serangan
hipertensi dan jantung. Tidak heran, jika lebih dari 50% orang Amerika
menderita hipertensi.
5. Babi merupakan
salah satu hewan menjijikkan di Bumi.
Babi hidup dan
tumbuh berkembang di kotoran, tinja dan
debu. Babi merupakan salah satu “pemulung” terbaik yang telah diciptakan oleh Allah.
Di pedesaan, masyarakat tidak memiliki toilet yang modern dan penduduk desa
buang air besar di tempat terbuka dan sering kali kotoran mereka dimakan oleh
babi. Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa di negara-negara maju seperti
Australia, babi dibesarkan dengan kondisi yang bersih dan higienis. Walaupun
dalam kondisi higienis, babi-babi tersebut disimpan bersamaan dalam satu kandang.
Tidak peduli seberapa sulit Anda mencoba menjaganya untuk tetap bersih, mereka
telah tercipta untuk menyukai kotoran. Mereka makan dan menikmati kotoran
mereka sendiri dan kotoran babi lain.
6. Babi merupakan
binatang yang paling tidak memiliki rasa malu.
Babi merupakan
binatang yang paling tidak tahu malu di muka Bumi. Babi merupakan satu-satunya binatang
yang melibatkan teman-temannya untuk berhubungan seks dengan pasangannya
sendiri. Orang Amerika kebanyakan mengkonsumsi daging babi. Maka, seringkali
selesai pesta dansa, mereka saling “bertukar” isteri. Contohnya, beberapa orang
berkata, “Kamu tidur dengan isteriku dan Aku akan tidur dengan isteri-mu.” Jika
Anda makan babi, maka tak heran jika Anda berperilaku layaknya babi.
7. Babi memiliki
DNA yang sangat mirip dengan manusia.
Ditemukan bukti
bahwa, DNA seeokor babi memiliki banyak kesamaan dengan DNA manusia. Selain
babi memiliki sifat seperti penjelasan sebelumnya, dikarenakan memimiki DNA
yang hampir sama, menyebabkan manusia yang mengkonsumsi daging babi atau tidak
sengaja mengkonsumsi daging babi, terjangkit virus-virus yang juga dimiliki
hewan ini atau virus hewan lain (seperti flu burung, flu babi dan HIV). Selain
itu karena DNA-nya sangat mirip, sifat-sifat babi akan mudah diturunkan dengan
cara mengkonsumsi dagingnya, sifat rakus, tidak sabar, tidak mau mengalah dan
jorok akan mudah diadaptasi secara alami, bagi mereka yang memang sangat suka
makan daging babi.
Sekian
dan salam damai,
Assalamu’alaykum Warahmatullah~
0 komentar:
Posting Komentar