Karena suatu saat "Damai" bukan hanya slogan Dunia.

Kamis, 18 Agustus 2016

Kontroversi "Siapakah Yesus?"



Kontroversi Siapakah Yesus?
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang

Salam damai, Ummat beriman
Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~
Saudaraku, ummat yang beriman. Sebelum melanjutkan membaca, nasehat Kami adalah : Ingat! Situs ini dibuat untuk tujuan perdamaian, mendamaikan dan meluruskan kata “damai” serta “salam” itu sendiri menggunakan kacamata Islam yang memiliki pustaka inti, yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tidak ada caci maka antar ummat beriman, namun pertanyaan akan diluruskan dengan damai dan dengan berpacu kepada sumber yang relevan.
Jesus, siapakah jesus? Tuhan? Atau-kah Nabi? Tulisan ini bukan berupa cara “memaksa” antar ummat beriman untuk mencari kebenaran tentang “Siapa-kah Tuhan?”, karena seseorang yang mengenali dirinya dengan baik. Ingat! DENGAN BAIK, akan mengenal siapa Tuhannya. Ketika seseorang sudah yakin akan Tuhannya “siapa” namun ia belum mengetahui konsep dirinya bagaimana. Maka yang harus ia cari tahu adalah, “Siapa-kah Kami?” Maka, jika ia sudah menemukan jawaban atas pertanyaan “Siapa-kah Kami?” Otomatis, ia akan kembali kepada konsep sebelumnya. Menggali kebenaran yang ia rasa telah ia ketahui sebelumnya tentang “Siapa-kah Tuhan?”
Bagi muslim, Kami harap tulisan ini menjadi suatu ilmu yang kiranya bisa membuat kita sadar akan ke-Esa-an Allah SWT. Dan bagi Non-Muslim, baca pesan yang Kami sampaikan ini dengan damai dan tenang. Islam yang hakiki adalah Islam yang tidak anarki (artinya cinta damai), semoga menjadi cahaya untuk siapapun yang membacanya.

Maka, mari kita ulas dengan damai :

Tidak ada pengakuan Yesus dalam Alkitab, bahwa Yesus adalah seorang kristiani
Semua ummat kristiani yang menganggap Yesus adalah Tuhan, mengakui bahwa mereka beragama Kristen. Tetapi saudara kita yang beragama Kristen sampai sekarang, belum bisa memberikan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang tertulis di dalam Alkitab bahwa Yesus adalah seorang Kristiani. Jika Yesus ternyata tidak beragama Kristen, lalu yang menjadi pertanyaan adalah : “Apakah agama Yesus yang sebenarnya?” dan “Siapa yang bisa menunjukkan bukti atau ayat-ayat Alkitab (Bible) yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Kristen?” Banyak saudara kita dari ummat Kristiani yang tidak mengetahui, bahwa sesungguhnya Yesus bukanlah kristiani. Sesungguhnya yang menamakan agama itu “Kristen” bukan Yesus, tapi Barnabas dan Paulus (Saulus) di Antiokhia. Dan itu adalah benar adanya.
Saudara damai yang beriman, mari kita perhatikan ayat-ayat Alkitab dibawah ini :
·         Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Sauius; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang.
·         Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen” (Kisah Para Rasul [11] : 23-26)

Ayat yang diambil dari Alkitab diatas membuktikan bahwa yang memberi nama “Kristen” pada agama Kristen itu bukanlah Yesus, melainkan Barnabas dan Paulus. Seumur hidupnya, Yesus tidak pernah tahu kalau agama yang dibawanya dinamai Kristen, sebab nama “Kristen” itu baru muncul jauh setelah Yesus meninggal. Timbul pertanyaan; “Kalau begitu kapan Yesus mati dan kapan agama yang dibawanva dinama Kristen?”

Menurut data yang Kami baca dari beberapa buku yang ditulis oleh ummat Kristiani sendiri, diantara-nya dalam buku Religions on File, Yesus lahir sekitar tahun 4 SM (Sebelum Masehi) dan wafat sekitar tahun 29 M (Masehi). Sementara Paulus dan Barnabas memberi nama “Kristen” terhadap agama yang mereka bentuk, yaitu sekitar tahun 42 M. Itu berarti, sekitar 13 tahun (42-29=13) setelah Yesus mati, baru muncul agama Kristen bentukan Barnabas dan Paulus. Klik: Yesus adalah seorang Muslim

Saudara Seiman, mari kita pun mengulas Al-Qur’an. Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, tidak dijumpai satu pun kata “Kristen”, hanya ada kata “Nashara” karena Yesus berasal dari kota Nazareth. Maka pengikut ajaran Yesus dinamakan “Nashrani” bukan Kristen. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, kata “Kristen” hanya disebutkan paling banyak 6 (enam) kali, yaitu pada Kis 11:26, Kis 26:28, Rm 16:7, 1 Kor 9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16.
Saudara damai, mari kita lanjutkan ke point berikutnya.

Ajaran Yesus ketika berumur 13 sampai 29 tahun menghilang dalam alkitab
Tidak semua saudara ummat Kristiani kita mengetahui, bahwa cerita atau kisah tentang diri Yesus di dalam Alkitab ada banyak yang hilang. Bahkan yang hilang itu, tidak tanggung-tanggung, yaitu lebih separuh dari umur Yesus sendiri. Dapat dipastikan, sebagian besar ummat Kristiani yakin dan percaya bahwa Yesus mati pada usia sekitar 33 tahun. Sementara didalam Alkitab (Bible), yang tertulis hanya kisah Yesus sejak dia dilahirkan sampai berumur 12 tahun, lalu menghilang ketika berumur 13 tahun sampai usia 29 tahun, kemudian muncul lagi pada usia 30 tahun, dan mati pada usia 33 tahun. Hilangnya kisah Yesus ketika beliau berumur 13 s/d 29 tahun, berarti selama 17 tahun kisah Yesus tidak ada atau hilang dan tidak tercatat di dalam Alkitab. Maka itu artinya, ahli Kristian pun seperti Pastur, Biarawati, tidak tahu tentang kisah Yesus yang dijadikannya sebagaii Tuhan, selama 17 Tahun masa kehidupan Yesus.

Jika Yesus wafat pada usianya yang ke 33 tahun, sementara kisahnya ada yang hilang selama 17 tahun, berarti yang masuk kedalam Alkitab hanyalah kisah Yesus selama 16 tahun saja. Yesus dipercayai oleh saudara kita yang menganut Kristen sebagai “Firman Yang Hidup”. Tapi itu kembali kepada fakta. Artinya, ada sebagian besar atau lebih separuh dari umurnya ada “Firman Yang Hilang”. Bayangkan saja, 17 tahun adalah lebih separuh umurnya Yesus, hilang atau tidak tercatat dalam kitab Injil. Padahal pada usia 13 s/d 29 tahun merupakan usia Yesus ketika remaja menuju dewasa, dimana banyak hal-hal atau peristiwa yang lebih berguna dan lebih besar yang mungkin saja beliau lakukan, tetapi tidak tercatat didalam Alkitab. Jadi saudara damai, bukankah bisa kita simpulkan? Bahwa Injil dapat dikatakan tidak komplit atau sempurna, karena banyak bagian-bagian atau sisi-sisi lain yang pernah Yesus lakukan atau perbuat, tetapi tidak dicatat oleh para penulis Injil (Ahli Kitab), karena kehilangan jejak atau kisahnya benar-benar hilang. Saudara damai yang beriman, mari kita renungkan! Seandainya jika murid-murid Yesus yang 12 orang itu selalu mengikuti kemana saja Yesus berdakwah, tentu apa yang beliau lakukan atau sabdakan selama 17 tahun , mereka tulis dalam Injilnya bukan? Tetapi dalam Islam, para shahabat yang mengikuti kemana saja Rasulullah SAW berdakwah, mereka mencatatkan apa-apa saja yang Rasulullah sampaikan ke dalam Kitab-kitab hadits shahih.

Timbul pertanyaan: “Apakah yang dilakukan Yesus selama berumur 13 sampai dengan 29 tahun?”
Mari kita terka! Kira-kira, apa yang Yesus lakukan? “Jika Yesus…” :

  • Menerima dan menulis wahyu Allah (Pertanyaannya : “Mana dan apa saja bunyi wahyu tersebut?”)

  • Mengajar dan berdakwah kemana-mana (Pertanyaannya : “Apa saja yang diajarkannya?”)

  • Menulis Injil yang difirmankan kepadanya (Pertanyaannya : “Saudara damai, Injil yang mana-kah?” Terbukti kan, tidak ada Injil Yesus bukan? Yang menulis Injil kan penulis Injil (Ahli Kitab)”)

  • Membantu ibunya Maryam (Pertanyaannya : “Memasak dan mencuci?” Rasanya tidak mungkin)

  • Tidak berbuat apa-pun, hanya menunggu firman (Pertanyaannya : Jika Yesus adalah Tuhan, salah satu sifat Tuhan adalah mengatur/memelihara makhluk dan kehidupan. Jika Yesus tidak berbuat apa-pun, “Apakah Tuhan bisa disamakan dengan pengangguran? Apakah Tuhan se-pasif itu?”)

  • Menikah/berumahtangga (Mungkin saja, tapi tidak tercatat karena kisahnya selama 17 tahun hilang.)

  • Membantu ayahnya Yusuf sebagai tukang kayu (Apakah Tuhan bisa disamakan dengan tukang kayu?)
  • Bila Yesus hanya makan, tidur, tidak melakukan kegiatan apapun (Seperti pembahasan poin sebelumnya, “bisakah kita menyamakan ‘yang-beberapa-orang-menyebutnya-sebagai-“Tuhan” dengan Makhluk yang tidak mampu berkarya?”)
  • Pergi mengembara (Jika iya. Lalu kemana saja perginya, dan apa yang dilakukannya?)
  • Kembali kepada Bapanya selama 17 tahun lalu turun lagi kebumi (“Ada-kah bukti yang kuat atas pernyataan tersebut?”)
Mari saudara, kita lihat Alkitab
·         Bukti-bukti Yesus berdakwah ketika berusia 12 dan 30 tahun: “Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.” (Lukas 2:42)
·         Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur’ kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, la adalah anak Yusuf, anak Eli….” (Lukas 2:23)
Lukas [2]:42 diatas, menceritakan kisah Yesus ketika dia memulai berdakwah dan mengikuti kajian yang disampaikan para Alim Ulama di dalam Bait Allah (Lukas 3:46-49). Kemudian kisah beliau yang hilang samasekali ketika dia berumur 13 s/d 29 tahun, dan baru muncul kembali ketika beliau berumur 30 tahun, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 3:23 diatas tadi.
Lukas 3:23 memberikan bukti kemunculan Yesus pada usia 30 tahun, kemudian beliau wafat dalam usia sekitar 33 tahun. Maka dari itu saudara damai, seandainya ada ummat Kristiani atau siapapun yang bisa memberikan bukti-bukti tertulis dalam Alkitab (Bible) tentang kisah Yesus ketika beliau berumur sekitar 13 s/d 29 tahun, yaitu ketika beliau memasuki usia remaja sampai dewasa. Agama Nashrani dengan pertanyaannya memiliki arti bagi keimanan dan kehidupan beragama, karena hal tersebut menyangkut keselamatan di Dunia dan Akhirat.
Saudara damai. Jika kami-Muslim-Yang-Mencintai-Perdamaian sebagai ummat beragama Islam sangat mengkritisi kandungan Alkitab (Bible), hal itu wajar-wajar saja. Karena Al-Qur’an banyak memberikan informasi tentang keberadaan Yesus (Nabi Isa), Taurat, Zabur dan Injil, yang semua itu merupakan bagian dari keimanan kami, bahkan termasuk salah satu rukun iman bagi setiap muslim di seluruh dunia ini (Iman kepada Kitab-kitab Allah). Saudara damai, bukankah seharusnya ummat Kristiani yang lebih pantas mengkritisi kandungan kitab sucinva dibandingkan dengan kami bukan?
Yesus Tidak Pernah Mengatakan: Akulah! Allah-Tuhanmu, Maka Sembahlah Aku saja
Pernyataan yang ketiga ini sangat menantang bagi semua pihak, terutama: Bagi saudara kita, ummat Kristiani. Karena hampir semua saudara kita yang beragama Kristen memandang Yesus sebagai Tuhan dan menyembahnya Yesus sebagai juru selamat mereka. Kita sering melihat mulai dari anak kecil, dewasa dan orang tua, semua diajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan atas Allah itu sendiri yang harus disembah. Padahal setelah kami, Muslim-yang-mencintai-perdamaian, mempelajari, mengkaji dan mendalami, ternyata tidak ada satu dalilpun di dalam Alkitab (Bible) yang menyatakan Yesus pernah bersabda, bahwa “Akulah! Allah-Tuhanmu, maka sembahlah aku saja.” Saudara damai, pernyataan itu sama sekali tidak ada. Yang ada justru Yesus bersabda, “Sembahlah Allah Tuhanmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”
Sabda Yesus tersebut memberikan suatu pengertian kepada kita, bahwa Yesus itu bukan Tuhan atau Allah yang harus disembah, karena dia hanyalah seorang Nabi atau Rasul.
Untuk lebih jelasnya marilah kita simak kisah didalam Alkitab yaitu pada Injil Matius [4]:8-10, yaitu ketika Yesus digoda oleh Iblis. Mari kita simak :
Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepadaNya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. ” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:8-10)
Ayat-ayat tersebut adalah seputar kisah tentang percobaan di padang gurun ketika Yesus akan digoda  oleh Iblis. Sebelumnya, Iblis menggoda Yesus dengan menyuruhnya membuat batu-batu jadi roti, namun tidak berhasil, kemudian percobaan kedua Iblis menyuruh Yesus jatuhkan dirinya dari atas bubungan Bait Allah, namun tidak berhasil. Terakhir Iblis membawa Yesus kepuncak gunung yang tinggi dan menawarkan untuk diberikan kepada Yesus semua kerajaan dunia ini dan kemegahannya, asalkan Yesus mau sujud menyembah kepada Iblis. Pada godaaan Iblis yang ketiga inilah, Yesus menghardik Iblis tersebut seraya berkata, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Saudara damai, dari ucapan Yesus tersebut dapat kita pahami:
  1. Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah saja (Laa Ilaaha Ilallaah~).
  2. Iblis sebagi makhluk laknat saja, Yesus perintahkan bahwa menyembah dan berbakti itu hanyalah kepada Allah saja, bukan lainnya, bukan juga pada dirinya. 
  3.  Iblis tahu bahwa Yesus itu bukan Tuhan, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu Yesus akan berkata seperti berikut: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah aku Tuhan, Allahmu, dan hanya kepadaku sajalah engkau berbakti!
Yesus sendiri yang memberikan kesaksian bahwa menyembah dan berbakti itu, hanyalah kepada Allah, bukan kepada dirinya. Namun saudara damai, yang menjadi konflik adalah mengapa justru Yesus itu yang dijadikan sesembahan oleh saudara-saudara kita, ummat Kristiani? Dalam kitab suci Al-Qur’an, Nabi Isa AS (Yesus) juga mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah, bukan kepada yang lainnya, bukan juga kepada dirinya. Perhatikan kutipan kata-kata Nabi Isa AS (Yesus) dalam Al-Qur’an:
Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus. “(QS. Ali Imaran [3] : 51)

Bahkan dalam kitab Taurat Musa Ulangan 6:4, dikatakan bahwa Tuhan itu Esa:
Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa!
Saudara damai, berdasarkan Taurat, Injil dan Al-Qur’an, Tuhan yang disembah itu adalah Tuhan yang Esa. Artinya, tidak ada trinitas di Dunia ini. Bahkan Yesus sendiri menyururuh menyembah hanya kepada Allah yang dia sembah. Bila menemukan ayat dalam Alkitab (Bible), dimana Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, “Akulah! Allah-Tuhanmu, maka sembahlah aku saja!”.

Yesus tidak pernah mengajarkan kepada ummatnya bahwa dia adalah Tuhan atau Allah itu sendiri, yang harus disembah. Bahkan Yesus pun bersyahadat. Yesus lahir dari rahim Maryam, seorang manusia. Sampai kapanpun kita tidak bisa menyamakan Yesus dengan Tuhan, dengan Allah. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, Allah melarang siapa saja yang menyamakan Dia dengan yang lainnya. Saudara damai, mari kita  perhatikan ayat Alkitab berikut:
Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?“(YeKami 46: 5)

Yesus Tidak Pernah Mengatakan: Akulah yang Mewahyukan Alkitab, Aku Pula yang Menjaganya

Saudara damai, saudara kita yang beragama Kristen meyakini bahwa Alkitab itu 100% firman Allah. Menurut mereka, para penulis Alkitab (Ahli Kitab) itu semuanya di ilhami oleh Roh Kudus ketika mereka menulis kitab tersebut. Kalau memang Alkitab itu benar-benar 100% firman Allah, tentu didalam Alkitab itu ada pernyataan dari Allah bahwa Dia-lah yang mewahyukan Alkitab itu dan Dia pula yang menjaganya. Oleh sebab itu sangatlah wajar jika ada yang mempertanyakan mana dalilnya firman Allah didalam Alkitab yang mengatakan “Akulah yang mewahyukan Alkitab, dan Aku pula yang menjaganya.

Jika pertanyaan seperti itu diajukan kepada Al-Qur’an, maka Al-Qur’an bisa memberikan kesaksian dan bisa berbicara bahwa dia benar-benar dari Allah. Alkitab yang diantaranya terdiri dari Taurat, Zabur dan Injil, adalah nama-nama kitab suci yang banyak disebutkan oleh Al-Qur’an. Bahkan ummat Islam wajib mengimaninya karena kitab-kitab tersebut adalah kitab-kitab yang pernah Allah turunkan kedunia ini. Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, dan Injil kepada Nabi Isa. Karena di dalam Al-Qur’an tak sedikit menyebutkan kitab-kitab tersebut, maka kami Muslim-yang-mencintai-perdamaian mempelajari. Apakah kitab-kitab yang dimaksud Al-Qur’an itu ialah seperti apa yang ada di tangan ummat Kristiani? Dalam mempelajarinya, kami justru menemukan begitu banyaknya ayat-ayat yang jelas berasal dari penulis kitab (Ahli kitab) itu sendiri maupun orang lain, seperti contoh dibawah ini:
  • Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.” (Roma 1:1)
  • Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan AIIah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati…” (Galatia 1:1) 
  •  Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa peristiwa yang telah...” (Lukas 1:1) 
  •  Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis rentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus...” (Kisah Rasul 1:1 ) 
  •  Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. “ (Yakobus 1:1) 
  •  Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil… ” (1 Petrus 1: 1) 
  • Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran…” (2 Yohanes 1:1)
  • Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa...” (Yudas 1:1)
Contoh dari ayat-ayat Alkitab di atas, jelas bahwa tulisan tersebut berasal dari si penulis kitab (Ahli kitab) itu sendiri. Dan tidaklah keliru jika dikatakan bahwa Alkitab itu 100% kitab Ilahi, dan 100% kitab Insani karena didalamnya bercampur antara firman Allah dan tulisan manusia. Maka hal itu merupakan suatu bukti yang tidak terbantahkan. Dalam meneliti, mempelajari dan mendalami kandungan Alkitab, kami tidak menemukan adanya ayat yang menjamin bahwa Alkitab itu benar-benar diturunkan oleh Allah dan Dia yang menjaganya. Saudara damai, berbeda dengan Al-Qur’an, yang bisa bersaksi dan berbicara dari dirinya sendiri bahwa dia benar-benar berasal dari Allah SWT. Bukan hanya satu ayat, tetapi ada sekian banyak ayat Al-Qur’an yang memberikan kesaksian bahwa dia berasal dari Allah. Perhatikan ayat-ayat sebagai berikut:

Alif laamm-miim Raa. Ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an, dan yang diturunkan kepada engkau dari Tuhanmu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.”(QS. Ar-Rad [13] : 1)

Alif laam raa, (inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya engkau mengeluarkan manusia dari gelap kepada terang dengan izin Tuhan mereka ke jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim [14]:1).

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur`an dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]:9)

Yesus atau Tuhan Tidak Pernah Memerintah untuk beribadah pada hari Minggu

Saudara damai, ibadah merupakan ritual yang sacral di mana sebagian agama beranggapan, ibadah (khususnya yang bersifat wajib) adalah momen di mana kita sebagai hamba bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan, biasa di sebut sebagai komunikasi transendental. Ibadah adalah kegiatan yang atau ritual yang dilakukan secara kontinyu dan diamalkan oleh hampir seluruh ummat beragama dengan waktu yang sudah ditentukan. Seperti Islam, melaksanakan shalat lima waktu dalam satu hari. Dan bagi sebagian Muslim, mereka menambahkan waktu ibadah shalatnya dengan beberapa shalat sunnah. Kami yakin, siapapun yang membaca ini pasti tahu bahwa hari minggu merupakan hari di mana saudara kita, ummat Kristiani di seluruh dunia melakukan peribadatannya. Hal ini perlu diperhatikan, dikritisi dan digali kebenarannya. Karena, bukan-kah salah satu tujuan agama adalah mencari dan mencapai kebenaran?

Melakukan ritual ibadah wajib secara terus menerus tanpa dalil yang shahih atau perintah dari Allah, merupakan ibadah yang sia-sia. Padahal, ibadah dan apa-apa yang dilakukan itu akan diminta pertanggung jawabannya di hadapan Allah. Maka wajar bagi kita untuk meninjau kembali, apakah (ibadah) yang kita lakukan selama ini benar-benar punya dalil atau dasar yang kuat dari kitab suci kita? Ataukah itu hanya berasal dari perintah manusia biasa atau pendapat para pemimpin agamanya? Yang kemudian mewajibkan para pengikutnya untuk melakukannya. Jika hal seperti itu yang terjadi, di mana manusia/pemimpin agama yang memerintahkan manusia untuk melakukan ibadah menurut porsinya dan bukan menurut dalil atau aturan Allah, kemudian di ikuti oleh para pengikutnya, maka itu berarti yang kita ikuti adalah ajaran manusia, bukan ajaran Allah. Saudara damai, contohnya adalah beribadah atau masuk gereja pada hari Minggu, ternyata tidak ada satu dalilpun di dalam Alkitab yang menyuruh ummat Kristiani beribadah atau menjadikan hari Minggu sebagai hari yang harus dipelihara, disucikan atau dikuduskan. Saudara damai, Kami yakin tidak ada yang bisa memberikan dalil yang tertulis dalam Alkitab, bahwa Allah telah memerintah untuk mengkuduskan, mensucikan atau menjadikan hari minggu sebagai hari peribadatan. Adakah dalilnya dalam Alkitab? Jawaban Kami adalah, tidak ada.

Namun sebenarnya, jika Sebenarnya jika benar-benar mengikuti firman Allah dalam Alkitab, maka hari peribadatan itu ialah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu. Hari inilah (Sabat) yang ada dalilnya dalam Alkitab, bahkan perintah untuk memelihara, menjaga dan mengkuduskannya, jelas sekali tertulis di dalam Alkitab itu sendiri. Apalagi yang menulis perintah untuk mengkuduskan hari Sabat adalah Allah itu sendiri, yang telah menoreh diatas kedua loh batu. Kedua loh batu tersebut ditulis dengan jari tangan Allah sendiri, lalu Dia sendiri yang menyerahkan kepada Nabi Musa AS untuk disampaikan dan diajarkan kepada kaumnya. Mari kita simak ayat berikut:



Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu. ” (Ke1 32:15-16)

Dan kita simak pula ayat dari Alkitab berikut, ternyata ada ancaman hukuman mati bagi mereka yang tidak memelihara dan yang melanggar kekudusan hari Sabat.
Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.” (Ke1 31:12-14)

Saudara damai, ada hal yang Kami anggap menarik. Rupanya Yesus seumur hidupnya tidak pernah mengkuduskan hari Minggu. Seumur hidupnya Yesus selalu mengkuduskan hari Sabat dan selalu mengajar pada hari Sabat. Yesus tidak pernah satu kalipun menganjurkan untuk beribadah atau mengkuduskan hari Minggu. Saudara damai, mari perhatikan hari apa yang Yesus kuduskan di dalam Alkitab :
  • Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat (Sabtu) la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” (Lukas 4:16)
  • Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.” (Markus 1:21) 
  • Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang ‘ besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?” (Markus 6:2)
  • Ia (Yesus) datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Al kitab.” (Lukas 4:16) 
  •  Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.” (Lukas 4:31)
  • Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.” (Lukas 6:6) 
  •  Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.” (Lukas 13:10)
Suadara damai, masih banyak ayat-ayat Alkitab lainnya di mana Yesus memelihara dan mengkuduskan hari Sabat, tapi dari tujuh ayat di atas pun, insyaAllah sudah lebih dari cukup memberikan banyak bukti kepada kita bahwa sesungguhnya menurut Alkitab, hari yang diperintahkan untuk di ibadati, dipelihara, dan dikuduskan adalah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu. Yesus tetap memelihara dan mengkuduskan Sabat, sebab dia yakin bahwa apa yang Allah tetapkan untuk berlaku kekal, tidak mungkin dibatalkan olehnya. Yesus sangat yakin dengan janji Allah bagi yang memelihara hari Sabat. Saudara damai, mari kita renungkan janji Allah bagi yang memelihara dan mengkuduskan hari Sabat.

Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhan-lah yang mengatakannya. ” (Ye-Kami 58:13-14)

Bukankah ayat-ayat tersebut memberikan bukti bahwa sesungguhnya tidak ada satu perintah di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa ummat Kristiani harus masuk gereja hari Minggu atau mengkuduskan hari Minggu. Bahkan seumur hidup Yesus hanya beribadah pada hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu. Alasan mengapa hari Minggu dikuduskan, karena menurut pendapat pemuka agamanya hari itu Yesus bangkit dari kuburnya. Apakah ada perintah atau jaminan berkat bagi mereka yang mengkuduskan hari Minggu? Saudara damai, mari kita kritisi :
1.     Allah tidak berhenti bekerja pada hari Minggu.
2.    Allah dan juga Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
3.    Tidak ada hukum yang menyuruh memelihara hari Minggu
4.    Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
5.    Hari Minggu tidak pernah dikuduskan oleh Allah maupun Yesus.
6.    Tidak ada pelanggaran hukum jika bekerja pada hari Minggu.
7.    Tidak ada satu ayat-pun dalam Alkitab yang melarang bekerja pada hari Minggu
8.    Tidak ada berkat yang dijanjikan bagi mereka yang memelihara hari Minggu.
9.    Hari Minggu tidak pernah disebutkan dalam Alkitab sebagai hari ibadah bagi ummat Kristiani.
10.  Tidak pernah hari Minggu disebut sebagai hari perhentian.
11.   Yesus tidak pernah menyinggung tentang hari Minggu.
12.  Kata “Hari Minggu” bahkan tidak pernah muncul dalam Alkitab, kecuali disebut “pekan pertama minggu itu”, tapi bukan “Hari Minggu” dan hanya sekali disebutkan yaitu pada Kis 20:7, itupun hanya pertemuan dimalam hari, yaitu Sabtu malam.
13.  Para nabi dan orang terdahulu tidak pernah memelihara hari Minggu.
14.  Tidak ada ayat dalam Alkitab tentang perobahan Sabat jadi hari Minggu.
15.  Tidak pernah Tuhan maupun Yesus berfirman bahwa ada dua hari Sabat yang dikuduskan dalam seminggu, yaitu hari Sabtu dan Minggu.
16.  Tidak ada satupun perintah di dalam Alkitab yang menyuruh merayakan “hari kebangkitan” Yesus sebagai pengganti hari Sabat.
17.  Tidak pernah Tuhan berfirman bahwa “hari kebangkitan” Yesus harus dikuduskan seperti hari Sabat.
18.  Seumur hidupnya, Yesus hanya beribadah pada hari Sabat
19.  Tidak ada seorang Nabi-pun di dalam Alkitab yang pernah menvuruh mengkuduskan hari Minggu.
20. Seumur hidupnya, tidak sekalipun keluar dari mulut atau bibir Yesus tentang hari Minggu dan lain-lain.

Saudara damai, berdasarkan analisa Kami dari 20 alasan di atas diperkuat oleh bukti-bukti yang menyatakan, bahwa tidak ada dalil yang menyinggung peribadatan di hari Minggu. Kesimpulannya, hari Minggu hanyalah hari yang diperintahkan oleh pengemuka agama Kristen hanya karena dianggap penting karena Yesus bangkit pada hari Minggu. Padahal tidak ada satu-pun dalil dalam Alkitab yang memerintah ummat Kristiani untuk mengkuduskan hari Minggu dan tidak ada janji Allah atau berkat yang Allah janjikan bagi mereka yang memelihara dan yang mengkuduskan hari Minggu. Justru yang ada ialah ancaman Allah bagi mereka yang tidak memelihara dan yang tidak mengkuduskan hari Sabat (Sabtu). Terkadang ada sebagian ummat Kristiani yang mengatakan, jika Sabat harus dikuduskan, kenapa ummat Islam tidak turut mengkuduskan hari Sabat?

Jawabannya, tidak ada perintah bagi Kami untuk beribadah pada hari Sabat. Karena, Allah telah berfirman dalam QS. Al-Jumu’ah [62] ayat 9:
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk shalat pada hari Jum’at, maka hendaklah kamu bersegera untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikianlah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.
Hari Sabtu atau Sabat ada dalil di Alkitab. Hari Jum’at ada dalil dalam Al-Qur’an. Lalu dari mana asal hari Minggu, ada-kah dalilnya?

Tidak Ada Dalil Dalam Alkitab yang Mengatakan Yesus 100%  Tuhan &  100%  Manusia

Saudara damai yang beriman, sangat perlu kita pertanyakan kepada saudara kita ummat Kristiani, sebab hampir dalam setiap acara diskusi atau perdebatan, alasan yang paling sering dipakai oleh mereka adalah bilamana dalam keadaan terdesak, yaitu bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia. Padahal alasan seperti itu sama sekali tidak punya dalil dalam Alkitab. Artinya tidak ada satu-pun dalil yang tertulis dalam Alkitab yang menyatakan “Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia”. Pada umumnya, para misionaris Kristiani dan Pendeta sering menjawab dengan dalil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14 yang berkata: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”(Yohanes 1:1).

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14)

Para misionaris Kristiani dan para Pendeta, sering menjadikan ayat ini sebagai ayat pamungkas untuk dijadikan referensi, bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia. Saudara beriman, bukan-kah sulit untuk diterima akal sehat? Maka agar lebih mudah dipahami, Kami mengambil bagian pertama dari pembukaan Alkitab yaitu pada kitab Taurat Musa, ialah Kitab Kejadian 1 pasal 1 dan Kitab Kejadian pasal 1 ayat 26, yang bunyinya sebagai berikut:
  • Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1).
  • Berfirmanlah Allah “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).
Dari potongan ayat Kejadian 1:26 ini, telah dikatakan “Baiklah! Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita…” Yang dimaksud dengan kata “Kita,” menurut penafsiran ummat Kristiani, itu adalah bentuk kata Trinitas yang tersembunyi sebelum Yesus datang kedunia dalam kitab Perjanjian Baru. Jadi kata “Kita” itu mengandung makna : Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus, atau dengan istilah lain dikenal Bapa, Firman dan Roh Kudus. Saudara damai yang beriman, mari kita tinjau:

Maksud dari kata:
1.     BAPA = Tuhan = Allah (oknum pertama)
2.    FIRMAN itu = Yesus = Anak Allah (oknum kedua) dan,
3.    ROH KUDUS itu = Tuhan juga (oknum- ketiga).

Pada awal kitab Kejadian pasal 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya Allah…” Awal Yohanes pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya adalah Firman…” dan pada awal kitab Kejadian pasal 1:26 berbunyi “Baiklah! Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita…
Dari ketiga dalil tersebut (Yohanes 1:1 dan 14, dan Kejadian 1:1 dan 26) para misionaris Kristen menafsirkan Yohanes 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya adalah Firman…” selaras dan senada dengan ayat Kejadian 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya Allah…” Dengan demikian, menurut mereka para misionaris “Firman” itu adalah Allah. Yang dimaksud dengan kata “Firman” adalah Yesus itu sendiri. Sementara Firman itu adalah Allah, kalau begitu, berarti Yesus = Allah. Kemudian pada Yohanes 1:14 dikatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia” Sedangkan manusia itu adalah Yesus. Kalau Firman itu adalah Yesus dan Yesus itu adalah Allah, berarti Allah itu telah ber-transformasi menjadi manusia yang disebut “Yesus”. Oleh sebab itu makna dari Yohanes 1:1 yang berbunyi: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…” yaitu Yesus yang mulanya ada bersama dengan Allah, adalah Allah itu sendiri yang telah menjadi manusia. Memang sulit sekali bisa diterima penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan harus menjadi rasional.

Sementara, menurut tafsir Kami sebagai ummat Muslim, kata “Firman’ berarti “perkataan” atau “kalam” (Kalamullah) yang bermakna “perkataan Allah.” Misalnya, jika Allah ingin menciptakan sesuatu, cukup Dia berkata (berfirman) “KUN!” (yang artinya : jadilah!) maka jadilah. Contohnya adalah bagaimana penciptaan Nabi Isa AS (Yesus) dan Nabi Adam AS di dalam Al-Qur’an. Allah menjelaskannya dalam ayat Al-Qur’an sebagai berikut:

Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” maka jadilah dia.” (QS. Ali-Imran [3]:59).

Mengenai Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 dan 14, dalam buku The Five Gospels yang diterbitkan oleh Harper San Fransisco, yang kemudian dikomentari oleh Robert W. Funk dan Roy W. Hoover dalam seminar mereka, mereka mengatakan bahwa ternyata ayat-ayat tersebut tidak masuk dalam kategori ucapan Yesus. Injil yang diakui di Indonesia ada empat yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Sekitar tahun 1993 di Amerika Serikat, tepatnya di Kota Sanoma-CaIifornia, disponsori oleh Westar Instituie, Injil itu diseminarkan oleh sekitar 76 orang ahli dari berbagai kalangan, seperti guru besar dari berbagai universitas terkenal didunia, para ahli ilmu theologi dari Khatolik dan Protestan, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani, dll. Yang mana tidak ada orang Islam di sana. Injil yang diseminarkan ada lima yaitu Injil Matius Markus, Lukas, Yohanes dan Injil Thomas. Ke lima Injil yang bernama The Five Gospels tersebut diseminarkan dalam rangka mengklasifikasikan sabda Yesus. Makanya dalam cover The Five Gospels tersebut tertulis “What Did Jesus Really Say? The Search For The Authentic Words of Jesus.” (Apa yang benar-benar Yesus ucapkan? Mencari ucapan asli dari Yesus).

Dalam kitab The Five Gospels tersebut, semua ucapan atau sabda Yesus, dicetak berwarna. Ada empat warna yang telah disepakati, yaitu merah (Red) yang diartikan benar ucapan Yesus, merah muda (Pink) yang diartikan nyaris benar ucapan Yesus, abu-abu (Gray) yang artinya diragukan ucapan Yesus, dan hitam pekat (Black) yang artinya bukan merupakan ucapan Yesus. Terdapat tiga opsi (pilihan) yang disepakati untuk menentukan derajat kebenaran sabda / ucapan Yesus, yaitu :

Option 1 (Opsi 1) =
  •  Red    : I would include this item unequivocally in the database for determining who Jesus was.
(Saya akan memasukkan perkara ini dengan tegas ke dalam database untuk menentukan siapa-kah Yesus itu.) 
  •  Pink    : I would include this item with reservations (or modifications) in the database.
(Saya akan memasukkan perkara ini dengan reservasi (atau modifikasi) di dalam database.
  • Gray   : I would not include this item in the database, but I might make use of some of the content in determining who Jesus was.
(Saya tidak akan memasukkan perkara ini ke dalam database, namun saya mungkin akan menggunakan beberapa konten untuk menentukan siapa-kah Yesus itu.)
  •  Black  : I would not include this item in the primary database.
(Saya tidak akan memasukkan perkara ini ke dalam database yang utama.)

Option 2 (Opsi 2) =

  • Red    : Jesus undoubtedly said this or something very like it.
(Yesus pasti mengatakan ini atau sesuatu yang sangat persis seperti itu.)
  • Pink    : Jesus probably said something like this.
(Yesus mungkin mengatakan sesuatu seperti ini.)
  •  Gray   : Jesus did not say this, but they ideas contained in it are close to his own.
(Yesus tidak berkata seperti itu, tetapi ide-ide mereka yang terkandung di dalamnya nyaris mendekati dengan yang ia (Yesus) miliki.)
  • Black  : Jesus did not say this, it represents the perspective or content of a later or different tradition.
(Yesus tidak berkata seperti ini, hal itu mewakili atas perspektif atau isi di masa kemudian atau tradisi yang berbeda.)

Option 3 (Opsi 3) =

  •  Red    : That’s Jesus !
(Itulah Yesus!)
  •  Pink    : Sure, sounds like Jesus.
(Benar, terdengar seperti Yesus.)
  •   Gray   : Well, maybe.
(Ya, mungkin.)
  •  Black  : There’s been some mistake.
(Ada beberapa kesalahan.)

Saudara damai yang beriman. Dari hasil seminar, ternyata Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14 tidak masuk kategori yang dinilai atau yang diseminar-kan, sebab ayat-ayat tersebut dianggap bukan sabda atau ucapan Yesus. Ayat itu hanyalah ucapan Yohanes saja. Dan ayat tersebut tidak masuk dalam kategori Red, Pink, Gray & Black. Hasil akhir dari penelitian dalam seminar yang dilakukan oleh 76 ahli dari berbagai kalangan, menyatakan sebagai berikut :
Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him, according to the Jesus’ Seminar.”
(Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan olehnya, menurut Seminar Yesus.)

Apa yang dikatan oleh 76 (tujuh puluh enam) ahli dari berbagai kalangan dari seluruh dunia dalam Seminar tentang Yesus, telah berhasil mengejutkan banyak kalangan di Dunia, khususnya dikalangan saudara kita ummat Kristiani, sebab kalau 82%  isi Injil bukan benar-benar diucapkan Yesus, berarti hanya 18% saja isi Injil yang dianggap ucapan Yesus. Saudara damai, nyatanya Yohanes 1:1 & 14 yang jadi acuan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100% manusia, menurut 76 ahli tersebut, bukan ucapan Yesus, tapi hanya pendapat penulis Injil itu saja, yaitu sosok Yohanes. Padahal para perseta Seminar Yesus tersebut, tidak ada satupun orang Islam, dan tidak satupun berasal dari lndonesia. Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus. Hasilnya sungguh mengejutkan, dari empat kategori (Red, Pink, Grey dan Black), tidak ada satu ayat-pun dalam-seluruh-Injil-Yohanes-yang-dicetak-huruf-dengan-warna-Red. Huruf berwarna Pink hanya ada satu, huruf Grey hanya ada empat ayat, selebihnya Black. Saudara damai, perincian khusus Injil Yohanes yang dibahas di dalam Seminar Yesus adalah sebagai berikut:
 Red   : (That is Jesus!), tidak satu ayat pun yang dicetak merah.      Itu artinya tidak ada satu ayat-pun yang dianggap benar-benar ucapan Yesus.
Pink    : (Sure sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yohanes 4:43.
Gray   : (Well, maybe), hanya ada empat ayat saja, yaitu pada Yohanes 12:24, 25, 26 dan Yohanes:13 ayat 20.
Black   : (Jesus did not say this. There’s been some mistake!) selebihnya bukan ucapan Yesus!
Saudara damai yang beriman, coba kita bayangkan! Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal, 878 ayat dan 19.099 kata. Kalau Red tidak ada, Pink hanya 1 ayat, Gray 4 ayat, berarti sisanya Black (bukan ucapan Yesus) ada 873 ayat. Maka kesimpulannya adalah jelas, tidak ada dalil dalam Alkitab yang mangatakan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100% Manusia.

Tidak Ada Dalil yang Menyatakan : Jika Percaya Kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dijamin Masuk Syurga

Saudara damai yang beriman, saudara kita ummat Kristiani umumnya berani memastikan sesuatu yang belum tentu atau belum pasti terjadi (dalam kata lain masih “mengawang”). Ummat Kristiani menganggap bahwa jika percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, di jamin “pasti masuk surga”. Padahal memastikan seseorang masuk surga, itu bukan hak atau wewenang kita sebagai manusia, itu hanyalah hak Allah SWT saja. Jika ada ummat Islam mengatakan kepada mereka kata “Insya Allah”, sering dianggap bahwa makna Insya Allah adalah hal yang tidak pasti. Saudara kita tersebut tidak memahami, bahwa mengucapkan Insya Allah adalah sesuatu yang dianjurkan dalam kitab suci Al-Qur’an dan juga Alkitab. Tetapi sebagian besar ummat Kristiani tidak paham bahwa didalam Alkitab sebenarnya dianjurkan mengucapkan Insya Allah bila mengatakan sesuatu yang belum tentu terjadi. Bahkan dikatakan, bila tidak mengucapkan Insya Allah sesuatu yang belum pasti terjadi, dia tergolong sombong dan bahkan berdosa.

Saudara damai yang beriman, simak ayat Alkitab berikut:
Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan beruat ini dan itu.” Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah saIah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Yakobus 4:13-17)

Ia minta diri dan berkata: “Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.” Lalu bertolaklah ia dari Efesus.” (Kisah Para Rasul 18:21)

Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.” (1 Korintus 4:19).

Saudara damai yang beriman, jika kita simak dengan baik kata-kata dalam semua ayat-ayat tersebut yaitu “Jika Tuhan menghendakinya” dan “Jika Allah menghendakinya” serta “Kalau Tuhan menghendakinya”, semua itu maknanya sama yang dalam Al-Qur’an disebut “Insya Allah” (dalam Bahasa Arab). Dalam Alkitab cetakan lama, kata-kata “Jika Tuhan Menghendakinya” semuanya tertulis jelas dengan kata “Insya Allah.”
Saudara damai, mari kita simak Alkitab lama cetakan tahun 1960 sebagai berikut:

Hai kamu jang berkata: “Bahwa hari ini atau besoknja biarlah kita pergi kenegeri anu serta menahun disitu, dan berniaga dan mencari laba”; pada halnya kamu tiada mengetahui apa yang akan terjadi besoknya. Bagaimanakah hidupmu itu? Karena kamu hanya suatu uap, yang kelihatan seketika saja lamanya, lalu lenyap. Melainkan patutlah kamu berkata: “Insya Allah, kita akan hidup membuat ini atau itu”. Tetapi dengan hal yang demikian kamu memegahkan dirimu dengan kemewahanmu itu; maka semua kemegahan yang demikian itu jahat. Sebab itu, jikalau orang yang tahu berbuat baik, pada halnya tiada diperbuatnya, maka menjadi dosalah baginya. “Melainkan sambil meminta diri ia berkata: “Insya Allah, aku akan kembali kepadamu.” (Kisah Para Rasul 18:21)
Tetapi Insya Allah aku akan datang kepadamu dengan segeranya, dan aku akan mengetahui bukan perkataan mereka itu jang……dst.” (1 Korintus 4:19).
Saudara damai, dalam Al-Qur’an, mengucapkan kata Insya Allah merupakan suatu kewajiban bila kita tidak mengetahui sesuatu yang bakal terjadi. Perhatikan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:
  • Maka tatkala mereka masuk menemui Yusuf, Yusuf membawa ibu bapaknya ke tempatnya dan berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman. ” (QS. Yusuf [12]:99).
  • Musa berkata, “Insya Allah engkau akan mendapati aku orang yang sabar dan aku tiada mengingkari perintahmu. ” (QS. Al-Kahfi [18]:69).
  • Maka tatkala anak mencapai umur dapat bekerja bersamanya, Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi bahwa aku akan menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia berkata, “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau; insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaaffa’at [37]:102).
Saudara damai, nyatanya dari keterangan Alkitab tidak boleh mengatakan “PASTI” untuk sesuatu yang belum tentu terjadi. Memastikan dijamin “Pasti masuk surga”, bila percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, disepakati merupakan perbuatan sombong dan dosa, Kami sebagai ummat Islam percaya kepada Yesus yang disebut Nabi Isa AS. Karena dalam Islam, tidak sempurna iman seorang Muslim jika tidak mengimani semua Nabi, termasuk Nabi Isa AS. Bahkan percaya kepada semua nabi termasuk Nabi Isa as (Yesus), merupakan salah satu Rukun Iman yang harus di imani oleh setiap Muslim dimanapun mereka berada. Hanya saja ummat Islam mengimani beliau hanya sebagai Nabi atau Rasul, bukan-sebagai-Tuhan.
Di dalam Islam, apabila Kami percaya kepada Yesus sebagai Tuhan, maka disitulah tidak mungkin diselamatkan, karena telah menjadikan Tuhan-Tuhan lain selain Allah. Dan itu disebut dosa syirik, yaitu salah satu dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT. Dalam Alkitab, Yesus berfirman bahwa keselamatan itu tergantung bagaimana kita mengamalkan perintah Allah. Mari saudara damai, kita simak ucapan Yesus sebagai berikut:
Bukan setiap orang yang berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. ” (Matius 7:21)
Saudara damai yang beriman,  ucapan Yesus tersebut dapat kita simpulkan, bahwa tidak semua orang yang berseru “Yesus, Yesus!” yang akan masuk kedalam surga, tetapi Yesus berkata bahwa mereka yang akan masuk surge yaitu mereka yang melaksanakan ibadah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah. Maka timbul pertanyaan: “Apakah ummat Kristiani sudah melakukan ibadah sesuai perintah Yesus dan perintah Allah? Saudara damai, marilah kita lihat beberapa contoh sebagai bukti:

1.   Allah Mengharamkan Babi
Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku beiah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binaiang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya jartganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.” (Imamat 11:7-8)
Dalam Alkitab Allah telah mengharamkan babi (Seperti yang telah kita bahas sebelumnya dalam: Daging Babi Dilarang Al-Qur'an dan Alkitab namun, mari kita lihat pada bukti yang ada. Kenyataannya, saudara kita ummat Kristiani seolah tidak mengharamkan babi, malah babi jadi makanan kesukaan mereka. Kebanyakan ummat Kristiani menganggap bahwa hanya Islam yang mengharamkan babi. Padahal nyatanya? Tidak hanya Islam dan itu adalah perintah Allah SWT.

2.  Yesus di Sunat (Khitan).
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21 )
Yesus justru di sunat (khitan), tetapi para pendeta tidak mewajibkan ummat Kristiani untuk melakukan sunat. Saudara kita, ummat kristiani menganggap yang bersunat itu hanyalah ummat Islam. Padahal sunnat adalah perintah Allah.

3.  Yesus mati dikafani tidak pakai peti
Yusuf-pun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengafaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.” (Markus 15:46)
Saudara damai, Yesus wafat kemudian ia dikafani, dan tidak memakai peti. Namun nyatanya saudara kita ummat Kristiani ketika mereka wafat, mereka dikenakan jas, sepatu, dan atau dasi. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus, didandani seperti pengantin, lalu dimasukkan kedalam peti, padahal Yesus mati hanya dikafani dengan kain putih dan tidak pakai peti. Dalam kutipan ayat di atas dikatakan, bahwa di atas kuburan Yesus juga ditaruh sebuah batu, sebagai tanda. Dalam Islam, Kami disunahkan menaruh batu diatas kuburan. Insya Allah, dari beberapa ayat yang kami paparkan sebagai contoh itu, cukup memberikan bukti bahwa jaminan keselamatan itu bukan hanya asal percaya kepada Yesus dijamin “pasti masuk surge”, tetapi bagaimana mengamalkan seluruh ajaran Allah SWT.

Saudara damai yang beriman, setelah Kami cek seluruh isi Alkitab, ternyata tidak ada satu ayat-pun yang menjamin jika percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat “dijamin pasti masuk surga.” Hanya ketaqwaan kita sebagai ummat beriman yang menjadi Hamba Allah dan Mengikuti Rasulullah-lah yang insyaAllah dijamin keselamatannya di Surga.

Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan itulah kejayaan yang besar.” (QS. An-Nisaa [4]:13).

Saudara damai yang beriman, mari kita gunakan akal kita. Bagaimana bisa kita dijamin masuk surga, jika hanya sekedar mengandalkan kata “percaya”, tetapi tidak mengamalkan serta tidak taat perintah Allah dan Rasul-Nya? Maka, mari kita perhatikan ayat berikutnya :

Dan barang siapa durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batasnya (hukum) Allah, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka, kekal di dalamnya dan baginya azab yang menghinakan. ” (QS. An-Nisaa [4]:14).

Muncul Pertanyaan : Dimana foto asli wajah Yesus dan siapa pemotretnya?

Saudara damai yang beriman, bagi mereka yang mengatakan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dijamin “pasti masuk surga”, padahal jelas ia tidak melakukan perintah Allah SWT, maka bukan jaminan surga yang didapat, tapi neraka. Sebagian besar rumah tempat tinggal ummat Kristiani hampir dapat dipastikan terpampang gambar atau lukisan Yesus dan ibunya Maria dengan wajah yang ganteng dan cantik rupawan dengan pakaian yang berwarna warni. Tentu menjadi pertanyaan: Apakah wajah Yesus dan ibunya Maria adalah wajah mereka yang asli atau itu hanya hasil rekayasa saja? Jika wajah mereka itu asli, siapa yang memotretnya?
 
Tustel atau camera merek apa yang dipakai saat itu? Apakah 2000-an tahun yang lalu sudah ada camera atau tustel berwarna ? Jawabannya pasti semuanya mustahil
Tetapi banyak saudara kita ummat Kristiani yang terlihat begitu khusyuk bila sembahyang atau meminta pertolongan dihadapan gambar atau lukisan Yesus dan Maria. Ada sebagian ummat Kristiani yang dulunya mengaku pernah menganut agama Islam, kemudian masuk Kristen dengan alasan dia dijamah oleh Yesus. Ada juga yang mengatakan dia melihat wajah Yesus. Padahal semua kesaksian seperti itu jelas bohong. Kenapa? Sebab darimana dia tahu bahwa itu benar-benar wajah Yesus? Wajah bapak kakeknya saja hampir tidak ada orang yang pernah tahu, apalah wajah orang yang telah mati lebih dari 2000 tahun yang lalu. Kalau ada orang bisa memperlihatkan wajah Yesus yang sesungguhnya. Wajah-wajah Yesus dalam semua gambar tersebut, pasti hanya hasil rekayasa atau hasil imaginasi seseorang. Jika disuruh orang suku Asmad di Irian melukis wajah Yesus menurut imaginasi mereka, mungkin saja wajah Yesus dibuat hitam, pendek, kribo, tanpa busana dan pakai koteka. Jika ada yang mengaku pernah dijamah dan ketemu Yesus, lihatkan gambar-gambar tadi, tanyakan padanya dan tunjukkan, wajah yang mana yang dilihatnya? Sungguh satu Kebohongan besar jika wajah Yesus adalah salah satu dari wajah-wajah tersebut.

Tidak Ada Dalil yang Menyatakan Yesus Lahir Pada Tanggal 25 Desember dan Perintah Merayakannya

Sejarah Natal
Christmas diartikan sebagai hari kelahiran Yesus, yang dirayakan oleh hampir semua ummat Kristen didunia, berasal dari ajaran Gereja Katolik Roma. Padahal ajaran tersebut tidak terdapat dalam Alkitab dan Yesus-pun tidak pernah memerintahkan kepada murid-muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk kedalam ajaran Gereja Katolik Roma pada abad ke empat ini, berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Perayaan Natal yang diselenggarakan diseluruh dunia ini samasekali tidak mempunyai dasar dari Alkitab. Menurut penjelasan di dalam Catholic Encyclopedia edisi 1911, yang berjudul “Christmas”, ditemukan kata-kata yang berbunyi sebagai berikut :

Christmas was not among the earliest festivals of church, the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan custom centering around the January calends gravitated to christmas.

“Natal bukanlah upacara gereja yang pertama, melainkan ia diyakini berasal dari Mesir. Perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala & jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”

Masih dalam Ensiklopedi itu juga dengan judul “Natal Day” bapak Khatolik pertama mengakui bahwa :
“Didalam Kitab Suci, tidak seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanya orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”

Natal Menurut Encyclopedia Americana Tahun 1944
Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh ummat Kristen. Pada umumnya, ummat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut.” (“Perjamuan ci” yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus.) “Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke empat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada ummat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun yang mengetahui hari kelahiran Yesus.

Asal-usul Natal
Saudara damai yang beriman, perayaan natal sebenarnya berasal dari kepercayaan-penyembah-berhala-yang-dianut-oleh-masyarakat-Babilonia-kuno dibawah raja Nimrod (cucunya Ham, anak Nabi Nuh AS.). Nimrod inilah orang pertama yang mendirikan menara Babel, membangun kota Babilonia, Niniweah dll. Serta kerajaan di dunia dengan sistem kehidupan, ekonomi dan dasar-dasar pemerintahan. Nimrod ini adalah seorang pembangkang Tuhan. Jumlah kejahatannya amat banyak, diantaranya dia mengawini ibu kandungnya sendiri Semiramis. Setelah Nimrod meninggal, ibunya yang merangkap istrinya menyebarkan ajaran Nimrod bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya walaupun jasadnya telah mati. Adanya pohon Evergreen yang tumbuh diatas sebatang pohon kavu yang telah mati, ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod. Untuk mengenang hari kelahiran Nimrod setiap tanggal 25 Desember, Semiramis menggantungkan bingkisan pada ranting-ranting pohon itu sebagai peringatan hari kelahiran Nimrod. Inilah asal usul Pohon Natal. Melalui pemujaan kepada Nimrod, akhirnya Nimrod dianggap sebagai “Anak Suci dari Surga’. Dari perjalanan sejarah dan pergantian generasi ke generasi dari masa-kemasa dan dari satu bangsa ke bangsa lainnya, akhirnya penyembahan terhadap berhala Babilonia ini berubah menjadi Mesias Palsu, yaitu berupa Dewa Baal, anak Dewa Matahari.

Kepercayaan orang-orang Babilonia yang menyembah kepada “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali), menyebar luas dari Babilonia ke berbagai bangsa di dunia dengan cara dan bentuk berbeda-beda, sesuai dengan bahasa di negara-negara tersebut. Di Mesir dewa-dewi tersebut bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele dan Deoius. Di Roma bernama Fortuna dan Yupiter, juga di negara-negara lain seperti di China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madona, jauh sebelum Yesus dilahirkan. Pada abad ke-4 dan ke-5 Masehi, ketika dunia pagan Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen”, mereka telah mempunyai kepercayaan dan kebiasaan pemujaan terhadap dewi Madonna jauh sebelum Kristen lahir.

Natal adalah acara ritual yang berasal dari Babilonia kuno yang saat itu puluhan abad yang lalu, belum mengenal agama yang benar, dan akhirnya terwariskan sampai sekarang ini. Di Mesir, jauh sebelum Yesus dilahirkan, setiap tahun mereka merayakan kelahiran anak Dewi Isis (Dewi langit) yang mereka percaya lahir pada tanggal 25 Desember. Para murid Yesus dan orang-orang Kristen yang hidup pada abad pertama, tidak pernah sekalipun mereka merayakan Natal sebagai hari kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember. Dalam Alkitab/Bible, tidak ditemukan walau satu ayat-pun yang menyatakan bahwa Tuhan/ Allah maupun Yesus yang memerintahkan untuk merayakan Natal, sebab perayaan setiap tanggal 25 Desember, adalah perayaan agama Paganis (penyembah berhala) yang kemudian dilestarikan oleh ummat Kristiani. Saudara damai, pada kenyataannya, upacara/perayaan Natal adalah berasal dari ajaran Semiramis istri Nimrod, yang kemudian di lestarikan oleh para penyembah berhala secara turun temurun hingga sekarang ini dengan wajah baru yang disebut Kristen.

Sinterklas
Saudara damai, Natal sering kali identik dengan tokoh yang terkenal di mata anak-anak yaitu Sinterklas. Sinterklas atau Santa Clause sebenarnya bukan ajaran yang berasal dari penganut paganisme (penyembah berhala) maupun Alkitab. Sinterklas adalah ciptaan seorang Pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke-4 Masehi. Menurut Encyclopedia Britannica halaman 648-649 edisi kesebelas, disebutkan :
St Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greek and Latins on the 6th of December… A Legend of his surreptitious bestowal bf dowries on the three daughters of an impoverished citizen is said to have originated the old custom of giving present in secret on the Eve of St. Nicholas (December, 6th), subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Clause.”
Artinya:
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember. Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga orang anak wanita miskin. untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya terkaitlah antara hari Natal dan Santa Clause.”

Sinterklas Mengajarkan Kebohongan
Saudara damai yang beriman, seperti yang kita ketahui menjelang Natal, banyak orang tua yang membohongi anaknya dengan cerita tentang Sinterklas yang memberikan hadiah Natal ketika mereka tidur. Begitu anak-anak mereka bangun pagi, didalam sepatu atau kaos kaki mereka yang digantungkan didepan pintu rumah, telah berisi berbagai permen dan hadiah lainnya. Oleh sebab itu Sinterklas merupakan pembohongan yang dilakukan oleh setan yang menyamar sebagai manusia. Sejenak, mari kita simak ayat Alkitab berikut:
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.” (2 Korintus 11:14-15)

Pohon Terang
Pohon Terang atau Pohon Natal, sama sekali tidak pernah dianjurkan oleh Tuhan maupun Yesus (dalam ajaran Kristiani) untuk mengadakan atau merayakannya. Itu semua diadopsi dari ajaran agama pagan (kafir kuno). Pohon itu sendiri disebut dengan istilah “Mistleto” yang biasanya dipakai pada perayaan musim panas, sebagai persembahan suci kepada matahari.
Mari kita simak perkataan Frederick J. Haskins dalam bukunya Answers to Questions disebutkan:
The use of Christmas wreaths is believed by outhorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and places of worship at the feast which took place at the same times as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long anterior to the Christian Era.”
Artinya:
“Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adat agama penyembah berhala (paganisme) yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir Kuno yang masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristen.”
Saudara damai, sungguh mengherankan sekali dan sekaligus memprihatinkan, ternyata sebagian besar ummat Kristiani tidak mengerti dan tidak menyadari tentang sejarah perayaan Natal dan Pohon Terang. Mereka begitu antusias menambut kedatangan hari Natal, bahkan jauh jauh hari sebelumnya mereka sudah mempersiapkan dengan biaya yang begitu besar dalam menyambut “hari kelahiran” Tuhan mereka. Padahal merayakan Natal dengan Pohon Terang samasekali tidak punya dasar atau dalil didalam kitab suci mereka sendiri. Para Pendeta dan Pastur diseluruh dunia bahkan Uskup dan Paus, jika ditanya tentang Natal dan Pohon Terang, pasti akan mengakui bahwa memang tidak ada dalil dan ajaran dalam Alkitab bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan tidak ada satu ayat-pun tertulis didalam Alkitab (Bible) yang memerintahkan untuk merayakannya.

Kata Bibel / Alkitab Tentang Pohon Natal
Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adaIah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat. ” Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya Tuhan! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan. ” (Yeremia 10:2-6)
Saudara damai, seperti yang tertera dalam ayat-ayat Alkitab di atas, jelas sekali mengatakan bahwa Pohon Terang (pohon Natal) adalah upacara penyembahan berhala yang tidak bisa berbicara, tidak bisa berbuat jahat dan tidak bisa juga berbuat baik. Tetapi kmasih saja disembah oleh sebagian besar saudara ummat Kristiani. Jawaban yang bisa kami simpulkan adalah dikarenakan mereka tidak mengerti kandungan kitab sucinya, dan hanya ikut-ikutan apa kata pemimpin agama mereka.

Apakah Natal Memuliakan Yesus?
  • Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada illah mereka? Aku pun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi illah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi illah mereka. (32) Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu Iakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya. ” (Ulangan 12:30-32)
  • Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”(Matius 19:8-9)
  • Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perin!ah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. ” (Markus 7: 7-8).

Merayakan Natal = Melestarikan Kebohongan dan Pemborosan
Menjelang Natal akan bermunculan berbagai iklan di toko-toko, koran, majalah dsb. Jutaan dolar dan miliaran rupiah dihamburkan untuk promosi berbagai barang dagangan untuk keperluan Natalan. Semuanya dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seperti “Malaikat Pembawa Terang”, padahal tanpa mereka sadari ajaran Yesus mereka telantarkan, karena yang mereka rayakan adalah tradisi ajaran agama kafir kuno, bukan perintah Allah SWT.
Saudara damai, terutama saudara ummat Kristiani. Mari kita simak:
  • Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23)
  • Percuma mereka beribadah kepada-Ku. sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” (Markus 7: 7-8)
  • Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” (Matius 26:8-9)
Dari penjelasan sejarah Natal ini, jelaslah bahwa Natal itu bukan ajaran Yesus.
Yesus seumur hidupnya tidak pernah sekalipun menyuruh merayakan Natal bagi dirinya. Merayakan dirinya sebagai seorang Nabi atau Rasul saja beliau tidak pernah ajarkan, apalagi menyuruh merayakan kelahirannya sebagai Tuhan? Tidak ada satu dalilpun dalam Alkitab menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal bukan ajaran gereja. Oleh sebab itu jika ada ummat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab Yesus lahir pada tanggal 25 Desember.

Dalam pandangan Islam, haram hukumnya bagi kami untuk ikut merayakan Natal. Jangankan ummat Islam, bagi ummat Kristiani saja pada dasarnya sama sekali tidak punya satu dalilpun merayakan Natal. Ummat Islam yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW itupun tidak ada ayat dalam Al-Qur’an, Hadits dan Sunnahnya, apalagi merayakan Natal? Merayakan Natal sama saja merayakan “kelahiran Tuhan,” padahal dalam pandangan Islam, Tuhan tidak lahir dan tidak pula dilahirkan, tidak beranak dan tidak di peranakkan (QS. Al-Ikhlas),
Saudara damai, jika Ummat Kristiani merayakan Natal hanya sebatas Yesus sebagai seorang Nabi atau Rasul atau seorang Utusan Tuhan, itu masih bisa dipahami. Tetapi ummat Kristiani merayakan hari Natal, bukan sebagai hari kelahiran Yesus sebagai seorang Nabi, Rasul atau Utusan Tuhan, tetapi sebagai hari kelahiran Yesus sebagai “Anak Tuhan” atau “Anak Allah”. Haram hukumnya menurut pandangan Islam karena berdasarkan Al-Qur’an, Yesus bukan Allah dan Allah tidak punya anak.

“(Dia) pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui seala sesuatu. ” (QS. Al-Maa-idah [6]:101).

Saudara kami yang berdamai, bahkan dalam ayat lain Allah wahyukan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW, bahwa jika Dia mempunyai anak, maka orang yang mula-mula akan menyembah anak itu adalah Rasul-Nya yaitu Muhammad SAW.

Katakanlah, “Jika Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula menyembahnya,” (QS. Az-Zuhkruf [43]:89).

Bahkan dalam ayat lain Allah peringatkan kepada mereka (Yahudi dan Nashrani) bahwa tidak benar Allah mempunyai anak! Tidak benar!

Mereka (orang-orang kafir) berkata: “Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya” (QS. Al-Baqarah [2]:116).

Katakanlah, “Dia-lah Allah yang maha Esa. Allah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak (pula.) diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya”. (QS.  Al lkhlas [112]:1-4).

Jadi, siapakah Isa atau Yesus? Isa adalah salah satu Nabi atau utusan Allah yang wajib di imani oleh Ummat manusiam, terutama kami. Ummat Muslim. Lalu salah-kah bila mengimani Isa (Yesus)? Tidak. Yang salah adalah bila, kecintaan ummat Muslim tidak tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Saudara beriman, seharusnya seluruh ummat manusia yang beriman, mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Mengapa? Karena ketika seornang Nabi baru lahir dan diutus, maka masa kenabian seorang Nabi sebelumnya telah habis. Bahkan, apabila Nabi Muhammad SAW, diangkat menjadi Nabi, menjadi Rasul dan saat itu pula Isa (Yesus) masih ada dan hidup. Maka, Isa (Yesus) harus mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Seperti yang telah dibahas sebelumnya dalam Muhammad in the Bible

Maka, saudara kami yang beriman dan berdamai. Kembali kita ulas ayat Al-Qur’an berikut :
  • Barangsiapa yang taat kepada Rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.” (QS. An-Nisaa : 80).
  • Taat kalian kepada Rasul semoga kalian dirahmati.” (QS. An-Nuur : 56) 
  •  Katakanlah : “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling. Maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran : 32)
Dan (kembali) kita simak kisah yang diriwayatkan Ad-Darimi :

“Umar Ibnul Khaththab datang kepada Rasulullah dengan membawa salinan dari Kitab Taurat. Ia berkata: “Yaa Rasulullah, ini salinan dari Kitab Taurat.” Rasulullah diam lalu mulailah ‘Umar membacanya dalam keadaan wajah beliau berubah. Melihat itu, Abu Bakar berkata kepada Umar: “Betapa Ibumu kehilang-an kamu, tidakkah engkau melihat perubah-an pada wajah Rasulullah?” Umar melihat wajah Rasulullah (dan ia menangkap perubahan tersebut), maka ia berkata: “Aku berlindung kepada Allah dari kemurkaan Allah dan Rasul-Nya. Kami ridha Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami.” Rasulullah berkata: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, seandainya Musa muncul kepada kalian kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkan aku, sungguh kalian telah sesat dari jalan yang lurus. Seandainya Musa masih hidup dan ia menemui masa kenabianku, niscaya ia akan mengikutiku.

Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.

Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah, Waasyhaduanna-Muhammadar-Rasulullah~

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kunjungi kami

Kunjungi kami
Klik untuk masuk ke G+ Kami

Siapa Kami dan siapa Anda?

Anda dan Kami, serumpun. Mengalir dalam darah kita, garis keturunan Adam dan Hawa. Nafas pun, kita peroleh dari Sang Khaliq. Tidak ada manusia yang berdiri sendiri. Sari pati tanah adalah asal mula penciptaan kita. Serumpun dalam rukun. Membangun kata "Damai" agar bukan hanya sebagai slogan Dunia. Salam Damai, dari ummat yang ingin berdamai. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhaduallaa Ilaaha-Illallaah - Wa-Asyhadu Anna Muhammada-rrasuulullah. Allahu Akbar!

Translate this/Terjemahkan

Klik untuk mencari artikel kami