Kontroversi “Siapakah Yesus?”
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha
Penyayang
Salam damai, Ummat
beriman
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh~
Saudaraku, ummat yang beriman. Sebelum melanjutkan
membaca, nasehat Kami adalah : Ingat! Situs ini dibuat untuk tujuan perdamaian,
mendamaikan dan meluruskan kata “damai” serta “salam” itu sendiri menggunakan
kacamata Islam yang memiliki pustaka inti, yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tidak
ada caci maka antar ummat beriman, namun pertanyaan akan diluruskan dengan
damai dan dengan berpacu kepada sumber yang relevan.
Jesus, siapakah jesus? Tuhan? Atau-kah Nabi? Tulisan
ini bukan berupa cara “memaksa” antar ummat beriman untuk mencari kebenaran
tentang “Siapa-kah Tuhan?”, karena seseorang yang mengenali dirinya dengan
baik. Ingat! DENGAN BAIK, akan mengenal siapa Tuhannya. Ketika seseorang sudah
yakin akan Tuhannya “siapa” namun ia belum mengetahui konsep dirinya bagaimana.
Maka yang harus ia cari tahu adalah, “Siapa-kah Kami?” Maka, jika ia sudah
menemukan jawaban atas pertanyaan “Siapa-kah Kami?” Otomatis, ia akan kembali
kepada konsep sebelumnya. Menggali kebenaran yang ia rasa telah ia ketahui
sebelumnya tentang “Siapa-kah Tuhan?”
Bagi muslim, Kami harap tulisan ini menjadi suatu
ilmu yang kiranya bisa membuat kita sadar akan ke-Esa-an Allah SWT. Dan bagi
Non-Muslim, baca pesan yang Kami sampaikan ini dengan damai dan tenang. Islam
yang hakiki adalah Islam yang tidak anarki (artinya cinta damai), semoga
menjadi cahaya untuk siapapun yang membacanya.
Maka, mari kita ulas dengan damai :
“Tidak ada
pengakuan Yesus dalam Alkitab, bahwa Yesus
adalah seorang kristiani”
Semua ummat
kristiani yang menganggap Yesus adalah Tuhan, mengakui bahwa mereka beragama
Kristen. Tetapi saudara kita yang beragama Kristen sampai sekarang, belum bisa
memberikan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang tertulis di dalam Alkitab
bahwa Yesus adalah seorang Kristiani. Jika Yesus ternyata tidak beragama
Kristen, lalu yang menjadi pertanyaan adalah : “Apakah agama Yesus yang
sebenarnya?” dan “Siapa yang bisa menunjukkan bukti atau ayat-ayat Alkitab
(Bible) yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Kristen?” Banyak saudara kita dari ummat
Kristiani yang tidak mengetahui, bahwa sesungguhnya Yesus bukanlah kristiani.
Sesungguhnya yang menamakan agama itu “Kristen” bukan Yesus, tapi Barnabas dan
Paulus (Saulus) di Antiokhia. Dan itu adalah benar adanya.
Saudara damai
yang beriman, mari kita perhatikan ayat-ayat Alkitab dibawah ini :
·
“Setelah Barnabas datang dan melihat kasih
karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua
tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh
Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke
Tarsus untuk mencari Sauius; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke
Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya,
sambil mengajar banyak orang.”
·
“Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk
pertama kalinya disebut Kristen” (Kisah Para Rasul [11] : 23-26)
Ayat yang
diambil dari Alkitab diatas membuktikan bahwa yang memberi nama “Kristen” pada
agama Kristen itu bukanlah Yesus, melainkan Barnabas dan Paulus. Seumur
hidupnya, Yesus tidak pernah tahu kalau agama yang dibawanya dinamai Kristen,
sebab nama “Kristen” itu baru muncul jauh setelah Yesus meninggal. Timbul
pertanyaan; “Kalau begitu kapan Yesus mati dan kapan agama yang dibawanva dinama
Kristen?”
Menurut data
yang Kami baca dari beberapa buku yang ditulis oleh ummat Kristiani sendiri,
diantara-nya dalam buku Religions on File,
Yesus lahir sekitar tahun 4 SM (Sebelum Masehi) dan wafat sekitar tahun 29 M
(Masehi). Sementara Paulus dan Barnabas memberi nama “Kristen” terhadap agama
yang mereka bentuk, yaitu sekitar tahun 42 M. Itu berarti, sekitar 13 tahun
(42-29=13) setelah Yesus mati, baru muncul agama Kristen bentukan Barnabas dan
Paulus. Klik: Yesus adalah seorang Muslim
Saudara
Seiman, mari kita pun mengulas Al-Qur’an. Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, tidak
dijumpai satu pun kata “Kristen”, hanya ada kata “Nashara” karena Yesus berasal
dari kota Nazareth. Maka pengikut ajaran Yesus dinamakan “Nashrani” bukan
Kristen. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, kata “Kristen” hanya disebutkan
paling banyak 6 (enam) kali, yaitu pada Kis 11:26, Kis 26:28, Rm 16:7, 1 Kor
9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16.
Saudara
damai, mari kita lanjutkan ke point berikutnya.
Ajaran Yesus ketika berumur 13 sampai 29 tahun “menghilang” dalam alkitab
Tidak semua saudara
ummat Kristiani kita mengetahui, bahwa cerita atau kisah tentang diri Yesus di
dalam Alkitab ada banyak yang hilang. Bahkan yang hilang itu, tidak
tanggung-tanggung, yaitu lebih separuh dari umur Yesus sendiri. Dapat
dipastikan, sebagian besar ummat Kristiani yakin dan percaya bahwa Yesus mati
pada usia sekitar 33 tahun. Sementara didalam Alkitab (Bible), yang tertulis hanya
kisah Yesus sejak dia dilahirkan sampai berumur 12 tahun, lalu menghilang
ketika berumur 13 tahun sampai usia 29 tahun, kemudian muncul lagi pada usia 30
tahun, dan mati pada usia 33 tahun. Hilangnya kisah Yesus ketika beliau berumur
13 s/d 29 tahun, berarti selama 17 tahun kisah Yesus tidak ada atau hilang dan
tidak tercatat di dalam Alkitab. Maka itu artinya, ahli Kristian pun seperti
Pastur, Biarawati, tidak tahu tentang kisah Yesus yang dijadikannya sebagaii
Tuhan, selama 17 Tahun masa kehidupan Yesus.
Jika Yesus
wafat pada usianya yang ke 33 tahun, sementara kisahnya ada yang hilang selama
17 tahun, berarti yang masuk kedalam Alkitab hanyalah kisah Yesus selama 16
tahun saja. Yesus dipercayai oleh saudara kita yang menganut Kristen sebagai
“Firman Yang Hidup”. Tapi itu kembali kepada fakta. Artinya, ada sebagian besar
atau lebih separuh dari umurnya ada “Firman Yang Hilang”. Bayangkan saja, 17 tahun adalah lebih separuh
umurnya Yesus, hilang atau tidak tercatat dalam kitab Injil. Padahal pada usia
13 s/d 29 tahun merupakan usia Yesus ketika remaja menuju dewasa, dimana banyak hal-hal atau peristiwa yang lebih
berguna dan lebih besar yang mungkin saja beliau lakukan, tetapi tidak tercatat
didalam Alkitab. Jadi saudara damai, bukankah bisa kita simpulkan? Bahwa Injil
dapat dikatakan tidak komplit atau sempurna, karena banyak bagian-bagian atau
sisi-sisi lain yang pernah Yesus lakukan atau perbuat, tetapi tidak dicatat
oleh para penulis Injil (Ahli Kitab), karena kehilangan jejak atau kisahnya
benar-benar hilang. Saudara damai yang beriman, mari kita renungkan! Seandainya
jika murid-murid Yesus yang 12 orang itu selalu mengikuti kemana saja Yesus
berdakwah, tentu apa yang beliau lakukan atau sabdakan selama 17 tahun , mereka
tulis dalam Injilnya bukan? Tetapi dalam Islam, para shahabat yang mengikuti
kemana saja Rasulullah SAW berdakwah, mereka mencatatkan apa-apa saja yang
Rasulullah sampaikan ke dalam Kitab-kitab hadits shahih.
Timbul
pertanyaan: “Apakah yang dilakukan Yesus selama berumur 13 sampai dengan 29
tahun?”
Mari kita
terka! Kira-kira, apa yang Yesus lakukan? “Jika Yesus…” :
- Menerima dan menulis wahyu Allah (Pertanyaannya : “Mana dan apa saja bunyi wahyu tersebut?”)
- Mengajar dan berdakwah kemana-mana (Pertanyaannya : “Apa saja yang diajarkannya?”)
- Menulis Injil yang difirmankan kepadanya (Pertanyaannya : “Saudara damai, Injil yang mana-kah?” Terbukti kan, tidak ada Injil Yesus bukan? Yang menulis Injil kan penulis Injil (Ahli Kitab)”)
- Membantu ibunya Maryam (Pertanyaannya : “Memasak dan mencuci?” Rasanya tidak mungkin)
- Tidak berbuat apa-pun, hanya menunggu firman (Pertanyaannya : Jika Yesus adalah Tuhan, salah satu sifat Tuhan adalah mengatur/memelihara makhluk dan kehidupan. Jika Yesus tidak berbuat apa-pun, “Apakah Tuhan bisa disamakan dengan pengangguran? Apakah Tuhan se-pasif itu?”)
- Menikah/berumahtangga (Mungkin saja, tapi tidak tercatat karena kisahnya selama 17 tahun hilang.)
- Membantu ayahnya Yusuf sebagai tukang kayu (Apakah Tuhan bisa disamakan dengan tukang kayu?)
- Bila Yesus hanya makan, tidur, tidak melakukan kegiatan apapun (Seperti pembahasan poin sebelumnya, “bisakah kita menyamakan ‘yang-beberapa-orang-menyebutnya-sebagai-“Tuhan” dengan Makhluk yang tidak mampu berkarya?”)
- Pergi mengembara (Jika iya. Lalu kemana saja perginya, dan apa yang dilakukannya?)
- Kembali kepada Bapanya selama 17 tahun lalu turun lagi kebumi (“Ada-kah bukti yang kuat atas pernyataan tersebut?”)
Mari saudara,
kita lihat Alkitab
·
Bukti-bukti
Yesus berdakwah ketika berusia 12 dan 30 tahun: “Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem
seperti yang lazim pada hari raya itu.” (Lukas 2:42)
·
“Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia
berumur’ kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, la adalah anak
Yusuf, anak Eli….” (Lukas 2:23)
Lukas [2]:42
diatas, menceritakan kisah Yesus ketika dia memulai berdakwah dan mengikuti
kajian yang disampaikan para Alim Ulama di dalam Bait Allah (Lukas 3:46-49).
Kemudian kisah beliau yang hilang samasekali ketika dia berumur 13 s/d 29
tahun, dan baru muncul kembali ketika beliau berumur 30 tahun, seperti yang
tertulis dalam Injil Lukas 3:23 diatas tadi.
Lukas 3:23
memberikan bukti kemunculan Yesus pada usia 30 tahun, kemudian beliau wafat
dalam usia sekitar 33 tahun. Maka dari itu saudara damai, seandainya ada ummat
Kristiani atau siapapun yang bisa memberikan bukti-bukti tertulis dalam Alkitab
(Bible) tentang kisah Yesus ketika beliau berumur sekitar 13 s/d 29 tahun,
yaitu ketika beliau memasuki usia remaja sampai dewasa. Agama Nashrani dengan
pertanyaannya memiliki arti bagi keimanan dan kehidupan beragama, karena hal
tersebut menyangkut keselamatan di Dunia dan Akhirat.
Saudara
damai. Jika kami-Muslim-Yang-Mencintai-Perdamaian sebagai ummat beragama Islam
sangat mengkritisi kandungan Alkitab (Bible), hal itu wajar-wajar saja. Karena
Al-Qur’an banyak memberikan informasi tentang keberadaan Yesus (Nabi Isa),
Taurat, Zabur dan Injil, yang semua itu merupakan bagian dari keimanan kami,
bahkan termasuk salah satu rukun iman bagi setiap muslim di seluruh dunia ini
(Iman kepada Kitab-kitab Allah). Saudara damai, bukankah seharusnya ummat
Kristiani yang lebih pantas mengkritisi kandungan kitab sucinva dibandingkan
dengan kami bukan?
Yesus Tidak Pernah Mengatakan: “Akulah! Allah-Tuhanmu, Maka Sembahlah Aku saja”
Pernyataan
yang ketiga ini sangat menantang bagi semua pihak, terutama: Bagi saudara kita,
ummat Kristiani. Karena hampir semua saudara kita yang beragama Kristen
memandang Yesus sebagai Tuhan dan menyembahnya Yesus sebagai juru selamat
mereka. Kita sering melihat mulai dari anak kecil, dewasa dan orang tua, semua
diajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan atas Allah itu sendiri yang harus disembah.
Padahal setelah kami, Muslim-yang-mencintai-perdamaian, mempelajari, mengkaji
dan mendalami, ternyata tidak ada satu dalilpun di dalam Alkitab (Bible) yang
menyatakan Yesus pernah bersabda, bahwa “Akulah! Allah-Tuhanmu, maka sembahlah
aku saja.” Saudara damai, pernyataan itu sama sekali tidak ada. Yang ada justru
Yesus bersabda, “Sembahlah Allah Tuhanmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti.”
Sabda Yesus
tersebut memberikan suatu pengertian kepada kita, bahwa Yesus itu bukan Tuhan
atau Allah yang harus disembah, karena dia hanyalah seorang Nabi atau Rasul.
Untuk lebih jelasnya marilah kita simak kisah didalam Alkitab yaitu pada Injil Matius [4]:8-10, yaitu ketika Yesus digoda oleh Iblis. Mari kita simak :
Untuk lebih jelasnya marilah kita simak kisah didalam Alkitab yaitu pada Injil Matius [4]:8-10, yaitu ketika Yesus digoda oleh Iblis. Mari kita simak :
“Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung
yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya, dan berkata kepadaNya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika
Engkau sujud menyembah aku. ” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah,
Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:8-10)
Ayat-ayat
tersebut adalah seputar kisah tentang percobaan di padang gurun ketika Yesus
akan digoda oleh Iblis. Sebelumnya,
Iblis menggoda Yesus dengan menyuruhnya membuat batu-batu jadi roti, namun
tidak berhasil, kemudian percobaan kedua Iblis menyuruh Yesus jatuhkan dirinya
dari atas bubungan Bait Allah, namun tidak berhasil. Terakhir Iblis membawa
Yesus kepuncak gunung yang tinggi dan menawarkan untuk diberikan kepada Yesus
semua kerajaan dunia ini dan kemegahannya, asalkan Yesus mau sujud menyembah
kepada Iblis. Pada godaaan Iblis yang ketiga inilah, Yesus menghardik Iblis tersebut
seraya berkata, “Enyahlah, Iblis! Sebab
ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti!”
Saudara
damai, dari ucapan Yesus tersebut dapat kita pahami:
- Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah saja (Laa Ilaaha Ilallaah~).
- Iblis sebagi makhluk laknat saja, Yesus perintahkan bahwa menyembah dan berbakti itu hanyalah kepada Allah saja, bukan lainnya, bukan juga pada dirinya.
- Iblis tahu bahwa Yesus itu bukan Tuhan, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu Yesus akan berkata seperti berikut: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah aku Tuhan, Allahmu, dan hanya kepadaku sajalah engkau berbakti!”
Yesus sendiri
yang memberikan kesaksian bahwa menyembah dan berbakti itu, hanyalah kepada
Allah, bukan kepada dirinya. Namun saudara damai, yang menjadi konflik adalah mengapa
justru Yesus itu yang dijadikan sesembahan oleh saudara-saudara kita, ummat
Kristiani? Dalam kitab suci Al-Qur’an, Nabi Isa AS (Yesus) juga mengajarkan
Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah, bukan kepada yang lainnya, bukan
juga kepada dirinya. Perhatikan kutipan kata-kata Nabi Isa AS (Yesus) dalam
Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan
kamu, maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus. “(QS. Ali Imaran [3] :
51)
Bahkan dalam
kitab Taurat Musa Ulangan 6:4, dikatakan bahwa Tuhan itu Esa:
“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah
kita, Tuhan itu Esa!”
Saudara
damai, berdasarkan Taurat, Injil dan Al-Qur’an, Tuhan yang disembah itu adalah
Tuhan yang Esa. Artinya, tidak ada trinitas di Dunia ini. Bahkan Yesus sendiri
menyururuh menyembah hanya kepada Allah yang dia sembah. Bila menemukan ayat
dalam Alkitab (Bible), dimana Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, “Akulah! Allah-Tuhanmu, maka sembahlah aku
saja!”.
Yesus tidak
pernah mengajarkan kepada ummatnya bahwa dia adalah Tuhan atau Allah itu
sendiri, yang harus disembah. Bahkan Yesus pun bersyahadat. Yesus lahir dari rahim Maryam, seorang manusia. Sampai
kapanpun kita tidak bisa menyamakan Yesus dengan Tuhan, dengan Allah. Bahkan
didalam Alkitab itu sendiri, Allah melarang siapa saja yang menyamakan Dia
dengan yang lainnya. Saudara damai, mari kita
perhatikan ayat Alkitab berikut:
“Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku,
hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?“(YeKami 46:
5)
Yesus Tidak Pernah Mengatakan: “Akulah yang Mewahyukan Alkitab, Aku Pula yang Menjaganya”
Saudara
damai, saudara kita yang beragama Kristen meyakini bahwa Alkitab itu 100%
firman Allah. Menurut mereka, para penulis Alkitab (Ahli Kitab) itu semuanya di
ilhami oleh Roh Kudus ketika mereka menulis kitab tersebut. Kalau memang
Alkitab itu benar-benar 100% firman Allah, tentu didalam Alkitab itu ada
pernyataan dari Allah bahwa Dia-lah yang mewahyukan Alkitab itu dan Dia pula
yang menjaganya. Oleh sebab itu sangatlah wajar jika ada yang mempertanyakan
mana dalilnya firman Allah didalam Alkitab yang mengatakan “Akulah yang mewahyukan Alkitab, dan Aku pula
yang menjaganya. ”
Jika
pertanyaan seperti itu diajukan kepada Al-Qur’an, maka Al-Qur’an bisa
memberikan kesaksian dan bisa berbicara bahwa dia benar-benar dari Allah. Alkitab
yang diantaranya terdiri dari Taurat, Zabur dan Injil, adalah nama-nama kitab
suci yang banyak disebutkan oleh Al-Qur’an. Bahkan ummat Islam wajib
mengimaninya karena kitab-kitab tersebut adalah kitab-kitab yang pernah Allah
turunkan kedunia ini. Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, dan Injil
kepada Nabi Isa. Karena di dalam Al-Qur’an tak sedikit menyebutkan kitab-kitab
tersebut, maka kami Muslim-yang-mencintai-perdamaian mempelajari. Apakah
kitab-kitab yang dimaksud Al-Qur’an itu ialah seperti apa yang ada di tangan ummat
Kristiani? Dalam mempelajarinya, kami justru menemukan begitu banyaknya
ayat-ayat yang jelas berasal dari penulis kitab (Ahli kitab) itu sendiri maupun
orang lain, seperti contoh dibawah ini:
- “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.” (Roma 1:1)
- “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan AIIah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati…” (Galatia 1:1)
- “Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa peristiwa yang telah...” (Lukas 1:1)
- “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis rentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus...” (Kisah Rasul 1:1 )
- “Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. “ (Yakobus 1:1)
- “Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil… ” (1 Petrus 1: 1)
- “Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran…” (2 Yohanes 1:1)
- “Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa...” (Yudas 1:1)
Contoh dari
ayat-ayat Alkitab di atas, jelas bahwa tulisan tersebut berasal dari si penulis
kitab (Ahli kitab) itu sendiri. Dan tidaklah keliru jika dikatakan bahwa
Alkitab itu 100% kitab Ilahi, dan 100% kitab Insani karena didalamnya bercampur
antara firman Allah dan tulisan manusia. Maka hal itu merupakan suatu bukti
yang tidak terbantahkan. Dalam meneliti, mempelajari dan mendalami kandungan
Alkitab, kami tidak menemukan adanya ayat yang menjamin bahwa Alkitab itu
benar-benar diturunkan oleh Allah dan Dia yang menjaganya. Saudara damai,
berbeda dengan Al-Qur’an, yang bisa bersaksi dan berbicara dari dirinya sendiri
bahwa dia benar-benar berasal dari Allah SWT. Bukan hanya satu ayat, tetapi ada
sekian banyak ayat Al-Qur’an yang memberikan kesaksian bahwa dia berasal dari
Allah. Perhatikan ayat-ayat sebagai berikut:
“Alif laamm-miim Raa. Ini adalah ayat-ayat
Al-Qur’an, dan yang diturunkan kepada engkau dari Tuhanmu adalah benar, tetapi
kebanyakan manusia tidak beriman.”(QS. Ar-Rad [13] : 1)
”Alif laam raa, (inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya engkau mengeluarkan manusia dari gelap kepada terang dengan izin Tuhan mereka ke jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim [14]:1).
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur`an
dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]:9)
“Yesus atau Tuhan Tidak Pernah Memerintah untuk beribadah pada hari Minggu”
Saudara
damai, ibadah merupakan ritual yang sacral di mana sebagian agama beranggapan,
ibadah (khususnya yang bersifat wajib) adalah momen di mana kita sebagai hamba
bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan, biasa di sebut sebagai komunikasi
transendental. Ibadah adalah kegiatan yang atau ritual yang dilakukan secara
kontinyu dan diamalkan oleh hampir seluruh ummat beragama dengan waktu yang
sudah ditentukan. Seperti Islam, melaksanakan shalat lima waktu dalam satu
hari. Dan bagi sebagian Muslim, mereka menambahkan waktu ibadah shalatnya
dengan beberapa shalat sunnah. Kami yakin, siapapun yang membaca ini pasti tahu
bahwa hari minggu merupakan hari di mana saudara kita, ummat Kristiani di seluruh
dunia melakukan peribadatannya. Hal ini perlu
diperhatikan, dikritisi dan digali kebenarannya. Karena, bukan-kah salah satu
tujuan agama adalah mencari dan mencapai kebenaran?
Melakukan
ritual ibadah wajib secara terus menerus tanpa dalil yang shahih atau perintah
dari Allah, merupakan ibadah yang sia-sia. Padahal, ibadah dan apa-apa yang
dilakukan itu akan diminta pertanggung jawabannya di hadapan Allah. Maka wajar
bagi kita untuk meninjau kembali, apakah (ibadah) yang kita lakukan selama ini
benar-benar punya dalil atau dasar yang kuat dari kitab suci kita? Ataukah itu
hanya berasal dari perintah manusia biasa atau pendapat para pemimpin agamanya?
Yang kemudian mewajibkan para pengikutnya untuk melakukannya. Jika hal seperti
itu yang terjadi, di mana manusia/pemimpin agama yang memerintahkan manusia
untuk melakukan ibadah menurut porsinya dan bukan menurut dalil atau aturan
Allah, kemudian di ikuti oleh para pengikutnya, maka itu berarti yang kita
ikuti adalah ajaran manusia, bukan ajaran Allah. Saudara damai, contohnya
adalah beribadah atau masuk gereja pada hari Minggu, ternyata tidak ada satu
dalilpun di dalam Alkitab yang menyuruh ummat Kristiani beribadah atau
menjadikan hari Minggu sebagai hari yang harus dipelihara, disucikan atau
dikuduskan. Saudara damai, Kami yakin tidak ada yang bisa memberikan dalil yang
tertulis dalam Alkitab, bahwa Allah telah memerintah untuk mengkuduskan,
mensucikan atau menjadikan hari minggu sebagai hari peribadatan. Adakah
dalilnya dalam Alkitab? Jawaban Kami adalah, tidak ada.
Namun
sebenarnya, jika Sebenarnya jika benar-benar mengikuti firman Allah dalam
Alkitab, maka hari peribadatan itu ialah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu. Hari
inilah (Sabat) yang ada dalilnya dalam Alkitab, bahkan perintah untuk
memelihara, menjaga dan mengkuduskannya, jelas sekali tertulis di dalam Alkitab
itu sendiri. Apalagi yang menulis perintah untuk mengkuduskan hari Sabat adalah
Allah itu sendiri, yang telah menoreh diatas kedua loh batu. Kedua loh batu
tersebut ditulis dengan jari tangan Allah sendiri, lalu Dia sendiri yang
menyerahkan kepada Nabi Musa AS untuk disampaikan dan diajarkan kepada kaumnya.
Mari kita simak ayat berikut:
“Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu. ” (Ke1 32:15-16)
Dan kita
simak pula ayat dari Alkitab berikut, ternyata ada ancaman hukuman mati bagi
mereka yang tidak memelihara dan yang melanggar kekudusan hari Sabat.
“Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Katakanlah
kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu
pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga
kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu
pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar
kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang
melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara
bangsanya.” (Ke1 31:12-14)
Saudara
damai, ada hal yang Kami anggap menarik. Rupanya Yesus seumur hidupnya tidak
pernah mengkuduskan hari Minggu. Seumur hidupnya Yesus selalu mengkuduskan hari
Sabat dan selalu mengajar pada hari Sabat. Yesus tidak pernah satu kalipun
menganjurkan untuk beribadah atau mengkuduskan hari Minggu. Saudara damai, mari
perhatikan hari apa yang Yesus kuduskan di dalam Alkitab :
- “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat (Sabtu) la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” (Lukas 4:16)
- “Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.” (Markus 1:21)
- “Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang ‘ besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?” (Markus 6:2)
- “Ia (Yesus) datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Al kitab.” (Lukas 4:16)
- “Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.” (Lukas 4:31)
- “Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.” (Lukas 6:6)
- “Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.” (Lukas 13:10)
Suadara
damai, masih banyak ayat-ayat Alkitab lainnya di mana Yesus memelihara dan
mengkuduskan hari Sabat, tapi dari tujuh ayat di atas pun, insyaAllah sudah
lebih dari cukup memberikan banyak bukti kepada kita bahwa sesungguhnya menurut
Alkitab, hari yang diperintahkan untuk di ibadati, dipelihara, dan dikuduskan
adalah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu. Yesus tetap memelihara dan mengkuduskan
Sabat, sebab dia yakin bahwa apa yang Allah tetapkan untuk berlaku kekal, tidak
mungkin dibatalkan olehnya. Yesus sangat yakin dengan janji Allah bagi yang
memelihara hari Sabat. Saudara damai, mari kita renungkan janji Allah bagi yang
memelihara dan mengkuduskan hari Sabat.
“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum
Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau
menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang
mulia; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu
dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan
bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak
bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau
dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhan-lah yang
mengatakannya. ” (Ye-Kami 58:13-14)
Bukankah
ayat-ayat tersebut memberikan bukti bahwa sesungguhnya tidak ada satu perintah
di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa ummat Kristiani harus masuk gereja hari
Minggu atau mengkuduskan hari Minggu. Bahkan seumur hidup Yesus hanya beribadah
pada hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu. Alasan mengapa hari Minggu dikuduskan,
karena menurut pendapat pemuka agamanya hari itu Yesus bangkit dari kuburnya. Apakah
ada perintah atau jaminan berkat bagi mereka yang mengkuduskan hari Minggu?
Saudara damai, mari kita kritisi :
1. Allah tidak berhenti bekerja pada hari Minggu.
2. Allah dan juga Yesus tidak pernah memberkati hari
Minggu.
3. Tidak ada hukum yang menyuruh memelihara hari Minggu
4. Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
5. Hari Minggu tidak pernah dikuduskan oleh Allah
maupun Yesus.
6. Tidak ada pelanggaran hukum jika bekerja pada hari
Minggu.
7. Tidak ada satu ayat-pun dalam Alkitab yang melarang
bekerja pada hari Minggu
8. Tidak ada berkat yang dijanjikan bagi mereka yang
memelihara hari Minggu.
9. Hari Minggu tidak pernah disebutkan dalam Alkitab
sebagai hari ibadah bagi ummat Kristiani.
10. Tidak pernah hari Minggu disebut sebagai hari
perhentian.
11. Yesus tidak pernah menyinggung tentang hari Minggu.
12. Kata “Hari Minggu” bahkan tidak pernah muncul dalam
Alkitab, kecuali disebut “pekan pertama minggu itu”, tapi bukan “Hari Minggu”
dan hanya sekali disebutkan yaitu pada Kis 20:7, itupun hanya pertemuan dimalam
hari, yaitu Sabtu malam.
13. Para nabi dan orang terdahulu tidak pernah
memelihara hari Minggu.
14. Tidak ada ayat dalam Alkitab tentang perobahan Sabat
jadi hari Minggu.
15. Tidak pernah Tuhan maupun Yesus berfirman bahwa ada
dua hari Sabat yang dikuduskan dalam seminggu, yaitu hari Sabtu dan Minggu.
16. Tidak ada satupun perintah di dalam Alkitab yang
menyuruh merayakan “hari kebangkitan” Yesus sebagai pengganti hari Sabat.
17. Tidak pernah Tuhan berfirman bahwa “hari
kebangkitan” Yesus harus dikuduskan seperti hari Sabat.
18. Seumur hidupnya, Yesus hanya beribadah pada hari
Sabat
19. Tidak ada seorang Nabi-pun di dalam Alkitab yang
pernah menvuruh mengkuduskan hari Minggu.
20. Seumur hidupnya, tidak sekalipun keluar dari mulut
atau bibir Yesus tentang hari Minggu dan lain-lain.
Saudara
damai, berdasarkan analisa Kami dari 20 alasan di atas diperkuat oleh
bukti-bukti yang menyatakan, bahwa tidak ada dalil yang menyinggung peribadatan
di hari Minggu. Kesimpulannya, hari Minggu hanyalah hari yang diperintahkan
oleh pengemuka agama Kristen hanya karena dianggap penting karena Yesus bangkit
pada hari Minggu. Padahal tidak ada satu-pun dalil dalam Alkitab yang memerintah
ummat Kristiani untuk mengkuduskan hari Minggu dan tidak ada janji Allah atau
berkat yang Allah janjikan bagi mereka yang memelihara dan yang mengkuduskan
hari Minggu. Justru yang ada ialah ancaman Allah bagi mereka yang tidak
memelihara dan yang tidak mengkuduskan hari Sabat (Sabtu). Terkadang ada
sebagian ummat Kristiani yang mengatakan, jika Sabat harus dikuduskan, kenapa ummat
Islam tidak turut mengkuduskan hari Sabat?
Jawabannya, tidak
ada perintah bagi Kami untuk beribadah pada hari Sabat. Karena, Allah telah
berfirman dalam QS. Al-Jumu’ah [62] ayat 9:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru
untuk shalat pada hari Jum’at, maka hendaklah kamu bersegera untuk mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikianlah yang lebih baik bagi kamu jika
kamu mengetahui.”
Hari Sabtu
atau Sabat ada dalil di Alkitab. Hari Jum’at ada dalil dalam Al-Qur’an. Lalu
dari mana asal hari Minggu, ada-kah dalilnya?
Tidak Ada Dalil Dalam Alkitab yang Mengatakan Yesus 100% Tuhan & 100% Manusia
Saudara damai
yang beriman, sangat perlu kita pertanyakan kepada saudara kita ummat
Kristiani, sebab hampir dalam setiap acara diskusi atau perdebatan, alasan yang
paling sering dipakai oleh mereka adalah bilamana dalam keadaan terdesak, yaitu
bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia. Padahal alasan seperti itu sama
sekali tidak punya dalil dalam Alkitab. Artinya tidak ada satu-pun dalil yang
tertulis dalam Alkitab yang menyatakan “Yesus adalah 100% Tuhan dan 100%
manusia”. Pada umumnya, para misionaris Kristiani dan Pendeta sering menjawab
dengan dalil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14 yang berkata: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”(Yohanes 1:1).
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam
di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.” (Yohanes 1:14)
Para
misionaris Kristiani dan para Pendeta, sering menjadikan ayat ini sebagai ayat
pamungkas untuk dijadikan referensi, bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100%
manusia. Saudara beriman, bukan-kah sulit untuk diterima akal sehat? Maka agar
lebih mudah dipahami, Kami mengambil bagian pertama dari pembukaan Alkitab
yaitu pada kitab Taurat Musa, ialah Kitab Kejadian 1 pasal 1 dan Kitab Kejadian
pasal 1 ayat 26, yang bunyinya sebagai berikut:
- “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1).
- “Berfirmanlah Allah “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).
Dari potongan
ayat Kejadian 1:26 ini, telah dikatakan “Baiklah!
Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita…” Yang dimaksud dengan
kata “Kita,” menurut penafsiran ummat Kristiani, itu adalah bentuk kata
Trinitas yang tersembunyi sebelum Yesus datang kedunia dalam kitab Perjanjian
Baru. Jadi kata “Kita” itu mengandung makna : Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan
Roh Kudus, atau dengan istilah lain dikenal Bapa, Firman dan Roh Kudus. Saudara
damai yang beriman, mari kita tinjau:
Maksud dari
kata:
1. BAPA = Tuhan = Allah (oknum pertama)
2. FIRMAN itu = Yesus = Anak Allah (oknum kedua) dan,
3. ROH KUDUS itu = Tuhan juga (oknum- ketiga).
Pada awal kitab
Kejadian pasal 1:1 yang berbunyi “Pada
mulanya Allah…” Awal Yohanes pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya adalah Firman…” dan pada awal kitab Kejadian pasal
1:26 berbunyi “Baiklah! Kita menjadikan
manusia menurut rupa dan gambar Kita…”
Dari ketiga
dalil tersebut (Yohanes 1:1 dan 14, dan Kejadian 1:1 dan 26) para misionaris
Kristen menafsirkan Yohanes 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya adalah Firman…” selaras dan senada dengan ayat Kejadian
1:1 yang berbunyi “Pada mulanya Allah…”
Dengan demikian, menurut mereka para misionaris “Firman” itu adalah Allah. Yang
dimaksud dengan kata “Firman” adalah Yesus itu sendiri. Sementara Firman itu
adalah Allah, kalau begitu, berarti Yesus = Allah. Kemudian pada Yohanes 1:14
dikatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia” Sedangkan manusia itu adalah
Yesus. Kalau Firman itu adalah Yesus dan Yesus itu adalah Allah, berarti Allah
itu telah ber-transformasi menjadi manusia yang disebut “Yesus”. Oleh sebab itu
makna dari Yohanes 1:1 yang berbunyi: “Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah…” yaitu Yesus yang mulanya ada bersama dengan Allah, adalah
Allah itu sendiri yang telah menjadi manusia. Memang sulit sekali bisa diterima
penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan
harus menjadi rasional.
Sementara,
menurut tafsir Kami sebagai ummat Muslim, kata “Firman’ berarti “perkataan”
atau “kalam” (Kalamullah) yang bermakna “perkataan Allah.” Misalnya, jika Allah
ingin menciptakan sesuatu, cukup Dia berkata (berfirman) “KUN!” (yang artinya :
jadilah!) maka jadilah. Contohnya adalah bagaimana penciptaan Nabi Isa AS
(Yesus) dan Nabi Adam AS di dalam Al-Qur’an. Allah menjelaskannya dalam ayat
Al-Qur’an sebagai berikut:
“Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di
sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” maka jadilah dia.” (QS.
Ali-Imran [3]:59).
Mengenai
Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 dan 14, dalam buku The Five Gospels yang diterbitkan oleh Harper San Fransisco, yang kemudian
dikomentari oleh Robert W. Funk dan Roy W. Hoover dalam seminar mereka, mereka
mengatakan bahwa ternyata ayat-ayat tersebut tidak masuk dalam kategori ucapan
Yesus. Injil yang diakui di Indonesia ada empat yaitu Injil Matius, Markus,
Lukas dan Yohanes. Sekitar tahun 1993 di Amerika Serikat, tepatnya di Kota
Sanoma-CaIifornia, disponsori oleh Westar Instituie, Injil itu diseminarkan
oleh sekitar 76 orang ahli dari berbagai kalangan, seperti guru besar dari
berbagai universitas terkenal didunia, para ahli ilmu theologi dari Khatolik
dan Protestan, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani, dll. Yang mana tidak ada
orang Islam di sana. Injil yang diseminarkan ada lima yaitu Injil Matius
Markus, Lukas, Yohanes dan Injil Thomas. Ke lima Injil yang bernama The Five Gospels tersebut diseminarkan
dalam rangka mengklasifikasikan sabda Yesus. Makanya dalam cover The Five Gospels tersebut tertulis “What Did Jesus Really Say? The Search For
The Authentic Words of Jesus.” (Apa yang benar-benar Yesus ucapkan? Mencari
ucapan asli dari Yesus).
Dalam kitab The Five Gospels tersebut, semua ucapan
atau sabda Yesus, dicetak berwarna. Ada empat warna yang telah disepakati,
yaitu merah (Red) yang diartikan
benar ucapan Yesus, merah muda (Pink)
yang diartikan nyaris benar ucapan Yesus, abu-abu (Gray) yang artinya diragukan ucapan Yesus, dan hitam pekat (Black) yang artinya bukan merupakan
ucapan Yesus. Terdapat tiga opsi (pilihan) yang disepakati untuk menentukan
derajat kebenaran sabda / ucapan Yesus, yaitu :
Option 1
(Opsi 1) =
- Red : I would include this item unequivocally in the database for determining who Jesus was.
(Saya akan memasukkan perkara ini dengan tegas ke
dalam database untuk menentukan siapa-kah Yesus itu.)
- Pink : I would include this item with reservations (or modifications) in the database.
(Saya akan memasukkan perkara ini dengan reservasi
(atau modifikasi) di dalam database.
- Gray : I would not include this item in the database, but I might make use of some of the content in determining who Jesus was.
(Saya tidak akan memasukkan perkara ini ke dalam
database, namun saya mungkin akan menggunakan beberapa konten untuk menentukan
siapa-kah Yesus itu.)
- Black : I would not include this item in the primary database.
(Saya tidak akan memasukkan perkara ini ke dalam
database yang utama.)
Option 2
(Opsi 2) =
- Red : Jesus undoubtedly said this or something very like it.
(Yesus pasti mengatakan ini atau sesuatu yang sangat
persis seperti itu.)
- Pink : Jesus probably said something like this.
(Yesus mungkin mengatakan sesuatu seperti ini.)
- Gray : Jesus did not say this, but they ideas contained in it are close to his own.
(Yesus tidak berkata seperti itu, tetapi ide-ide
mereka yang terkandung di dalamnya nyaris mendekati dengan yang ia (Yesus)
miliki.)
- Black : Jesus did not say this, it represents the perspective or content of a later or different tradition.
(Yesus tidak berkata seperti ini, hal itu mewakili
atas perspektif atau isi di masa kemudian atau tradisi yang berbeda.)
Option 3
(Opsi 3) =
- Red : That’s Jesus !
(Itulah Yesus!)
- Pink : Sure, sounds like Jesus.
(Benar, terdengar seperti Yesus.)
- Gray : Well, maybe.
(Ya, mungkin.)
- Black : There’s been some mistake.
(Ada beberapa kesalahan.)
Saudara damai
yang beriman. Dari hasil seminar, ternyata Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 &
14 tidak masuk kategori yang dinilai atau yang diseminar-kan, sebab ayat-ayat tersebut
dianggap bukan sabda atau ucapan Yesus. Ayat itu hanyalah ucapan Yohanes saja. Dan
ayat tersebut tidak masuk dalam kategori Red,
Pink, Gray & Black. Hasil
akhir dari penelitian dalam seminar yang dilakukan oleh 76 ahli dari berbagai
kalangan, menyatakan sebagai berikut :
“Eighty-two percent of the words ascribed to
Jesus in the gospels were not actually spoken by him, according to the Jesus’
Seminar.”
(Delapan
puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil,
tidaklah benar-benar diucapkan olehnya, menurut Seminar Yesus.)
Apa yang
dikatan oleh 76 (tujuh puluh enam) ahli dari berbagai kalangan dari seluruh
dunia dalam Seminar tentang Yesus, telah berhasil mengejutkan banyak kalangan
di Dunia, khususnya dikalangan saudara kita ummat Kristiani, sebab kalau 82% isi Injil bukan benar-benar diucapkan Yesus,
berarti hanya 18% saja isi Injil yang dianggap ucapan Yesus. Saudara damai,
nyatanya Yohanes 1:1 & 14 yang jadi acuan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100%
manusia, menurut 76 ahli tersebut, bukan ucapan Yesus, tapi hanya pendapat
penulis Injil itu saja, yaitu sosok Yohanes. Padahal para perseta Seminar Yesus
tersebut, tidak ada satupun orang Islam, dan tidak satupun berasal dari
lndonesia. Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan
tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus. Hasilnya
sungguh mengejutkan, dari empat kategori (Red,
Pink, Grey dan Black), tidak ada
satu ayat-pun dalam-seluruh-Injil-Yohanes-yang-dicetak-huruf-dengan-warna-Red. Huruf berwarna Pink hanya ada satu, huruf Grey
hanya ada empat ayat, selebihnya Black.
Saudara damai, perincian khusus Injil Yohanes yang dibahas di dalam Seminar
Yesus adalah sebagai berikut:
Red : (That is Jesus!), tidak satu ayat pun
yang dicetak merah. Itu artinya tidak
ada satu ayat-pun yang dianggap benar-benar ucapan Yesus.
Pink : (Sure
sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yohanes 4:43.
Gray : (Well,
maybe), hanya ada empat ayat saja, yaitu pada Yohanes 12:24, 25, 26 dan Yohanes:13
ayat 20.
Black : (Jesus did not say this. There’s been some
mistake!) selebihnya bukan ucapan Yesus!
Saudara damai
yang beriman, coba kita bayangkan! Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal, 878
ayat dan 19.099 kata. Kalau Red tidak
ada, Pink hanya 1 ayat, Gray 4 ayat, berarti sisanya Black (bukan ucapan Yesus) ada 873 ayat. Maka
kesimpulannya adalah jelas, tidak ada dalil dalam Alkitab yang mangatakan bahwa
Yesus 100% Tuhan dan 100% Manusia.
Tidak Ada Dalil yang Menyatakan : “Jika Percaya Kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dijamin Masuk
Syurga”
Saudara damai
yang beriman, saudara kita ummat Kristiani umumnya berani memastikan sesuatu
yang belum tentu atau belum pasti terjadi (dalam kata lain masih “mengawang”).
Ummat Kristiani menganggap bahwa jika percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat, di jamin “pasti masuk surga”. Padahal memastikan seseorang masuk
surga, itu bukan hak atau wewenang kita sebagai manusia, itu hanyalah hak Allah
SWT saja. Jika ada ummat Islam mengatakan kepada mereka kata “Insya Allah”,
sering dianggap bahwa makna Insya Allah adalah hal yang tidak pasti. Saudara
kita tersebut tidak memahami, bahwa mengucapkan Insya Allah adalah sesuatu yang
dianjurkan dalam kitab suci Al-Qur’an dan juga Alkitab. Tetapi sebagian besar ummat
Kristiani tidak paham bahwa didalam Alkitab sebenarnya dianjurkan mengucapkan
Insya Allah bila mengatakan sesuatu yang belum tentu terjadi. Bahkan dikatakan,
bila tidak mengucapkan Insya Allah sesuatu yang belum pasti terjadi, dia
tergolong sombong dan bahkan berdosa.
Saudara damai
yang beriman, simak ayat Alkitab berikut:
“Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari
ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal
setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang
akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang
sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika
Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan beruat ini dan itu.” Tetapi
sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang
demikian adalah saIah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik,
tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Yakobus 4:13-17)
“Ia minta diri dan berkata: “Aku akan kembali
kepada kamu, jika Allah menghendakinya.” Lalu bertolaklah ia dari
Efesus.” (Kisah Para Rasul 18:21)
“Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau
Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan
orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.” (1 Korintus 4:19).
Saudara damai
yang beriman, jika kita simak dengan baik kata-kata dalam semua ayat-ayat tersebut
yaitu “Jika Tuhan menghendakinya” dan
“Jika Allah menghendakinya” serta “Kalau Tuhan menghendakinya”, semua itu
maknanya sama yang dalam Al-Qur’an disebut “Insya
Allah” (dalam Bahasa Arab). Dalam Alkitab cetakan lama, kata-kata “Jika Tuhan Menghendakinya” semuanya
tertulis jelas dengan kata “Insya Allah.”
Saudara
damai, mari kita simak Alkitab lama cetakan tahun 1960 sebagai berikut:
“Hai kamu jang berkata: “Bahwa hari ini atau
besoknja biarlah kita pergi kenegeri anu serta menahun disitu, dan berniaga dan
mencari laba”; pada halnya kamu tiada mengetahui apa yang akan terjadi
besoknya. Bagaimanakah hidupmu itu? Karena kamu hanya suatu uap, yang kelihatan
seketika saja lamanya, lalu lenyap. Melainkan patutlah kamu berkata: “Insya
Allah, kita akan hidup membuat ini atau itu”. Tetapi dengan hal yang demikian
kamu memegahkan dirimu dengan kemewahanmu itu; maka semua kemegahan yang
demikian itu jahat. Sebab itu, jikalau orang yang tahu berbuat baik, pada halnya
tiada diperbuatnya, maka menjadi dosalah baginya. “Melainkan sambil meminta
diri ia berkata: “Insya Allah, aku akan kembali kepadamu.” (Kisah
Para Rasul 18:21)
“Tetapi Insya Allah aku akan datang
kepadamu dengan segeranya, dan aku akan mengetahui bukan perkataan mereka itu
jang……dst.” (1 Korintus 4:19).
Saudara
damai, dalam Al-Qur’an, mengucapkan kata Insya Allah merupakan suatu kewajiban
bila kita tidak mengetahui sesuatu yang bakal terjadi. Perhatikan ayat-ayat
Al-Qur’an sebagai berikut:
- “Maka tatkala mereka masuk menemui Yusuf, Yusuf membawa ibu bapaknya ke tempatnya dan berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman. ” (QS. Yusuf [12]:99).
- “Musa berkata, “Insya Allah engkau akan mendapati aku orang yang sabar dan aku tiada mengingkari perintahmu. ” (QS. Al-Kahfi [18]:69).
- “Maka tatkala anak mencapai umur dapat bekerja bersamanya, Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi bahwa aku akan menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia berkata, “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau; insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaaffa’at [37]:102).
Saudara
damai, nyatanya dari keterangan Alkitab tidak boleh mengatakan “PASTI” untuk
sesuatu yang belum tentu terjadi. Memastikan dijamin “Pasti masuk surga”, bila
percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, disepakati merupakan perbuatan
sombong dan dosa, Kami sebagai ummat Islam percaya kepada Yesus yang disebut
Nabi Isa AS. Karena dalam Islam, tidak sempurna iman seorang Muslim jika tidak
mengimani semua Nabi, termasuk Nabi Isa AS. Bahkan percaya kepada semua nabi
termasuk Nabi Isa as (Yesus), merupakan salah satu Rukun Iman yang harus di
imani oleh setiap Muslim dimanapun mereka berada. Hanya saja ummat Islam
mengimani beliau hanya sebagai Nabi atau Rasul, bukan-sebagai-Tuhan.
Di dalam
Islam, apabila Kami percaya kepada Yesus sebagai Tuhan, maka disitulah tidak
mungkin diselamatkan, karena telah menjadikan Tuhan-Tuhan lain selain Allah.
Dan itu disebut dosa syirik, yaitu salah satu dosa yang tidak diampuni oleh
Allah SWT. Dalam Alkitab, Yesus berfirman bahwa keselamatan itu tergantung
bagaimana kita mengamalkan perintah Allah. Mari saudara damai, kita simak ucapan
Yesus sebagai berikut:
“Bukan setiap orang yang berseru kepadaku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga. ” (Matius 7:21)
Saudara damai
yang beriman, ucapan Yesus tersebut
dapat kita simpulkan, bahwa tidak semua orang yang berseru “Yesus, Yesus!” yang
akan masuk kedalam surga, tetapi Yesus berkata bahwa mereka yang akan masuk
surge yaitu mereka yang melaksanakan ibadah sesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh Allah. Maka timbul pertanyaan: “Apakah ummat Kristiani sudah melakukan
ibadah sesuai perintah Yesus dan perintah Allah? Saudara damai, marilah kita
lihat beberapa contoh sebagai bukti:
1.
Allah Mengharamkan Babi
“Demikian juga babi hutan, karena memang
berkuku beiah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram
itu bagimu. Daging binaiang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya
jartganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.” (Imamat 11:7-8)
Dalam Alkitab
Allah telah mengharamkan babi (Seperti yang telah kita bahas sebelumnya dalam: Daging Babi Dilarang Al-Qur'an dan Alkitab namun,
mari kita lihat pada bukti yang ada. Kenyataannya, saudara kita ummat Kristiani
seolah tidak mengharamkan babi, malah babi jadi makanan kesukaan mereka.
Kebanyakan ummat Kristiani menganggap bahwa hanya Islam yang mengharamkan babi.
Padahal nyatanya? Tidak hanya Islam dan itu adalah perintah Allah SWT.
2. Yesus
di Sunat (Khitan).
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus
disunatkan, la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum
Ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21 )
Yesus justru
di sunat (khitan), tetapi para pendeta tidak mewajibkan ummat Kristiani untuk
melakukan sunat. Saudara kita, ummat kristiani menganggap yang bersunat itu
hanyalah ummat Islam. Padahal sunnat adalah perintah Allah.
3. Yesus
mati dikafani tidak pakai peti
“Yusuf-pun membeli kain lenan, kemudian ia
menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengafaninya dengan kain lenan itu. Lalu
ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian
digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.” (Markus 15:46)
Saudara
damai, Yesus wafat kemudian ia dikafani, dan tidak memakai peti. Namun nyatanya
saudara kita ummat Kristiani ketika mereka wafat, mereka dikenakan jas, sepatu,
dan atau dasi. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus, didandani seperti
pengantin, lalu dimasukkan kedalam peti, padahal Yesus mati hanya dikafani
dengan kain putih dan tidak pakai peti. Dalam kutipan ayat di atas dikatakan,
bahwa di atas kuburan Yesus juga ditaruh sebuah batu, sebagai tanda. Dalam
Islam, Kami disunahkan menaruh batu diatas kuburan. Insya Allah, dari beberapa
ayat yang kami paparkan sebagai contoh itu, cukup memberikan bukti bahwa
jaminan keselamatan itu bukan hanya asal percaya kepada Yesus dijamin “pasti
masuk surge”, tetapi bagaimana mengamalkan seluruh ajaran Allah SWT.
Saudara damai
yang beriman, setelah Kami cek seluruh isi Alkitab, ternyata tidak ada satu
ayat-pun yang menjamin jika percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
“dijamin pasti masuk surga.” Hanya ketaqwaan kita sebagai ummat beriman yang
menjadi Hamba Allah dan Mengikuti Rasulullah-lah yang insyaAllah dijamin
keselamatannya di Surga.
“Dan barang siapa taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir
sungai sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan itulah kejayaan yang
besar.” (QS. An-Nisaa [4]:13).
Saudara damai
yang beriman, mari kita gunakan akal kita. Bagaimana bisa kita dijamin masuk
surga, jika hanya sekedar mengandalkan kata “percaya”, tetapi tidak mengamalkan
serta tidak taat perintah Allah dan Rasul-Nya? Maka, mari kita perhatikan ayat
berikutnya :
“Dan barang siapa durhaka kepada Allah dan
Rasul-Nya dan melanggar batas-batasnya (hukum) Allah, niscaya Allah akan
memasukkannya ke dalam neraka, kekal di dalamnya dan baginya azab yang
menghinakan. ” (QS. An-Nisaa [4]:14).
Muncul Pertanyaan : Dimana foto asli wajah Yesus dan siapa pemotretnya?
Saudara damai
yang beriman, bagi mereka yang mengatakan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat dijamin “pasti masuk surga”, padahal jelas ia tidak melakukan
perintah Allah SWT, maka bukan jaminan surga yang didapat, tapi neraka. Sebagian
besar rumah tempat tinggal ummat Kristiani hampir dapat dipastikan terpampang
gambar atau lukisan Yesus dan ibunya Maria dengan wajah yang ganteng dan cantik
rupawan dengan pakaian yang berwarna warni. Tentu menjadi pertanyaan: Apakah
wajah Yesus dan ibunya Maria adalah wajah mereka yang asli atau itu hanya hasil
rekayasa saja? Jika wajah mereka itu asli, siapa yang memotretnya?
Tustel atau camera merek apa yang dipakai saat itu? Apakah 2000-an tahun yang
lalu sudah ada camera atau tustel berwarna ? Jawabannya pasti semuanya mustahil
Tetapi banyak
saudara kita ummat Kristiani yang terlihat begitu khusyuk bila sembahyang atau
meminta pertolongan dihadapan gambar atau lukisan Yesus dan Maria. Ada sebagian
ummat Kristiani yang dulunya mengaku pernah menganut agama Islam, kemudian
masuk Kristen dengan alasan dia dijamah oleh Yesus. Ada juga yang mengatakan
dia melihat wajah Yesus. Padahal semua
kesaksian seperti itu jelas bohong. Kenapa? Sebab darimana dia tahu bahwa itu
benar-benar wajah Yesus? Wajah bapak kakeknya saja hampir tidak ada orang yang
pernah tahu, apalah wajah orang yang telah mati lebih dari 2000 tahun yang
lalu. Kalau ada orang bisa memperlihatkan wajah Yesus yang sesungguhnya.
Wajah-wajah Yesus dalam semua gambar tersebut, pasti hanya hasil rekayasa atau
hasil imaginasi seseorang. Jika disuruh orang suku Asmad di Irian melukis wajah
Yesus menurut imaginasi mereka, mungkin saja wajah Yesus dibuat hitam, pendek,
kribo, tanpa busana dan pakai koteka. Jika ada yang mengaku pernah dijamah dan
ketemu Yesus, lihatkan gambar-gambar tadi, tanyakan padanya dan tunjukkan,
wajah yang mana yang dilihatnya? Sungguh satu Kebohongan besar jika wajah Yesus
adalah salah satu dari wajah-wajah tersebut.
Tidak Ada Dalil yang Menyatakan Yesus Lahir Pada Tanggal 25 Desember dan
Perintah Merayakannya
Sejarah Natal
Christmas
diartikan sebagai hari kelahiran Yesus, yang dirayakan oleh hampir semua ummat Kristen
didunia, berasal dari ajaran Gereja Katolik Roma. Padahal ajaran tersebut tidak
terdapat dalam Alkitab dan Yesus-pun tidak pernah memerintahkan kepada
murid-muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk kedalam ajaran
Gereja Katolik Roma pada abad ke empat ini, berasal dari upacara adat
masyarakat penyembah berhala. Perayaan Natal yang diselenggarakan diseluruh
dunia ini samasekali tidak mempunyai dasar dari Alkitab. Menurut penjelasan di
dalam Catholic Encyclopedia edisi
1911, yang berjudul “Christmas”, ditemukan kata-kata yang berbunyi sebagai
berikut :
“Christmas was not among the earliest
festivals of church, the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan
custom centering around the January calends gravitated to christmas.”
“Natal
bukanlah upacara gereja yang pertama, melainkan ia diyakini berasal dari Mesir.
Perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala & jatuh pada
bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”
Masih dalam Ensiklopedi
itu juga dengan judul “Natal Day”
bapak Khatolik pertama mengakui bahwa :
“Didalam Kitab
Suci, tidak seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan
untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanya orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun
dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
Natal Menurut Encyclopedia Americana Tahun 1944
“Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan,
Natal tidak pernah dirayakan oleh ummat Kristen. Pada umumnya, ummat Kristen
hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah
merayakan hari kelahiran orang tersebut.” (“Perjamuan ci” yang termaktub
dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus.)
“Perayaan Natal yang dianggap sebagai
hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke empat Masehi. Pada abad
kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada ummat Kristen untuk merayakan hari
kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari
“Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun yang mengetahui hari
kelahiran Yesus.”
Asal-usul Natal
Saudara damai
yang beriman, perayaan natal sebenarnya berasal dari kepercayaan-penyembah-berhala-yang-dianut-oleh-masyarakat-Babilonia-kuno
dibawah raja Nimrod (cucunya Ham, anak Nabi Nuh AS.). Nimrod inilah orang
pertama yang mendirikan menara Babel, membangun kota Babilonia, Niniweah dll. Serta
kerajaan di dunia dengan sistem kehidupan, ekonomi dan dasar-dasar
pemerintahan. Nimrod ini adalah seorang pembangkang Tuhan. Jumlah kejahatannya
amat banyak, diantaranya dia mengawini ibu kandungnya sendiri Semiramis. Setelah Nimrod meninggal, ibunya yang merangkap
istrinya menyebarkan ajaran Nimrod bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya
walaupun jasadnya telah mati. Adanya pohon Evergreen
yang tumbuh diatas sebatang pohon kavu yang telah mati, ditafsirkan oleh
Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod. Untuk mengenang hari
kelahiran Nimrod setiap tanggal 25 Desember, Semiramis menggantungkan bingkisan
pada ranting-ranting pohon itu sebagai peringatan hari kelahiran Nimrod. Inilah
asal usul Pohon Natal. Melalui pemujaan kepada Nimrod, akhirnya Nimrod dianggap
sebagai “Anak Suci dari Surga’. Dari perjalanan sejarah dan pergantian generasi
ke generasi dari masa-kemasa dan dari satu bangsa ke bangsa lainnya, akhirnya
penyembahan terhadap berhala Babilonia ini berubah menjadi Mesias Palsu, yaitu
berupa Dewa Baal, anak Dewa Matahari.
Kepercayaan
orang-orang Babilonia yang menyembah kepada “Ibu dan anak” (Semiramis dan
Nimrod yang lahir kembali), menyebar luas dari Babilonia ke berbagai bangsa di
dunia dengan cara dan bentuk berbeda-beda, sesuai dengan bahasa di
negara-negara tersebut. Di Mesir dewa-dewi tersebut bernama Isis dan Osiris. Di
Asia bernama Cybele dan Deoius. Di Roma bernama Fortuna dan Yupiter, juga di
negara-negara lain seperti di China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan
terhadap dewi Madona, jauh sebelum Yesus dilahirkan. Pada abad ke-4 dan ke-5
Masehi, ketika dunia pagan Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen”,
mereka telah mempunyai kepercayaan dan kebiasaan pemujaan terhadap dewi Madonna
jauh sebelum Kristen lahir.
Natal adalah
acara ritual yang berasal dari Babilonia kuno yang saat itu puluhan abad yang
lalu, belum mengenal agama yang benar, dan akhirnya terwariskan sampai sekarang
ini. Di Mesir, jauh sebelum Yesus dilahirkan, setiap tahun mereka merayakan
kelahiran anak Dewi Isis (Dewi langit) yang mereka percaya lahir pada tanggal
25 Desember. Para murid Yesus dan orang-orang Kristen yang hidup pada abad
pertama, tidak pernah sekalipun mereka merayakan Natal sebagai hari kelahiran
Yesus pada tanggal 25 Desember. Dalam Alkitab/Bible, tidak ditemukan walau satu
ayat-pun yang menyatakan bahwa Tuhan/ Allah maupun Yesus yang memerintahkan
untuk merayakan Natal, sebab perayaan setiap tanggal 25 Desember, adalah
perayaan agama Paganis (penyembah berhala) yang kemudian dilestarikan oleh ummat
Kristiani. Saudara damai, pada kenyataannya, upacara/perayaan Natal adalah
berasal dari ajaran Semiramis istri Nimrod, yang kemudian di lestarikan oleh
para penyembah berhala secara turun temurun hingga sekarang ini dengan wajah
baru yang disebut Kristen.
Sinterklas
Saudara
damai, Natal sering kali identik dengan tokoh yang terkenal di mata anak-anak
yaitu Sinterklas. Sinterklas atau Santa Clause sebenarnya bukan ajaran yang
berasal dari penganut paganisme (penyembah berhala) maupun Alkitab. Sinterklas
adalah ciptaan seorang Pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad
ke-4 Masehi. Menurut Encyclopedia
Britannica halaman 648-649 edisi kesebelas, disebutkan :
“St Nicholas, bishop of Myra, a saint honored
by the Greek and Latins on the 6th of December… A Legend of his surreptitious
bestowal bf dowries on the three daughters of an impoverished citizen is said
to have originated the old custom of giving present in secret on the Eve of St.
Nicholas (December, 6th), subsequently transferred to Christmas day. Hence the
association of Christmas with Santa Clause.”
Artinya:
“St.
Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh
orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember. Legenda ini berawal
dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada
tiga orang anak wanita miskin. untuk melestarikan kebiasaan lama dengan
memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal.
Akhirnya terkaitlah antara hari Natal dan Santa Clause.”
Sinterklas
Mengajarkan Kebohongan
Saudara damai
yang beriman, seperti yang kita ketahui menjelang Natal, banyak orang tua yang
membohongi anaknya dengan cerita tentang Sinterklas yang memberikan hadiah
Natal ketika mereka tidur. Begitu
anak-anak mereka bangun pagi, didalam sepatu atau kaos kaki mereka yang
digantungkan didepan pintu rumah, telah berisi berbagai permen dan hadiah
lainnya. Oleh sebab itu Sinterklas merupakan pembohongan yang dilakukan oleh
setan yang menyamar sebagai manusia. Sejenak, mari kita simak ayat Alkitab
berikut:
“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis
pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika
pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka
akan setimpal dengan perbuatan mereka.” (2 Korintus 11:14-15)
Pohon Terang
Pohon Terang
atau Pohon Natal, sama sekali tidak pernah dianjurkan oleh Tuhan maupun Yesus (dalam
ajaran Kristiani) untuk mengadakan atau merayakannya. Itu semua diadopsi dari ajaran
agama pagan (kafir kuno). Pohon itu sendiri disebut dengan istilah “Mistleto”
yang biasanya dipakai pada perayaan musim panas, sebagai persembahan suci
kepada matahari.
Mari kita
simak perkataan Frederick J. Haskins dalam bukunya Answers to Questions disebutkan:
“The use of Christmas wreaths is believed by
outhorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and
places of worship at the feast which took place at the same times as Christmas.
The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long
anterior to the Christian Era.”
Artinya:
“Hiasan yang
dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adat agama penyembah berhala
(paganisme) yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang waktunya
bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari
kebiasaan Mesir Kuno yang masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristen.”
Saudara
damai, sungguh mengherankan sekali dan sekaligus memprihatinkan, ternyata
sebagian besar ummat Kristiani tidak mengerti dan tidak menyadari tentang
sejarah perayaan Natal dan Pohon Terang. Mereka begitu antusias menambut
kedatangan hari Natal, bahkan jauh jauh hari sebelumnya mereka sudah
mempersiapkan dengan biaya yang begitu besar dalam menyambut “hari kelahiran”
Tuhan mereka. Padahal merayakan Natal dengan Pohon Terang samasekali tidak
punya dasar atau dalil didalam kitab suci mereka sendiri. Para Pendeta dan
Pastur diseluruh dunia bahkan Uskup dan Paus, jika ditanya tentang Natal dan
Pohon Terang, pasti akan mengakui bahwa memang tidak ada dalil dan ajaran dalam
Alkitab bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan tidak ada satu ayat-pun
tertulis didalam Alkitab (Bible) yang memerintahkan untuk merayakannya.
Kata Bibel / Alkitab Tentang
Pohon Natal
“Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan
dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap
tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang
disegani bangsa-bangsa adaIah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang
ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang
kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan
paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun
mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat
melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat
jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat. ” Tidak ada yang sama seperti Engkau,
ya Tuhan! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan. ” (Yeremia
10:2-6)
Saudara
damai, seperti yang tertera dalam ayat-ayat Alkitab di atas, jelas sekali
mengatakan bahwa Pohon Terang (pohon Natal) adalah upacara penyembahan berhala
yang tidak bisa berbicara, tidak bisa berbuat jahat dan tidak bisa juga berbuat
baik. Tetapi kmasih saja disembah oleh sebagian besar saudara ummat Kristiani.
Jawaban yang bisa kami simpulkan adalah dikarenakan mereka tidak mengerti
kandungan kitab sucinya, dan hanya ikut-ikutan apa kata pemimpin agama mereka.
Apakah Natal
Memuliakan Yesus?
- “Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada illah mereka? Aku pun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi illah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi illah mereka. (32) Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu Iakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya. ” (Ulangan 12:30-32)
- “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”(Matius 19:8-9)
- “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perin!ah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. ” (Markus 7: 7-8).
Merayakan Natal =
Melestarikan Kebohongan dan Pemborosan
Menjelang Natal
akan bermunculan berbagai iklan di toko-toko, koran, majalah dsb. Jutaan dolar
dan miliaran rupiah dihamburkan untuk promosi berbagai barang dagangan untuk
keperluan Natalan. Semuanya dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seperti
“Malaikat Pembawa Terang”, padahal tanpa mereka sadari ajaran Yesus mereka
telantarkan, karena yang mereka rayakan adalah tradisi ajaran agama kafir kuno,
bukan perintah Allah SWT.
Saudara
damai, terutama saudara ummat Kristiani. Mari kita simak:
- “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23)
- “Percuma mereka beribadah kepada-Ku. sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” (Markus 7: 7-8)
- “Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” (Matius 26:8-9)
Dari
penjelasan sejarah Natal ini, jelaslah bahwa Natal itu bukan ajaran Yesus.
Yesus seumur hidupnya tidak pernah sekalipun menyuruh merayakan Natal bagi dirinya. Merayakan dirinya sebagai seorang Nabi atau Rasul saja beliau tidak pernah ajarkan, apalagi menyuruh merayakan kelahirannya sebagai Tuhan? Tidak ada satu dalilpun dalam Alkitab menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal bukan ajaran gereja. Oleh sebab itu jika ada ummat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab Yesus lahir pada tanggal 25 Desember.
Yesus seumur hidupnya tidak pernah sekalipun menyuruh merayakan Natal bagi dirinya. Merayakan dirinya sebagai seorang Nabi atau Rasul saja beliau tidak pernah ajarkan, apalagi menyuruh merayakan kelahirannya sebagai Tuhan? Tidak ada satu dalilpun dalam Alkitab menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal bukan ajaran gereja. Oleh sebab itu jika ada ummat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab Yesus lahir pada tanggal 25 Desember.
Dalam
pandangan Islam, haram hukumnya bagi kami untuk ikut merayakan Natal. Jangankan
ummat Islam, bagi ummat Kristiani saja pada dasarnya sama sekali tidak punya
satu dalilpun merayakan Natal. Ummat Islam yang merayakan Maulid Nabi Muhammad
SAW itupun tidak ada ayat dalam Al-Qur’an, Hadits dan Sunnahnya, apalagi
merayakan Natal? Merayakan Natal sama saja merayakan “kelahiran Tuhan,” padahal
dalam pandangan Islam, Tuhan tidak lahir dan tidak pula dilahirkan, tidak
beranak dan tidak di peranakkan (QS. Al-Ikhlas),
Saudara
damai, jika Ummat Kristiani merayakan Natal hanya sebatas Yesus sebagai seorang
Nabi atau Rasul atau seorang Utusan Tuhan, itu masih bisa dipahami. Tetapi ummat
Kristiani merayakan hari Natal, bukan sebagai hari kelahiran Yesus sebagai
seorang Nabi, Rasul atau Utusan Tuhan, tetapi sebagai hari kelahiran Yesus
sebagai “Anak Tuhan” atau “Anak Allah”. Haram hukumnya menurut pandangan Islam
karena berdasarkan Al-Qur’an, Yesus bukan Allah dan Allah tidak punya anak.
“(Dia) pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia
mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala
sesuatu, dan Dia mengetahui seala sesuatu. ” (QS. Al-Maa-idah [6]:101).
Saudara kami
yang berdamai, bahkan dalam ayat lain Allah wahyukan kepada Rasul-Nya Muhammad
SAW, bahwa jika Dia mempunyai anak, maka orang yang mula-mula akan menyembah
anak itu adalah Rasul-Nya yaitu Muhammad SAW.
“Katakanlah, “Jika Yang Maha Pengasih itu
mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula menyembahnya,” (QS.
Az-Zuhkruf [43]:89).
Bahkan dalam
ayat lain Allah peringatkan kepada mereka (Yahudi dan Nashrani) bahwa tidak
benar Allah mempunyai anak! Tidak benar!
“Mereka (orang-orang kafir) berkata: “Allah
mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi
adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya” (QS. Al-Baqarah [2]:116).
“Katakanlah, “Dia-lah Allah yang maha Esa.
Allah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak (pula.) diperanakkan, dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya”. (QS. Al lkhlas [112]:1-4).
Jadi, siapakah Isa atau Yesus? Isa
adalah salah satu Nabi atau utusan Allah yang wajib di imani oleh Ummat
manusiam, terutama kami. Ummat Muslim. Lalu salah-kah bila mengimani Isa
(Yesus)? Tidak. Yang salah adalah bila, kecintaan ummat Muslim tidak tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Saudara beriman, seharusnya seluruh ummat manusia yang
beriman, mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Mengapa? Karena ketika seornang Nabi
baru lahir dan diutus, maka masa kenabian seorang Nabi sebelumnya telah habis.
Bahkan, apabila Nabi Muhammad SAW, diangkat menjadi Nabi, menjadi Rasul dan
saat itu pula Isa (Yesus) masih ada dan hidup. Maka, Isa (Yesus) harus
mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Seperti yang telah dibahas sebelumnya dalam Muhammad in the Bible
Maka, saudara kami yang beriman dan
berdamai. Kembali kita ulas ayat Al-Qur’an berikut :
- “Barangsiapa yang taat kepada Rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.” (QS. An-Nisaa : 80).
- “Taat kalian kepada Rasul semoga kalian dirahmati.” (QS. An-Nuur : 56)
- “Katakanlah : “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling. Maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran : 32)
Dan
(kembali) kita simak kisah yang diriwayatkan Ad-Darimi :
“Umar Ibnul Khaththab datang kepada
Rasulullah dengan membawa salinan dari Kitab Taurat. Ia berkata: “Yaa Rasulullah, ini salinan dari Kitab
Taurat.” Rasulullah diam lalu mulailah ‘Umar membacanya dalam keadaan wajah
beliau berubah. Melihat itu, Abu Bakar berkata kepada Umar: “Betapa Ibumu kehilang-an kamu, tidakkah engkau
melihat perubah-an pada wajah Rasulullah?” Umar melihat wajah Rasulullah
(dan ia menangkap perubahan tersebut), maka ia berkata: “Aku berlindung kepada Allah dari kemurkaan Allah dan Rasul-Nya. Kami
ridha Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad sebagai
Nabi kami.” Rasulullah berkata: “Demi
Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, seandainya
Musa muncul kepada kalian kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkan aku,
sungguh kalian telah sesat dari jalan yang lurus. Seandainya Musa masih hidup
dan ia menemui masa kenabianku, niscaya ia akan mengikutiku.”
Semoga menjadi ilham. Sekian dan salam
damai dari kami-Muslim-yang-mencintai-perdamaian.
Asyhaduallaa-Ilaaha-Ilallah,
Waasyhaduanna-Muhammadar-Rasulullah~
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.”
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh~
0 komentar:
Posting Komentar